Analisis Efektivitas Program Kemitraan PT Bank X dengan Usaha Kecil di Bogor
Oleh
INTAN FITRIYANTI
H24070023
DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2011
(2)
INTAN FITRIYANTI. H24070023. Analisis Efektivitas Program Kemitraan PT Bank X dengan Usaha Kecil di Bogor. Di bawah bimbingan MIMIN AMINAH.
Sejak pemerintah menyetujui Undang Undang (UU) No. 40 tentang Perseroan Terbatas (PT) dalam rapat paripurna DPR RI pada 20 Juli 2007 yang memuat tentang ketentuan yang mewajibkan perusahaan untuk menyisihkan sebagian labanya untuk program CSR (Corporate Social Responsibility), menurut Dr.Ir. Arif Budimanta, MSi ternyata masih sedikit perusahaan yang menjalankan program CSR nya dengan sepenuh hati. PT Bank X adalah salah satu perusahaan yang telah menjalankan kegiatan CSR melalui Program Kemitraan dan Bina Lingkungan sejak tahun 1999 (dulu disebut PUKK). PT Bank X merupakan salah satu perusahaan yang termasuk dalam lima besar perusahaan penyumbang dana Program Kemitraan dan Bina Lingkungan dari seluruh BUMN. Untuk itu perlu dilakukan evaluasi program dan salah satunya dengan menganalisis efektivitas Program Kemitraan.
Penelitian ini bertujuan untuk (1) Mengetahui karakteristik umum Mitra Binaan dalam Program Kemitraan PT Bank X, di Bogor, (2) Menganalisis efektivitas program kemitraan PT Bank X Bogor, (3) Menganalisis hubungan antara karakteristik mitra binaan dengan efektivitas program, dan (4) Menganalisis hubungan antara efektivitas program kemitraan dengan loyalitas mitra binaan. Data primer diperoleh dari 40 Mitra Binaan PT Bank X dengan wawancara langsung dan kuesioner. Metode yang digunakan adalah analisis Deskriptif dengan skala Likert, Importance Performance Analysis (IPA), Uji Tabulasi silang (Crosstabs), dan uji korelasi Rank Spearman dengan bantuan
software SPSS versi 17 dan Ms. Excel 2007.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik pengusaha kecil yang menjadi mitra binaan PT Bank X Bogor memiliki proporsi yang sama antara perempuan dan laki-laki, rentang usia >40 tahun, pendidikan terakhir SMU/SMK, Jenis usaha yang dijalankan adalah usaha Makanan, dan Lama bermitra antara 1-3 tahun. Untuk efektivitas Program Kemitraan PT Bank X Bogor, dari segi realisasi program yang paling efektif diperoleh mitra binaan adalah program pelatihan. Dari segi ketercapaian tujuan, secara keseluruhan program kemitraan dapat dikatakan efektif dengan program yang paling tinggi efektivitasnya adalah program Kredit Murah (Sangat Efektif). Berdasarkan hasil uji Tabulasi silang (Crosstabs) terdapat hubungan yang signifikan antara lama bermitra dengan efektivitas kredit murah. Berdasarkan hasil uji korelasi Rank Spearman terdapat hubungan linier yang positif antara efektivitas program kemitraan dengan Loyalitas mitra binaan dengan koefisien korelasi 0,421 (tingkat korelasi Sedang) dan nilai-p = 0,006 (signifikan), sehingga semakin efektif program kemitraan PT Bank X Bogor maka mitra binaan semakin loyal.
(3)
SKRIPSI
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
SARJANA EKONOMI
pada Departemen Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Manajemen
Institut Pertanian Bogor
Oleh
INTAN FITRIYANTI
H24070023
DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2011
(4)
Nama : Intan Fitriyanti
NIM : H24070023
Menyetujui, Dosen Pembimbing
Ir. Hj. Mimin Aminah, MM NIP. 196609071991032002
Mengetahui, Ketua Departemen
Dr.Ir. Jono M. Munandar, M.Sc. NIP. 196101231986011002
(5)
iii
Penulis bernama lengkap Intan Fitriyanti di lahirkan di Bogor pada tanggal 7 Mei 1989 dari pasangan Bapak Nasikin dan Ibu Siti Sopia. Penulis merupakan anak pertama dari empat bersaudara. Penulis menempuh pendidikan TK di TK Tunas Wijaya Bogor, kemudian pendidikan SD di SDN Sasanawiyata 1 Bogor, lalu melanjutkan ke SLTP Negeri 5 Bogor dan kemudian lulus dari SMUN 2 Bogor pada tahun 2007. Pada tahun 2007 penulis diterima di Institut Pertanian Bogor melalui jalur USMI pada Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Program Studi S1 Departemen Manajemen. Pada tahun 2011 penulis melakukan penelitian untuk tugas akhir pendidikan yang berjudul : Analisis Efektivitas Program Kemitraan PT Bank X dengan Usaha Kecil di Bogor
Selama melalui masa studi di IPB, penulis aktif mengikuti berbagai kegiatan di dalam kampus. Di antaranya dengan menjadi pengurus Sharia Economics Student Club IPB (SES-C IPB) pada tahun 2008. Selain itu, penulis juga turut bergabung dalam kepanitiaan seperti Pujangga 2008 khususnya pada divisi design, decoration and documentation (3D), staf medis kepanitiaan MPF dan MPD ’45 dan kepanitiaan lainnya. Setahun berikutnya yaitu 2009, penulis kembali dipercayakan menjadi pengurus SES-C IPB sebagai bendahara divisi. Penulis juga mengikuti kegiatan Program Kreativitas Mahasiswa Pengabdian Masyarakat (PKM-M) periode 2011 dan lolos tahap awal serta didanai oleh DIKTI dalam program tersebut.
(6)
iv
Puji syukur kehadirat Allah SWT penulis panjatkan karena berkat rahmat, dan karunia-Nya skripsi yang berjudul “Analisis Efektivitas Program Kemitraan PT Bank X dengan Usaha Kecil di Bogor” dapat diselesaikan dengan baik dan tepat waktu. Skripsi ini diajukan untuk melengkapi syarat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Skripsi ini membahas tentang efektivitas program kemitraan berdasarkan realisasi, ketercapaian tujuan dan kesesuaian program kemitraan dengan harapan mitra binaan perusahaan.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan pada skripsi ini. Oleh karena itu, saran dan kritik yang bersifat membangun penulis harapkan dari berbagai pihak agar menjadi suatu pembelajaran bersama kedepannya. Penulis juga memohon maaf atas kekurangan yang terdapat pada skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua. Amin.
Bogor, September 2011
(7)
v
Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas segala berkat rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam tak lupa penulis panjatkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW beserta para sahabat, keluarga dan umat nya hingga akhir jaman. Penulis menyadari bahwa skripsi ini dapat selesai karena bantuan, motivasi, doa, dan kerja sama dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada :
1. Ir. Hj. Mimin Aminah, MM. selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan waktu dalam memberikan arahan, masukan, motivasi dan pembelajaran dalam penyelesaian tugas akhir ini.
2. Hardiana Widyastuti, S.Hut, MM dan Lindawati Kartika, S.E, M.Si selaku dosen penguji skripsi yang telah bersedia meluangkan waktu dan memberikan masukan dalam skripsi ini.
3. Bapak Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc selaku dosen Pembimbing Akademik. 4. Bapak Deddy C. Sutarman, S.TP, MM dan Bapak R. Dikky Indrawan, SP, MM, yang telah bersedia meluangkan waktu untuk memberikan arahan dan nasihat dalam penyelesaian tugas akhir ini.
5. Seluruh Dosen, Staf Pengajar dan staf Tata Usaha Departemen Manajemen atas segala pelayanan serta kemudahan dalam birokrasi Departemen Manajemen.
6. PT Bank X Bogor, Ibu Fouziah Hermeini, Ibu Yuli, dan Pak Riffi atas kerjasama dan waktu yang diberikan selama penelitian.
7. Para Mitra Binaan yang bersedia menjadi responden sehingga membantu dan melancarkan penelitian ini.
8. Mamah tercinta Siti Sopia, atas doa dan kasih sayang tulus yang diberikan, Bapak tersayang Nasikin, yang menjadi teladan atas kerja keras dan pelajaran hidup yang diberikan selama ini. Serta adik-adikku Syarif, Ria dan adik kecilku Rizma yang selalu menjadi penyemangat.
9. Teman-teman satu bimbingan, Mute, Anne, Putri, Astri, dan Ima atas motivasi dan kenangan selama bimbingan.
(8)
vi
11. Teman-teman Keluarga Manajemen 44 terutama Dini, Bunga, Dian, Ade, Wida, Boir, Mpie, Leily, Dian Y, Nanda, Ochi, Mae, Nurul yang senantiasa selalu memberikan bantuan dan dukungan.
