sosial BUMN. Dalam pertanggungjawabannya, BUMN melakukan pembukuan terpisah atas implementasi PKBL ini yang disampaikan secara
berkala, triwulanan dan tahunan setelah diaudit oleh auditor independen. Kewajiban melaksanakan CSR juga diberlakukan bagi perusahaan yang
melakukan penanaman modal di Indonesia yang diatur dalam UU No.25 tahun 2007.
Usaha yang berhak memperoleh dana PKBL adalah usaha kecil dan mikro milik Warga Negara Indonesia WNI dengan kekayaan bersih
maksimal Rp 200 juta tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha atau memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp 1 milyar. Bentuk
usaha yang dianjurkan adalah perseroan independen, bukan badan hukum ataupun koperasi dan sudah dijalankan minimal 1 satu tahun dengan potensi
untuk dikembangkan. Program ini dibagi kedalam dua bentuk yaitu, Program Kemitraan
Usaha Kecil dan Program Bina Lingkungan. Program Kemitraan Usaha Kecil bertujuan meningkatkan kemampuan usaha kecil agar menjadi tangguh dan
mandiri melalui dukungan terhadap modal serta pelatihan SDM yang profesional dan terampil agar dapat mendukung pemasaran dan kelanjutan
usaha di masa depan. Sedangkan Program Bina Lingkungan digunakan untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat Indonesia melalui pengembangan
sarana dan prasarana umum.
2.5. Evaluasi Efektivitas Program
Weiss 1972 menyatakan bahwa evaluasi merupakan kata yang elastis yang mewakili penilaian terhadap banyak hal. Program sosial
dirancang untuk mengembangkan banyak orang. Program bisa memberikan perubahan pada pengetahuan, sikap, nilai, dan perilaku individu. Dengan
kriteria tertentu, penelitian mengenai evaluasi program akan menggambarkan kesimpulan mengenai keefektifan, manfaat, dan kesuksesan program yang
diteliti. Untuk mengukur efektivitas suatu program, pengukuran dilakukan berdasarkan kesesuaian efek program dengan tujuan dari program tersebut.
Weiss 1972 telah mengidentifikasikan beberapa jenis manfaat evaluasi keberhasilan program dalam pembuatan keputusan, diantaranya :
1. Untuk melanjutkan atau menghentikan program continue or discontinue 2. Untuk pengembangan prosedur dan pelaksanaan to improve
3. Untuk menambah atau mengurangi strategi dan teknik program spesifik add or drop
4. Untuk memulai program serupa di lain tempat to institute 5. Untuk mengalokasikan sumberdaya di antara program tandingan to
allocate 6. Untuk menerima atau menolak pendekatan program atau teori accept or
reject Dalam evaluasi efektivitas program, yang harus dilakukan adalah
sebagai berikut : 1. Temukan tujuan program
2. Ubah tujuan program ke dalam bentuk indikator yang dapat diukur pada ketercapaian tujuan
3. Kumpulkan data mengenai indikator pada partisipan atau peserta program 4. Bandingkan data dari peserta program dengan kriteria tujuan.
Variabel input penelitian terdiri dari tujuan, prinsip, metode, staf, peserta, lamanya berpartisipasi, lokasi, dan manajemen. Karakteristik
partisipan juga dapat diklasifikasikan sebagai variabel input. Karakteristik peserta itu diantaranya seperti, usia, jenis kelamin, status ekonomi, sikap,
motivasi menjadi partisipan, harapan terhadap program, dan lain-lain. Variabel operasional yang merupakan program itu sendiri
2.6. Penelitian Terdahulu