12. Staf Tata Usaha Departemen Manajemen (Pak Jamhuri, Bu Yeyet, Mas Hadi, Teh Asih, Mas Yadi) serta Staf Tata Usaha Ekstensi Manajemen atas kerja sama dalam kelancaran pelaksanaan seminar dan sidang.
13. Teman-teman Liqo bersama Teh Siti tersayang, Riska, Amy, Niar, Hilda, Ridi, Nuri dan Yasmin yang selalu menguatkan batin dengan ilmu Agama dan perhatian yang diberikan.
14. Teman-teman di SES-C IPB Ulil, Feny, Syifa, Pram, Destia, Ana, Rahmat, Ubo, Risya termasuk teman-teman satu kelompok PKMM Ryan, Ario, Ashfa dan Riska untuk kenangan dan prestasi yang diraih bersama.
15. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Semoga Allah SWT membalas semua kebaikan yang telah diberikan kepada penulis hingga penyusunan skripsi ini dapat selesai pada waktunya.
(9)
vii
RINGKASAN
RIWAYAT HIDUP ... iii
KATA PENGANTAR ... iv
UCAPAN TERIMA KASIH ... v
DAFTAR ISI ... vii
DAFTAR TABEL ... ix
DAFTAR GAMBAR ... x
DAFTAR LAMPIRAN ... xi
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... 1
1.2. Perumusan Masalah ... 2
1.3. Tujuan Penelitian ... 3
1.4. Manfaat Penelitian ... 3
1.5. Ruang Lingkup Penelitian ... 4
II.TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pemasaran ... 5
2.2. Loyalitas ... 5
2.3. CSR (Corporate Social Responsibility) ... 7
2.3.1. Definisi CSR ... 7
2.3.2. Bentuk Pelaksanaan CSR ... 8
2.3.3. Manfaat CSR ... 12
2.4. PKBL (Program Kemitraan dan Bina Lingkungan) ... 13
2.5. Evaluasi Efektivitas Program ... 15
2.6. Penelitian Terdahulu ... 16
III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran ... 18
3.2. Metodologi Penelitian ... 20
3.2.1. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 20
3.2.2. Jenis dan Sumber Data ... 20
3.2.3. Metode Penarikan Sampel ... 20
3.2.4. Pengolahan dan Analisis Data ... 20
3.2.4.1. Uji Validitas dan Reliabilitas ... 20
3.2.4.2. Skala Likert ... 23
(10)
viii
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum Perusahaan ... 29
4.1.1. Sejarah PT Bank X... 29
4.1.2. Visi dan Misi PT Bank X ... 30
4.1.3. Struktur Organisasi ... 31
4.2. Program Kemitraan PT Bank X Bogor ... 31
4.3. Karakteristik responden ... 37
4.4. Efektivitas Program Kemitraan PT Bank X Bogor ... 40
4.5. Penilaian Tingkat kepentingan terhadap Efektivitas Program Kemitraan PT Bank X Bogor ... 50
4.5. Hubungan Karakteristik Responden dengan Efektivitas Program Kemitraan PT Bank X Bogor ... 53
4.6. Loyalitas Mitra Binaan PT Bank X Bogor... 54
4.7. Hubungan Antara Ekeftivitas Program Kemitraan dengan Loyalitas Mitra Binaan ... 56
4.8. Implikasi Manajerial ... 58
KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan ... 61
2. Saran ... 62
DAFTAR PUSTAKA ... 63
(11)
ix
No. Halaman
1. Hasil uji validitas (modifikasi) ... 21
2. Uji reliabilitas kuesioner (modifikasi) ... 23
3. Bobot nilai jawaban responden ... 23
4. Interpretasi skor rataan efektivitas ... 24
5. Interpretasi koefisien korelasi ... 28
6. Program kemitraan yang diperoleh mitra binaan PT Bank X ... 40
7. Program kemitraan yang dipentingkan mitra binaan PT Bank X ... 41
8. Efektivitas program kemitraan berdasarkan ketercapaian Tujuan ... 43
9. Tingkat kesesuaian kepentingan dengan efektivitas program kemitraan .... 51
10. Tabulasi silang karakteristik lama bermitra dengan realisasi program kredit murah ... 53
11. Hasil uji crosstab (nilai chi-square) karakteristik mitra binaan dengan program kemitraan yang dipentingkan responden ... 54
12. Loyalitas mitra binaan PT Bank X Bogor ... 55
11. Hasil uji korelasi rank spearman antara program kemitraan dengan loyalitas mitra binaan ... 56
(12)
x
No. Halaman
1. Conceptual framework for csr ... 12
2. Kerangka pemikiran penelitian ... 20
3. Diagram importance / performance matrix ... 26
4. Jenis kelamin responden ... 37
5. Usia responden ... 38
6. Pendidikan responden ... 38
7. Jenis usaha responden ... 39
8. Lamanya responden bermitra ... 39
9. Diagram kartesius tingkat kepentingan dan tingkat efektivitas program kemitraan ... 52
(13)
xi
No. Halaman
1. Kuesioner penelitian ... 65
2. Hasil uji validitas ... 70
3. Hasil uji reliabilitas ... 72
4. Hubungan karakteristik dengan program kemitraan yang diperoleh ... 73
5. Hubungan karakteristik dengan program kemitraan yang dipentingkan ... 74
6. Uji korelasi efektivitas program kemitraan dengan loyalitas ... 77
7. Hasil uji normalitas (nilai skewness) ... 78
8. Struktur organisasi micro centre PT Bank X Bogor ... 80
(14)
1.1 Latar Belakang
Indonesia adalah negara yang kaya akan sumber daya. Menghadapi era globalisasi saat ini, banyak perusahaan baru yang tumbuh dan dunia usaha semakin berkembang. Akibatnya, persaingan dikalangan pengusaha semakin gencar baik dalam meningkatkan penjualan maupun dalam menarik simpati pelanggan dan masyarakat luas. Seiring dengan bertumbuhnya dunia usaha, sumber daya alam yang ada semakin banyak terkuras. Untuk itu pemerintah menyetujui Undang Undang (UU) No. 40 tentang Perseroan Terbatas (PT) dalam rapat paripurna DPR RI pada 20 Juli 2007 yang memuat tentang ketentuan yang mewajibkan perusahaan untuk menyisihkan sebagian labanya untuk program CSR (Corporate Social Responsibility) terutama perusahaan yang usahanya di bidang pengelolaan sumberdaya alam.
Menurut Dr.Ir. Arif Budimanta, MSi, Direktur Eksekutif Indonesian Centre for Sustainable Development (ICSD) (Majalah Hortikultura, 2007) dalam pelaksanaan di lapangan, program CSR biasanya dikemas dengan kegiatan Community Development (CD). Kegiatan CD diimplementasikan dalam tiga bentuk, yaitu Community service, Community relation, dan
Community empowering. Community service adalah kegiatan yang berkaitan dengan pelayanan terhadap kebutuhan publik. Community relation adalah kegiatan yang berkaitan dengan pencitraan perusahaan. Sedangkan yang ketiga, Community empowering adalah kegiatan yang berkaitan dengan pemberdayaan ekonomi masyarakat. Bentuk kegiatan yang terakhir ini semestinya sangat layak diarahkan pada pengembangan usaha kecil di Masyarakat.
Rahmat Ali Prakoso (Majalah Hortikultura,2007) mengungkapkan bahwa perusahaan yang melaksanakan program CSR umumnya cenderung memilih kegiatan yang sederhana seperti membangun fasilitas publik, melakukan bakti sosial, dan kegiatan lainnya yang mudah untuk dilaksanakan. Padahal, inti dari CSR adalah membangun manusianya
(15)
sehingga berkembang lebih maju dan mandiri. Kebanyakan perusahaan lebih memilih kegiatan yang mendukung pencitraan perusahaan dalam masyarakat. Sebagai bentuk tanggung jawab pada masyarakat, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menjalankan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan yang bertujuan meningkatkan kemampuan usaha kecil dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat Indonesia.
PT Bank X adalah perusahaan yang telah menjalankan kegiatan CSR melalui Program Kemitraan dan Bina Lingkungan. Berdasarkan data penyaluran dana PKBL dalam situs PKBL BUMN (7 Februari 2011), PT Bank X juga merupakan salah satu perusahaan yang termasuk dalam lima perusahaan penyalur dana PKBL terbesar pada periode tahun 2007-2009. Tentu akan sangat bermanfaat bagi masyarakat dan perusahaan apabila program kemitraan dan bina lingkungan dapat terlaksana dengan efektif.
PT Bank X memiliki Cabang perusahaan diberbagai kota di Indonesia. Salah satunya adalah PT Bank X Bogor. PT Bank X Bogor telah melaksanakan Program Kemitraan dengan usaha kecil di Bogor. Perusahaan perlu mengetahui apakah program kemitraan yang dijalankan telah sesuai dengan tujuan Program Kemitraan perusahaan atau tidak. Perusahaan juga perlu mengetahui bagaimana perilaku masyarakat penerima Program (Mitra Binaan) terhadap Program Kemitraan yang dilaksanakan. Sehingga, diperlukan adanya penelitian mengenai efektivitas program CSR dalam Program Kemitraan terhadap Usaha Kecil dan Koperasi.
1.2. Rumusan Masalah
PT Bank X merupakan salah satu BUMN yang melaksanakan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL). Berdasarkan data dari situs BUMN (7 Februari 2011) BUMN telah menyalurkan dana dengan total penyaluran nasional sebesar Rp 9,693 triliun untuk PKBL periode 2007-2009. PT Bank X merupakan salah satu dari lima perusahaan penyumbang dana terbesar dalam penyaluran dana untuk PKBL. Dengan besarnya dana yang disalurkan, PT Bank X Bogor perlu melakukan evaluasi apakah program kemitraan yang telah berjalan, efektif dalam mencapai tujuan perusahaan dalam program tersebut atau tidak. Perusahaan juga ingin mengetahui
(16)
bagaimana perilaku usaha kecil yang menjadi mitra binaan perusahaan terhadap program kemitraan yang dijalankan PT Bank X Bogor. Oleh karena itu, perumusan masalah penelitian ini adalah sebagai berikut,
1. Bagaimana karakteristik Mitra Binaan dalam Program Kemitraan PT Bank X di Bogor?
2. Bagaimana efektivitas Program Kemitraan pada PT Bank X berdasarkan ketercapaian tujuan program, realisasi program, serta kesesuaian program dengan harapan mitra binaan?
3. Apakah karakteristik Mitra Binaan PT Bank X ada hubungannya dengan efektivitas program Kemitraan ?
4. Apakah Program Kemitraan PT Bank X yang dijalankan memiliki hubungan terhadap Loyalitas Mitra binaan sebagai salah satu tujuan perusahaan dalam program kemitraan ?
1.3. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah,
1. Mengetahui karakteristik umum Mitra Binaan dalam Program Kemitraan PT Bank X, di Bogor, Jawa Barat.
2. Menganalisis efektivitas Program Kemitraan PT bank X pada Mitra Binaan di Bogor.
3. Menganalisis hubungan karakteristik mitra binaan dengan efektivitas Program Kemitraan.
4. Menganalisis hubungan efektivitas Program Kemitraan PT Bank X dengan Loyalitas Mitra Binaan perusahaan
1.4. Manfaat Penelitian
Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah,
1. Bagi penulis, sebagai sarana untuk meningkatkan wawasan dan pengalaman dalam menganalisis efektivitas Program Kemitraan sebagai salah satu Program CSR PT Bank X Bogor
2. Bagi perusahaan, bermanfaat sebagai bahan pertimbangan dalam melaksanakan program CSR khususnya Program Kemitraan agar dapat mencapai tujuan Program Kemitraan perusahaan
(17)
3. Bagi pihak akademis dan masyarakat sebagai informasi yang dapat membantu penelitian terkait dan menambah wawasan
1.5. Ruang Lingkup Penelitian
1. Penelitian dilakukan di PT Bank X Bogor, Jawa Barat.
2. Efektivitas Program Kemitraan sebagai salah satu Program CSR perusahaan dianalisis berdasarkan ketercapaian tujuan program kemitraan dan dampaknya terhadap loyalitas mitra binaan terhadap perusahaan.
3. Responden penelitian adalah pihak ataupun kelompok yang menerima Program Kemitraan (Mitra Binaan) PT Bank X di Bogor yang terdiri dari Usaha Kecil.
4. Hasil penelitian berupa informasi mengenai karakteristik umum Mitra Binaan dan efektivitas Program Kemitraan sebagai salah satu program CSR PT Bank X di Bogor.
(18)
2.1. Pemasaran
Kotler (2008) mendefinisikan pemasaran sebagai suatu proses sosial dan manajerial yang di dalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain.
Manajemen pemasaran adalah proses perencanaan dan pelaksanaan konsepsi, penentuan harga, promosi, dan distribusi ide-ide, barang-barang, dan jasa-jasa untuk menciptakan pertukaran yang memuaskan tujuan-tujuan individu dan tujuan-tujuan organisasi.
Konsep pemasaran mengatakan bahwa kunci untuk mencapai tujuan organisasi adalah pada penentuan kebutuhan dan keinginan dari pasar sasaran dan pada pemberian kepuasan yang diinginkan dengan lebih efektif dan efisien dari pada para pesaing.
2.2. Loyalitas
Loyalitas dapat didefinisikan berdasarkan perilaku membeli. Pelanggan yang loyal adalah orang yang melakukan pembelian berulang secara teratur, membeli antar lini produk dan jasa, mereferensikan kepada orang lain, dan menunjukkan kekebalan terhadap tarikan dari pesaing.
Orang tumbuh menjadi konsumen yang loyal secara bertahap pula. Proses itu dilalui dalam jangka waktu tertentu, dengan kasih sayang, dan dengan perhatian yang diberikan pada tiap-tiap tahap pertumbuhan. Setiap tahap memiliki kebutuhan khusus dengan mengenali setiap tahap dan memenuhi kebutuhan khusus tersebut, perusahaan mempunyai peluang yang lebih besar untuk mengubah pembeli menjadi pelanggan atau klien yang loyal. Menurut Griffin (2005), tingkatan konsumen yang loyal adalah :
1. Suspect (tersangka), meliputi semua orang yang mungkin akan membeli produk/jasa perusahaan. Kita menyebutnya sebagai suspect karena yakin bahwa mereka akan membeli, tetapi kita masih belum cukup yakin.
(19)
2. Prospek (yang diharapkan), adalah orang yang membutuhkan produk/jasa dan memiliki kemampuan membeli. Meskipun prospek belum membeli dari Anda, ia mungkin telah mendengar tentang Anda, membaca tentang Anda, atau ada seseorang yang merekomendasikan Anda kepadanya. Prospek mungkin tahu siapa Anda, dimana Anda, dan apa yang Anda jual, tetapi mereka masih belum membeli dari Anda.
3. Prospek yang diskualifikasikan, adalah prospek yang telah cukup Anda pelajari utnuk mengetahui bahwa mereka tidak membutuhkan, atau tidak memiliki kemampuan untuk membeli produk Anda.
4. Pelanggan pertama kali, adalah orang yang telah membeli dari Anda satu kali. Orang tersebut bisa jadi merupakan pelanggan Anda dan sekaligus juga pelanggan pesaing Anda.
5. Pelanggan berulang, adalah orang yang telah membeli dari Anda dua kali atau lebih. Mereka mungkin telah membeli produk yang sama dua kali atau membeli dua produk atau jasa yang berbeda pada dua kesempatan atau lebih.
6. Klien, adalah membeli apapun yang Anda jual dan dapat ia gunakan. Orang ini membeli secara teratur. Anda memiliki hubungan yang kuat dan berlanjut, yang menjadikannya kebal terhadap tarikan pesaing.
7. Penganjur (advocate). Seperti klien, pendukung membeli apa pun yang Anda jual dan dapat ia gunakan serta membelinya secara teratur. Tetapi, penganjur juga mendorong orang lain untuk membeli dari Anda. Ia membicarakan Anda, melakukan pemasaran bagi Anda, dan membawa pelanggan kepada Anda.
Menurut Griffin (2005), imbalan dari loyalitas bersifat jangka panjang dan kumulatif. Semakin lama loyalitas seorang pelanggan, semakin besar laba yang dapat diperoleh perusahaan. Loyalitas dapat memberikan manfaat dengan menghemat biaya perusahaan sedikitnya di 6 bidang, yaitu :
1. Biaya pemasaran menjadi berkurang, bahwa biaya pengambilalihan pelanggan lebih tinggi daripada biaya mempertahankan pelanggan. 2. Biaya transaksi menjadi lebih rendah, seperti negosiasi kontrak dan
(20)
3. Biaya perputaran pelanggan (customer turnover) menjadi berkurang, lebih sedikit pelanggan hilang yang harus digantikan.
4. Keberhasilan cross-selling menjadi meningkat, menyebabkan pangsa pelanggan yang lebih besar.
5. Pemberitaan dari mulut ke mulut menjadi lebih positif, dengan asumsi para pelanggan yang loyal juga merasa puas.
6. Biaya kegagalan menjadi menurun, seperti pengurangan pengerjaan ulang, klaim garansi, dan sebagainya.
2.3. CSR (Corporate Social Responsibility)
Menurut Robin dan Reidenbach dalam Engel, dkk(1995) terdapat kontrak sosial di antara perusahaan dan masyarakat. Kontrak tersebut mencantumkan tanggung jawab untuk menanggapi secara serius seperangkat
“hubungan yang diterima secara umum, kewajiban dan tugas yang berhubungan dengan dampak perusahaan pada kesejahteraan masyarakat”.
Mantan Presiden Amerika Serikat, John F. Kennedy mengemukakan empat hak dasar konsumen yang diterima secara umum sebagai inti dalam kontrak sosial tersebut, yaitu:
1. Hak akan keselamatan 2. Hak untuk diberi informasi 3. Hak untuk memilih
4. Hak untuk didengar (diberi ganti rugi)
Kemudian konsensus sosial pada dasawarsa berikutnya menambahkan dua hak baru yang menjadikan keseluruhannya terdapat enam buah hak : 5. Hak untuk menikmati lingkungan yang bersih dan menyehatkan 6. Hak orang miskin dan minoritas lain untuk dilindungi kepentigannya
2.3.1 Definisi CSR
Carroll dalam Turker (2008) menyatakan bahwa tanggung jawab sosial perusahaan (Corporate Social Responsibility/CSR) merupakan tanggung jawab yang meliputi tanggung jawab ekonomi, tanggung jawab hukum, tanggung jawab etika, dan discretionary responsibilities. Karena itu, CSR dapat didefinisikan sebagai perilaku
(21)
perusahaan yang bertujuan untuk mempengaruhi secara positif para pemangku kepentingan dan melampaui kepentingan ekonomi (Turker, 2008). Sedangkan Kotler dan Lee dalam Solihin (2009) mendefinisikan
Corporate Social Responsibility adalah komitmen perusahaan untuk meningkatkan kesejahteraan komunitas melalui praktik bisnis yang baik dan mengkontribusikan sebagian sumber daya perusahaan.
Pada dasarnya CSR merupakan sebuah pendekatan yang dilakukan untuk mengintegrasikan kepedulian sosial dalam interaksi dengan berbagai stakeholders, yang berdasarkan pada prinsip sukarela maupun kemitraan. Corporate Social Responsibility dalam pemaknaannya tidak dapat dipisahkan dari maknanya secara filosofis, yang terdiri dari ethics, power, recognition dan governance yang terkait terhadap aspek social, ecology/ environment, actor and economic. Makna filosofis ini harus dipandang sebagai satu kesatuan utuh yang tidak dapat dipisahkan, baik dari aspek konsep maupun dari aspek pelaksanaannya (Budimanta, 2004).
2.3.2 Bentuk Pelaksanaan Corporate Social Responsibility
Kotler dan Lee dalam Solihin (2008) menyebutkan beberapa bentuk program corporate social responsibility yang dapat dipilih, yaitu:
1. Cause Promotions
Dalam cause promotions ini perusahaan berusaha untuk meningkatkan awareness masyarakat mengenai suatu isu tertentu, dimana isu ini tidak harus berhubungan atau berkaitan dengan lini bisnis perusahaan, dan kemudian perusahaan mengajak masyarakat untuk menyumbangkan waktu, dana, atau benda mereka untuk membantu mengatasi atau mencegah permasalahan tersebut. Dalam
cause promotions ini, perusahaan bisa melaksanakan programnya secara sendiri ataupun bekerjasama dengan lembaga lain, misalnya:
non government organization. Contoh cause promotions ialah kegiatan gerak jalan yang diikuti oleh masyarakat.
(22)
2. Cause-Related Marketing
Dalam cause related marketing, perusahaan akan mengajak masyarakat untuk membeli atau menggunakan produknya, baik itu barang atau jasa, dimana sebagian dari keuntungan yang didapat perusahaan akan didonasikan untuk membantu mengatasi atau mencegah masalah tertentu. Cause related marketing dapat berupa:
“setiap barang yang terjual, maka sekian persen akan didonasikan untuk masyarakat yang membutuhkan.
3. Corporate Social Marketing
Corporate social marketing dilakukan perusahaan dengan tujuan untuk mengubah perilaku masyarakat (behavioral changes) dalam suatu isu tertentu. Biasanya corporate social marketing, berfokus pada bidang-bidang di bawah ini, yaitu :
a. bidang kesehatan (health issues), misalnya: mengurangi kebiasaan merokok, pencegahan HIV/AIDS,dan sebagainya
b. bidang keselamatan (injury prevention issues), misalnya: keselamatan berkendara, pengurangan peredaran senjata api, dan sebagainya
c. bidang lingkungan hidup (environmental issues), misalnya: konservasi air, polusi, dan pengurangan penggunaan pestisida d. bidang masyarakat (community involvement issues), misalnya:
memberikan suara dalam pemilu, menyumbangkan darah, dan perlindungan hak-hak binatang
4. Corporate Philanthrophy
Corporate philanthropy mungkin merupakan bentuk CSR yang paling tua. Corporate philanthrophy ini dilakukan oleh perusahaan dengan memberikan kontribusi/sumbangan secara langsung dalam bentuk dana, jasa atau alat kepada pihak yang membutuhkan baik itu lembaga, perorangan, ataupun kelompok tertentu. Corporate philanthropy dapat dilakukan dengan:
(23)
a. menyumbangkan uang secara langsung, misalnya: memberikan beasiswa kepada anak-anak yang tidak mampu
b. memberikan barang, misalnya: memberikan bantuan peralatan tulis untuk anak-anak yang belajar di sekolah-sekolah terbuka
c. memberikan jasa, misalnya: memberikan bantuan imunisasi kepada anak-anak di daerah terpencil
5. Corporate Volunteering
Corporate volunteering adalah bentuk CSR di mana perusahaan mendorong atau mengajak karyawannya ikut terlibat dalam program CSR yang sedang dijalankan dengan jalan mengkontribusikan waktu dan tenaganya.
6. Socially Responsible Bussiness
Dalam Socially responsible business, perusahaan melaksanakan aktivitas bisnis melampaui aktivitas bisnis yang diwajibkan oleh hukum serta melaksanakan investasi yang mendukung kegiatan sosial dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan komunitas dan memelihara lingkungan hidup. Komunitas ini mencakup karyawan perusahaan, pemasok, distributor, serta organisasi nirlaba yang menjadi mitra perusahaan serta masyarakat secara umum.
Menurut Saidi dan Abidin dalam Budimanta (2004) Sedikitnya terdapat empat pola/model pelaksanaan Corporate Social Responsibility yang umumnya diterapkan di Indonesia, yaitu:
1. Melalui Keterlibatan Langsung
Program CSR dilakukan secara langsung dengan menyelenggarakan sendiri berbagai kegiatan sosial ataupun menyerahkan bantuan-bantuan secara langsung kepada masyarakat. 2. Melalui Yayasan ataupun Organisasi Sosial
Terdapat sebuah yayasan ataupun organisasi sosial yang didirikan sendiri untuk mengelola berbagai kegiatan sosial yang dalam hal ini merupakan aplikasi dari kegiatan CSR.
(24)
CSR dilakukan dengan membangun kerjasama dengan pihak lain baik itu lembaga sosial/organisasi non-pemerintah, instansi pemerintah, instansi pendidikan, dll. Kerjasama ini dibangun dalam mengelola seluruh kegiatan maupun dalam pengelolaan dana. 4. Bergabung Dalam Konsorsium
Bergabung, menjadi anggota ataupun mendukung sebuah lembaga sosial yang berbasis pada tujuan sosial.
Dari keseluruhan model tersebut, di Indonesia pada umumnya terdapat model pelaksanaan CSR dengan bermitra dengan pihak lain ataupun organisasi lain. Adapun kecenderungan kegiatan yang dilakukan adalah berupa pelayanan sosial pendidikan dan pelatihan, lingkungan, ekonomi dan sebagainya.
Selain hal tersebut diatas, terdapat tiga prinsip dasar yang penting untuk diperhatikan dalam pelaksanaan CSR (Tripple Bottom Lines CSR), prinsip ini harus menjadi pemahaman secara menyeluruh dalam pengaplikasian program CSR.
Profit (Keuntungan Ekonomi) berarti tetap berorientasi terhadap keuntungan secara ekonomi
People (Kesejahteraan Masyarakat) berarti harus tetap memiliki kepedulian sosial terhadap kesejahteraan manusia.
Plannet (Keberlanjutan Lingkungan Hidup) berarti peduli terhadap lingkungan hidup dan keberlanjutan keragaman hayati.
Ketiga hal ini merupakan prinsip dasar yang harus menjadi landasan dalam setiap konsep pelaksanaan CSR sehingga pemahaman yang keliru terhadap konteks pelaksanaan CSR dapat dihindari. Namun, kini konsep tersebut telah berkembang. Hanke dan Stark (2009) memberikan konsep baru dari CSR yang menggabungkan konsep Triple Bottom Line dengan konsep Global Action Network (economy, goverment, civil society) dan menambahkan komponen Legitimation
dan Sensemaking/ Sensegiving untuk menjelaskan fundamental fungsionalitas dari CSR. Konsep tersebut dapat dilihat pada Gambar 1. berikut,
(25)
Gambar 1. Conceptual framework for csr (Hanke and Stark 2009)
Legitimasi: Perusahaan harus melegitimasi diri terhadap hukum, norma, dan harapan untuk bertanggung jawab.
Sensemaking/sensegiving : Sensemaking adalah elemen inti yang menginformasikan dan membatasi identitas dan tindakan dan juga mengorganisir melalui komunikasi. Sedangkan sensegiving dilihat sebagai proses di mana manajer berusaha untuk mempengaruhi dan mendapatkan dukungan.
2.3.3. Manfaat CSR
Kotler dan Lee dalam Solihin (2008) menguraikan keuntungan yang dapat diperoleh oleh perusahaan jika melakukan program
corporate social responsibility, berdasarkan bentuk CSR yaitu: 1. Cause Promotions
Benefit yang diperoleh dari pelaksanaan CSR ini adalah positioning
merek perusahaan yang semakin kuat, meningkatkan loyalitas komsumen terhadap perusahaan, meningkatkan keterlibatan karyawan terhadap kepedulian sosial, serta meningkatkan citra positif perusahaan.
2. Cause-Related Marketing
Benefit yang diperoleh dari pelaksanaan CSR ini adalah perusahaan dapat menarik pelanggan baru, memperluas pasar, meningkatkan
Org ani z ati o n’s “i n n e r W o r d”
O r g a n i z a t i o n a l E n v i r o n m e n t B U S I N E S S
G O V E R N M E N T C I V I L S O C I E T Y L e g i t i m a t i o n S e n s e m a k i n g /
(26)
penjualan, dan membangun identitas merek yang positif di mata pelanggan.
3. Corporate Social Marketing
Benefit yang diperoleh dari pelaksanaan CSR ini adalah menunjang
positioning merek, menciptakan preferensi merek, mendorong peningkatan penjualan bila konsumen mengaitkan produk dengan perubahan perilaku yang diinginkan, menarik mitra yang dapat diandalkan untuk membantu merubah perilaku masyarakat, dan mampu memberikan dampak nyata bagi perubahan sosial.
4. Corporate Philanthrophy
Benefit yang diperoleh dari pelaksanaan CSR ini adalah meningkatkan reputasi perusahaan melalui penghargaan (Award), memperkuat keberlanjutan perusahaan, dan memberi dampak bagi penyelesaian masalah sosial dalam komunitas lokal.
5. Corporate Volunteering
Benefit yang diperoleh dari pelaksanaan CSR ini adalah menciptakan hubungan yang tulus dengan komunitas, memberikan kontribusi terhadap pencapaian tujuan perusahaan, dan meningkatkan kepuasan dan motivasi karyawan.
6. Socially Responsible Bussiness Practice
Benefit yang diperoleh dari pelaksanaan CSR ini adalah dapat menghemat biaya perusahaan, berkontribusi terhadap keberlanjutan lingkungan hidup, meningkatkan kesadaran energi pada karyawan, meningkatkan kesan baik komunitas terhadap karyawan, menciptakan preferensi konsumen terhadap produk perusahaan, menimbulkan citra yang sangat positif dari pemerintah, memunculkan rasa bangga pada karyawan sehingga kepuasan karyawan meningkat.
2.4. PKBL (Program Kemitraan dan Bina Lingkungan)
Indonesia secara inisiatif melakukan regulasi pelaksanaan CSR sebagaimana tercantum pada Pasal 74 UU No.40 tentang Perseroan Terbatas.
(27)
Peran BUMN dalam pengembangan usaha kecil dilaksanakan sejak terbitnya Peraturan Pemerintah Nomor 3 tahun 1983 tentang Tata Cara Pembinaan dan Pengawasan Perusahaan Jawatan (PERJAN), Perusahaan Umum (PERUM) dan Perusahaan Perseroan (PERSERO). Pertimbangan yang mendasari pelaksanaan program tersebut adalah adanya posisi strategis BUMN dalam hubungannya dengan usaha kecil yaitu memiliki keunggulan pada bidang produksi/pengolahan, teknologi, jaringan distribusi dan SDM yang dapat dimanfaatkan untuk membina dan mengembangkan usaha kecil sehingga menjadi usaha yang tangguh dan mandiri.
Pelaksanaan pembinaan usaha kecil oleh BUMN mulai tertata setelah terbitnya Keputusan Menteri Keuangan No.: 1232/KMK.013/1989 yang mewajibkan BUMN menyisihkan 1-5% dari laba yang diperoleh perusahaan untuk membina Usaha Kecil dan Koperasi. Pada saat itu program ini dikenal dengan nama Program Pegelkop (pembinaan pengusaha golongan ekonomi lemah dan koperasi) dan pada tahun 1994 dengan terbitnya Keputusan Menteri Keuangan No.: 316/KMK.016/1994 nama program diganti menjadi program PUKK (Pembinaan Usaha Kecil dan Koperasi). Seiring dengan perkembangan kegiatan ekonomi masyarakat yang sangat pesat dan dinamis, peraturan-peraturan tersebut beberapa kali mengalami perubahan, terakhir melalui Peraturan Menteri Negara BUMN No.: Per-05/MBU/2007 tanggal 27 April 2007 nama program diganti menjadi Program Kemitraan BUMN dengan Usaha Kecil dan Program Bina Lingkungan (disingkat PKBL).
Program Kemitraan Usaha kecil dan Bina Lingkungan adalah bentuk tanggung jawab Badan Usaha Milik Negara (BUMN) kepada masyarakat. PKBL dilaksanakan dengan dasar Undang-undang Nomor 19 Tahun 2003 tentang BUMN serta Peraturan Menteri BUMN Nomor Per-05/MBU/2007 yang menyatakan maksud dan tujuan BUMN tidak hanya mengejar keuntungan, melainkan turut aktif memberikan bimbingan dan bantuan kepada pengusaha golongan ekonomi lemah, koperasi dan masyarakat. Dana program diperoleh dari penyisihan sebagian laba perusahaan, masing-masing perusahaan memberikan 2% dari laba bersih perusahaan sebagai bentuk tugas
(28)
sosial BUMN. Dalam pertanggungjawabannya, BUMN melakukan pembukuan terpisah atas implementasi PKBL ini yang disampaikan secara berkala, triwulanan dan tahunan setelah diaudit oleh auditor independen. Kewajiban melaksanakan CSR juga diberlakukan bagi perusahaan yang melakukan penanaman modal di Indonesia yang diatur dalam UU No.25 tahun 2007.
Usaha yang berhak memperoleh dana PKBL adalah usaha kecil dan mikro milik Warga Negara Indonesia (WNI) dengan kekayaan bersih maksimal Rp 200 juta (tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha) atau memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp 1 milyar. Bentuk usaha yang dianjurkan adalah perseroan independen, bukan badan hukum ataupun koperasi dan sudah dijalankan minimal 1 (satu) tahun dengan potensi untuk dikembangkan.
Program ini dibagi kedalam dua bentuk yaitu, Program Kemitraan Usaha Kecil dan Program Bina Lingkungan. Program Kemitraan Usaha Kecil bertujuan meningkatkan kemampuan usaha kecil agar menjadi tangguh dan mandiri melalui dukungan terhadap modal serta pelatihan SDM yang profesional dan terampil agar dapat mendukung pemasaran dan kelanjutan usaha di masa depan. Sedangkan Program Bina Lingkungan digunakan untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat Indonesia melalui pengembangan sarana dan prasarana umum.
2.5. Evaluasi Efektivitas Program
Weiss (1972) menyatakan bahwa evaluasi merupakan kata yang elastis yang mewakili penilaian terhadap banyak hal. Program sosial dirancang untuk mengembangkan banyak orang. Program bisa memberikan perubahan pada pengetahuan, sikap, nilai, dan perilaku individu. Dengan kriteria tertentu, penelitian mengenai evaluasi program akan menggambarkan kesimpulan mengenai keefektifan, manfaat, dan kesuksesan program yang diteliti. Untuk mengukur efektivitas suatu program, pengukuran dilakukan berdasarkan kesesuaian efek program dengan tujuan dari program tersebut.
Weiss (1972) telah mengidentifikasikan beberapa jenis manfaat evaluasi keberhasilan program dalam pembuatan keputusan, diantaranya :
(29)
1. Untuk melanjutkan atau menghentikan program (continue or discontinue) 2. Untuk pengembangan prosedur dan pelaksanaan (to improve)
3. Untuk menambah atau mengurangi strategi dan teknik program spesifik (add or drop)
4. Untuk memulai program serupa di lain tempat (to institute)
5. Untuk mengalokasikan sumberdaya di antara program tandingan (to allocate)
6. Untuk menerima atau menolak pendekatan program atau teori (accept or reject)
Dalam evaluasi efektivitas program, yang harus dilakukan adalah sebagai berikut :
1. Temukan tujuan program
2. Ubah tujuan program ke dalam bentuk indikator yang dapat diukur pada ketercapaian tujuan
3. Kumpulkan data mengenai indikator pada partisipan atau peserta program 4. Bandingkan data dari peserta program dengan kriteria tujuan.
Variabel input penelitian terdiri dari tujuan, prinsip, metode, staf, peserta, lamanya berpartisipasi, lokasi, dan manajemen. Karakteristik partisipan juga dapat diklasifikasikan sebagai variabel input. Karakteristik peserta itu diantaranya seperti, usia, jenis kelamin, status ekonomi, sikap, motivasi menjadi partisipan, harapan terhadap program, dan lain-lain. Variabel operasional yang merupakan program itu sendiri
2.6. Penelitian Terdahulu
Penelitian mengenai Kajian Efektivitas Program CSR Yayasan Unilever Indonesia (studi kasus : Pasar Minggu Jakarta) yang dilakukan oleh Prabowo (2009), menggunakan analisis deskriptif, regresi dan korelasi untuk mengkaji efektivitas program CSR . Untuk efektivitas program CSR, variabel yang digunakan dalam penelitian adalah tujuan dari masing-masing program. Dari penelitian ini diperoleh hasil bahwa terdapat korelasi antara program Daur Ulang, Program Pendidikan, dan Program Lingkungan PT Unilever dengan Prioritas kebutuhan Masyarakat Pasar Minggu dan ketiga program tersebut efektif.
(30)
Penelitian mengenai Pengembangan Usaha Kecil dan Menengah dalam Pelaksanaan Corporate Social Responsibility (Studi Kasus Perusahaan Geothermal di Kecamatan Kabandungan, Kabupaten Sukabumi, Provinsi Jawa Barat) yang dilakukan oleh Susanti (2009), menggunakan pendekatan kualitatif untuk mengetahui pengembangan UKM yang dijalankan perusahaan. Hasil dari penelitian ini dengan menggunakan metode Analisis Hierarki Proses adalah berupa faktor-faktor yang diprioritaskan oleh stakeholder dalam program pengembangan UKM seperti Masyarakat, pemerintah, perusahaan dan LKM (Lembaga Keuangan Mikro). Faktor-faktor tersebut diantaranya adalah ketersediaan modal, potensi Sumberdaya Alam, potensi Sumberdaya Manusia, pemasaran produk, dan Kejelasan peraturan.
Penelitian dalam jurnal dengan judul How Corporate Social Responsibility Influences Organizational Commitment yang dilakukan oleh Turker (2009), menggunakan variabel-variabel seperti komitmen perusahaan, etika , kemampuan program (dalam memperbaiki hidup dan mengurangi dampak negatif perusahaan terhadap lingkungan), keberlanjutan program, pengembangan skill, perlindungan hukum, pemberian informasi, dan variabel lainnya untuk meneliti bagaimana CSR mempengaruhi komitmen karyawan terhadap organisasi atau perusahaan. Hasil dari penelitian ini adalah bahwa CSR berpengaruh positif terhadap komitmen organisasional, CSR terhadap karyawan juga berpengaruh positif terhadap komitmen organisasional.
(31)
3.1. Kerangka Pemikiran
Gambar 2. Kerangka pemikiran penelitian
Program Kemitraan PT Bank X Bogor
Loyalitas Mitra Binaan : Kepuasan Tetap Lagi Rekomendasi Hasil Penelitian
Kebutuhan evaluasi efektivitas Program Kemitraan dan Pengetahuan terhadap Perilaku Mitra Binaan
Karakteristik Umum Mitra Binaan :
Jenis kelamin Usia
Pendidikan terakhir Jenis Usaha Lama bermitra
Efektivitas Program Kemitraan (Uji Korelasi) (Uji Crosstab) Analisis
Deskriptif Analisis
Deskriptif
Visi PT Bank X
Misi PT Bank X
Program yang diperoleh dan dipentingkan: Pelatihan Pembinaan Promosi Kredit murah
Ketercapaian tujuan Program :
Pelatihan Pembinaan Promosi Kredit murah Perkembangan
(Uji IPA)
(32)
Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PK-BL) yang dijalankan perusahaan BUMN mencakup dalam berbagai bidang, diantaranya Industri, perdagangan, pertanian, peternakan, perkebunan, perikanan, jasa, dan bidang lainnya. Untuk mewujudkan misi bahwa PT Bank X peduli terhadap masyarakat, PT Bank X Bogor melaksanakan kegiatan Program Kemitraan. Perusahaan perlu mengetahui perilaku mitra binaan termasuk didalamnya adalah karakteristik mitra binaan dan atribut Program Kemitraan yang dipentingkan oleh mitra binaan agar dapat melaksanakan Program Kemitraan yang sesuai dengan harapan mitra binaan perusahaan. Selain itu, Program Kemitraan sebagai salah satu program CSR perusahaan perlu untuk dilakukan evaluasi dengan cara menganalisis efetivitas Program Kemitraan PT Bank X Bogor.
Efektivitas Program Kemitraan diukur berdasarkan ketercapaian tujuan dalam Program Kemitraan baik itu tujuan Program Kemitraan secara keseluruhan maupun tujuan dari program-program yang terdapat di dalamnya seperti Program Pelatihan, Pembinaan, Promosi, dan Kredit Murah. Efektivitas juga diukur dari pelaksanaan program-program tersebut.
Setelah diperoleh data penelitian melalui wawancara dan kuesioner kemudian data dianalisis dengan metode analisis deskriptif untuk mengetahui karakteristik umum mitra binaan dan gambaran efektivitas dalam Program Kemitraan PT bank X di Bogor. Untuk mengetahui kesesuaian program dengan harapan mitra binaan dilakukan uji IPA (Importance Performance Analysis). Kemudian dilakukan uji crosstab dan melihat nilai chi-square untuk menguji hubungan antara karakteristik mitra binaan dengan efektivitas Program Kemitraan. Selanjutnya peneliti menganalisa hubungan Program Kemitraan terhadap loyalitas mitra binaan melalui uji korelasi Rank Spearman dan dari hasil secara keseluruhan, peneliti dapat membahas upaya yang mungkin untuk direkomendasikan kepada perusahaan untuk mewujudkan pelaksanaan Program Kemitraan secara efektif baik dalam penggunaan sumberdaya perusahaan maupun dalam mencapai tujuan perusahaan dalam program tersebut.
(33)
3.2. Metode Penelitian
3.2.1 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada bulan April - Juni 2011 pada PT.Bank X Jl. Ir. Juanda, Bogor.Pemilihan lokasi ini dilakukan secara sengaja (purposive) berdasarkan pertimbangan bahwa adanya kesediaan perusahaan untuk memberikan informasi dan data yang diperlukan untuk penelitian.
3.2.2 Jenis dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer didapatkan dari hasil survey, yaitu mengambil sampel dari suatu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpul data yang utama. Responden pada penelitian ini adalah Mitra Binaan PT Bank X di kota/ kabupaten Bogor. Data primer juga diperoleh melalui wawancara dengan pihak pelaksana.
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari beberapa sumber data dan literatur yang dapat mendukung serta memenuhi informasi yang diperlukan dalam penelitian. Dalam penelitian ini data sekunder yang digunakan diantaranya artikel, buku, data perusahaan mengenai kegiatan program kemitraan dan sumber lain yang dapat mendukung data dalam penelitian ini.
3.2.3 Metode Penarikan Sampel
Berdasarkan informasi yang diperoleh dari data Mitra Binaan PT Bank X Bogor jumlah Usaha Kecil yang masih bermitra hingga Desember 2010 sebanyak 54 Mitra. Jumlah responden yang diambil adalah seluruh mitra binaan (Sensus). Namun, karena adanya responden yang tidak bisa dan tidak bersedia diwawancarai, jumlah responden yang mampu diperoleh hanya 40 mitra binaan. Sehingga jumlah responden pada penelitian ini adalah 40 responden.
3.2.4 Pengolahan dan Analisis Data 3.2.4.1 Uji Validitas dan Reliabilitas
Kuesioner yang disebarkan, terlebih dahulu dilakukan suatu pengujian kuesioner yaitu uji validitas dan reliabilitas.
(34)
Menurut Jogiyanto (2008), Uji Validitas menunjukkan bahwa suatu pengujian benar-benar mengukur apa yang seharusnya diukur. Adapun rumus dari korelasi product moment yaitu sebagai berikut :
r =
Keterangan :
N = Jumlah Responden
X = Skor masing-masing pernyataan dari tiap responden Y = Skor total semua pernyataan dari tiap responden
Hasil uji validitas dengan rumus korelasi Pearson Product Moment, dengan bantuan software SPSS 17, Hasilnya adalah sebagai berikut,
Tabel 1. Hasil uji validitas (modifikasi)
Kategori Pertanyaan Nilai Validitas Keterangan
Program yang Diperoleh Mitra
1 0.669 Valid
2 0.711 Valid
3 0.803 Valid
4 0.570 Valid
Program yang
Dipentingkan Mitra
1 0.636 Valid
2 0.713 Valid
3 0.863 Valid
4 0.607 Valid
Efektivitas Program Kemitraan
Pelatihan 0.689 Valid
1 0.902 Valid
2 0.936 Valid
3 0.585 Valid
Pembinaan 0.723 Valid
4 0.895 Valid
5 0.866 Valid
Promosi 0.780 Valid
6 0.754 Valid
7 0.877 Valid
8 0.898 Valid
Kredit Murah 0.661 Valid
(35)
(Lanjutan Tabel 1)
Kategori Pertanyaan Nilai Validitas Keterangan
Efektivitas Program Kemitraan
10 0.860 Valid
Perkembangan 0.741 Valid
11 0.846 Valid
12 0.737 Valid
13 0.785 Valid
Loyalitas Mitra Binaan
14 0.733 Valid
15 0.628 Valid
16 0.734 Valid
17 0.741 Valid
Hasil yang terlihat pada Tabel 1 menunjukkan bahwa butir pertanyaan yang digunakan dalam kuesioner penelitian ini seluruhnya valid karena memiliki nilai hitung korelasi (r hitung) > 0,361, sehingga 25 pertanyaan dapat diterima dan diikutsertakan dalam pengolahan berikutnya. Output asli program SPSS 17 untuk uji validitas dapat terlihat pada (Lampiran 2).
Selanjutnya dilakukan Uji reliabilitas. Uji Reliabilitas menunjukkan tingkat seberapa besar suatu pengukur mengukur dengan stabil dan konsisten yang besarnya ditunjukkan oleh nilai koefisien reliabilitas.
Teknik uji realibilitas yang digunakan yaitu teknik
Cronbach’s Alpha. Rumus pengujian realibilitas dengan
menggunakan teknik Cronbach’s Alpha adalah :
α = Keterangan :
α = Reliabilitas instrument (Cronbach’s coefficient alpha) k = Banyak butir pertanyaan
b2 = Jumlah ragam butir t2 = Ragam total
(36)
Hasil uji reliabilitas menggunakan teknik Cronbach’s Alpha dengan bantuan Software SPSS 17, hasilnya adalah sebagai berikut,
Tabel 2. Uji reliabilitas kuesioner (modifikasi)
Kategori Nilai Alpha Cronbach
Jumlah item Keterangan Program yang
Diperoleh
0,677 4 Reliabel
Program yang Dipentingkan
0,703 4 Reliabel
Efektivitas Program Kemitraan
0,852 13 Reliabel
Loyalitas 0,667 4 Reliabel
Hasil yang terlihat pada Tabel 2 menunjukkan bahwa butir pertanyaan yang mewakili variabel dalam kuesioner penelitian ini seluruhnya memiliki reliabilitas kuesioner yang reliabel karena memiliki nilai alpha > 0,6. Output asli program SPSS 17 untuk uji reliabilitas dapat terlihat pada (Lampiran 3).
3.2.4.2 Skala Likert
Skala Likert digunakan untuk mengubah data kualitatif menjadi data kuantitatif. Skala ini mengukur tingkat kesetujuan atau ketidaksetujuan responden terhadap serangkaian pertanyaan yang diajukan dalam kuesioner. Dalam skala Likert, kemungkinan jawaban tidak hanya “setuju” dan “tidak setuju”, tetapi dapat dibuat dengan banyak kemungkinan. dengan menggunakan Skala Likert (Umar, 2005) peneliti dapat memberi skor pada setiap jawaban responden sesuai dengan bobot yang telah ditentukan dalam Skala Likert. Pembobotan nilai jawaban dapat dilihat dalam Tabel 3.
Tabel 3. Bobot nilai jawaban responden
Bobot Keterangan
1 Sangat tidak setuju/ Sangat tidak penting
(37)
Lanjutan Tabel 3
Bobot Keterangan
3 Setuju/ Penting
4 Sangat setuju/ Sangat penting
3.2.4.3 Analisis Deskriptif
Dalam penelitian ini, analisis deskriptif digunakan untuk mengetahui karakteristik umum dari Mitra Binaan PT Bank X, dan efektivitas program kemitraan. Data mengenai karakteristik Mitra Binaan tersebut akan diperoleh melaui kuesioner dan kemudian diklasifikasi dalam bentuk tabel. Data-data tersebut kemudian dipersentasekan berdasarkan jumlah responden dengan rumus sebagai berikut :
P = _ƒi_ x 100% ƒi
Dimana :
P = Persentase responden yang memilih kategori tertentu
ƒi = Jumlah responden yang memilih kategori tertentu ƒi = Total jawaban
Persentase terbesar yang diperoleh untuk masing-masing kategori merupakan jawaban yang paling dominan. Karakteristik responden yang akan diidentifikasi diantaranya, usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, jenis usaha, dan lama bermitra.
Efektivitas program dan loyalitas disajikan berdasarkan skor rata-rata dari penilaian responden, Semakin tinggi skor rata-rata maka semakin tinggi efektivitas program kemitraan. Skala yang digunakan dapat dilihat pada tabel 4,
Tabel 4. Interpretasi skor rataan efektivitas
Skor Rataan Keterangan
1-1,75
sangat tidak efektif/ sangat tidak loyal
1,76-2,50 tidak efektif/ tidak loyal 2,51-3,25 Efektif/ loyal
(38)
3.2.4.4 Tabulasi Silang (Crosstabs)
Tabulasi silang adalah prosedur yang menyajikan deskripsi data dalam bentuk baris dan kolom. Tabulasi silang digunakan untuk melakukan analisis hubungan di antara baris dan kolom. Data yang digunakan untuk analisis ini adalah data yang berskala ordinal dan nominal.
Pengambilan keputusan pada tabulasi silang dilakukan berdasarkan perbandingan antara uji chi-square dengan tabel chi-square. Bila nilai hasil hitung chi-square kurang dari atau sama dengan tabel square maka hipotesis diterima. Bila chi-squared test menampilkan hasil kurang dari atau sama dengan 0,05, maka artinya ada hubungan antara baris dan kolom.
3.2.4.5 Importance Performance Analysis (IPA)
Importance Performace Analysis (IPA) adalah sebuah metode untuk memetakan tingkat kepentingan atas kinerja tertentu dari sebuah produk. Kemudian tingkat kepentingan tersebut dipetakan dalam diagram kartesius yang disebut Matriks IPA. Matriks IPA terdiri dari empat kuadran yang masing-masing menjelaskan keadaan yang berbeda. Keadaan-keadaan tersebut yaitu :
a. Kuadran I (attributes to improve). Kuadran ini memuat atribut yang dianggap penting oleh mitra binaan tapi kinerja atribut tersebut kurang dari apa yang diharapkan. Atribut yang termasuk di kuadran ini harus ditingkatkan.
b. Kuadran II (maintain performance). Kuadran ini membuat atribut yang dianggap penting oleh mitra binaan dan pelaksanaannya dianggap sudah sesuai harapan. Atribut di kuadran ini harus dipertahankan.
c. Kuadran III (attributes to maintain). Kuadran ini memuat atribut yang dianggap kurang penting oleh mitra binaan dan kinerja atribut tersebut kurang dari apa yang diharapkan. Peningkatan atribut yang masuk ke kuadran ini perlu
(39)
dipertimbangkan karena tidak terlalu berpengaruh terhadap mitra binaan.
d. Kuadran IV (attributes to de-emphasize). Kuadran ini memuat atribut yang dianggap kurang penting oleh mitra binaan sedangkan kinerja perusahaan pada atribut ini terlalu tinggi sehingga dianggap berlebihan. Harus dilakukan efisiensi pada atribut di kuadran ini sehingga bisa menghemat biaya.
Diagram kartesius dalam IPA ditunjukkan pada gambar 3 di bawah ini.
Gambar 3. Diagram importance / performance matrix (Rangkuti, 2005)
Rumus yang digunakan dalam IPA adalah sebagai berikut :
Keterangan :
TKi = Tingkat kesesuaian responden
Xi = Skor penilaian tingkat kinerja/kepuasan Yi = Skor penilaian kepentingan
3.2.4.6 Analisis Korelasi (Rank Spearman)
Adapun metode statistika yang digunakan adalah dengan menggunakan teknik korelasi Rank Spearman. Korelasi ini digunakan untuk mengukur tingkat keeratan hubungan antara variabel satu dengan lainnya. Khususnya data interval yaitu data
(40)
yang mempunyai skala pengukuran yang berjenjang. Rumus korelasi Rank Spearman (Siegel, 1992):
Apabila dalam perhitungan ditemukan angka kembar, maka menggunakan rumus:
Keterangan:
rs = Koefisien korelasi
N = Jumlah sampel penelitian
di = Selisih antara rank X dan rank Y padaresponden ke-i dimana:
Keterangan:
Tx = Faktor koreksi
Ty = Jumlah berbagai harga T untuk semua kelompok yang berlain-lainan yang memiliki observasi berangka sama.
Melalui program SPSS 17.00 for Windows maka kita tidak perlu melakukan perhitungan secara manual dengan menggunakan rumus di atas. Komputer akan mengeluarkan output hasil pengolahan dan kita dapat langsung menganalisis serta mengambil keputusan dari output tersebut. Hal yang dapat
(41)
dianalisis dari output tersebut dengan melihat nilai korelasi (nilai rs) dan nilai probabilitasnya.
rs = 1 Hubungan X dan Y sempurna positif (mendekati 1, hubungan kuat dan positif)
rs = 1 Hubungan X dan Y sempurna negatif
rs = 0 Hubungan X dan Y lemah sekali atau tidak ada hubungan
Mengetahui keeratan hubungan antara variabel yang satu dengan variabel lainnya, koefisien korelasi yang diperoleh kemudian diinterprestasikan melalui pedoman yang tertera di bawah ini :
Tabel 5. Interprestasi koefisien korelasi
Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu: H0 : Tidak ada hubungan yang nyata antara dua variabel
H1 : Terdapat hubungan yang nyata antara dua variabel
Taraf kepercayaan yang digunakan dalam uji signifikansi adalah 5%. Sedangkan yang menjadi dasar pengambilan keputusan signifikan atau tidaknya hubungan kedua variabel adalah:
Jika probabilitas > 0,05 maka H0 diterima Jika probabilitas < 0,05 maka H0 ditolak
(42)
4.1. Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1 Sejarah PT Bank X
Bank X didirikan pada tanggal 2 Oktober 1998, sebagai bagian dari program restrukturisasi perbankan yang dilaksanakan oleh pemerintahan Indonesia. Pada bulan Juli 1999, empat bank pemerintah, dilebur menjadi Bank X. Masing-masing dari keempat legacy banks
memainkan peran yang tak terpisahkan dalam pembangunan perekonomian Indonesia. Bank X meneruskan tradisi selama lebih dari 140 tahun untuk memberikan kontribusi dalam dunia perbankan dan perekonomian Indonesia.
Setelah merger, Bank X melaksanakan proses konsolidasi secara menyeluruh. Pada saat itu, Perusahaan menutup 194 kantor cabang yang saling berdekatan dan mengurangi jumlah karyawan, dari jumlah gabungan sebanyak 26.600 jiwa menjadi 17.620 jiwa. Brand Bank X diimplementasikan secara sekaligus ke seluruh jaringan Perusahaan dan kegiatan periklanan serta promosi lainnya. Satu dari sekian banyak keberhasilan Bank X yang paling signifikan adalah keberhasilan dalam menyelesaikan implementasi sistem teknologi baru. Sebelumnya Perusahaan mewarisi 9 core banking system yang berbeda dari keempat bank.
Setelah melakukan investasi awal untuk segera mengkonsolidasikan kedalam sistem yang terbaik, Perusahaan melaksanakan sebuah program tiga tahun, dengan nilai program sebesar US$200 juta, untuk mengganti core banking system gabungan perusahaan menjadi satu sistem yang mempunyai kemampuan untuk mendukung kegiatan consumer banking yang agresif. Saat ini, infrastruktur IT Bank X memberikan layanan straight-through processing dan interface tunggal pada seluruh nasabah. Nasabah korporat Perusahaan hingga saat ini masih mewakili kekuatan utama
(43)
perekonomian Indonesia. Menurut sektor usahanya, portfolio kredit korporasi terdiversifikasi dengan baik, dan secara khusus sangat aktif dalam sektor manufaktur Food & Beverage, agrobisnis, konstruksi, kimia dan tekstil.
Sejak didirikan, Bank X telah bekerja keras untuk menciptakan tim manajemen yang kuat dan profesional yang bekerja berlandaskan pada prinsip-prinsip good corporate governance yang telah diakui secara internasional. Bank X disupervisi oleh Dewan Komisaris yang ditunjuk oleh Menteri Negara BUMN yang dipilih berdasarkan anggota komunitas keuangan yang terpandang. Manajemen ekskutif tertinggi adalah Dewan Direksi yang dipimpin oleh Direktur Utama. Dewan Direksi Perusahaan terdiri dari banker dari legacy banks dan juga dari luar yang independen dan sangat kompeten. Bank X juga mempunyai fungsi offices of compliance, audit dan corporate secretary, dan juga menjadi obyek pemeriksaan rutin dari auditor eksternal yang dilakukan oleh Bank Indonesia, BPKP dan BPK serta auditor internasional.
AsiaMoney magazine memberikan penghargaan atas komitmen Perusahaan atas penerapan GCG dengan memberikan Corporate Governance Award untuk katagori Best Overall for Corporate Governance in Indonesia dan Best for Disclosure and transparency.
4.1.2 Visi dan Misi PT Bank X
Visi dari PT Bank X adalah Menjadi Lembaga Keuangan Indonesia yang paling dikagumi dan selalu progresif. Sedangkan untuk Misi PT Bank X diantaranya, Berorientasi pada pemenuhan kebutuhan pasar, Mengembangkan sumber daya manusia professional, Memberi keuntungan yang maksimal bagi stakeholder, Melaksanakan manajemen terbuka, dan Peduli terhadap kepentingan masyarakat dan lingkungan.
(44)
4.1.3 Struktur Organisasi
PT Bank X terdiri dari banyak anak perusahaan yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Pada Cluster PT Bank X Bogor di pimpin oleh Cluster Manager yang mengkoordinasikan enam divisi yang terdiri dari divisi Program Kemitraan, divisi Mitra Bank X, divisi Credit Administration, divisi Credit Quality, divisi Micro Bank X, serta Micro Credit Analyst.
Divisi Program Kemitraan dipimpin oleh Program Kemitraan Supervisor (PKS) yang dibantu oleh Asisten Program Kemitraan Supervisor (APKS). Asisten membantu mengelola Mitra Binaan di Bank X Bogor, baik untuk pelaksanaan program kemitraan maupun dalam meningkatkan jumlah Mitra Binaan. Divisi Credit Administration diisi oleh Petugas Administrasi Kredit. Untuk Divisi Micro, dipimpin oleh Micro Bank X Manager yang dalam melaksanakan tugasnya berkoordinasi dengan Credit Micro Collection, Micro Credit Sales dan Micro Credit Analyst. Micro Credit Sales bertugas untuk monitoring nasabah kredit khususnya dalam survei nasabah. Credit Micro Collection bertugas dalam penagihan piutang perusahaan pada nasabah. Struktur Organisasi PT Bank X Bogor dapat dilihat pada Lampiran 8.
4.2. Program Kemitraan PT Bank X Bogor
Program CSR (Corporate Social Responsibility) pada PT Bank X sebagai Bank Pemerintah dilaksanakan dalam bentuk Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL). Program Kemitraan yang dijalankan PT Bank X merupakan program-program yang diberikan PT Bank X kepada Mitra-mitra Binaan perusahaan yang terdiri dari Usaha Kecil dan Koperasi di kalangan masyarakat yang memenuhi kriteria tertentu berdasarkan peraturan pemerintah. Sedangkan Bina Lingkungan merupakan bentuk tanggung jawab terhadap lingkungan perusahaan, seperti pemberian dana hibah untuk membangun sarana ataupun prasarana yang memperbaiki lingkungan di masyarakat.
(45)
Sebelumnya terdapat program PUKK (Pembinaan Usaha Kecil dan Koperari) pada PT Bank X yang telah berjalan sejak tahun 1999 dan kemudian program diubah menjadi Program kemitraan dan dilaksanakan sejak 2006. Tujuan dari Program Kemitraan PT Bank X terdiri dari tiga tujuan, yang pertama adalah untuk memberikan bantuan kepada Usaha Kecil dan Koperasi sehingga dapat membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Kedua, dari segi bisnis, Program Kemitraan juga memiliki tujuan untuk menghasilkan bibit-bibit nasabah yang baru di perusahaan. Dan tujuan yang ketiga adalah untuk membuat mitra semakin nyaman dan loyal dalam bekerja sama dengan perusahaan.
PT Bank X Bogor terlebih dahulu melakukan sosialisasi mengenai program kemitraan terhadap masyarakat baik melalui seminar ataupun melalui penyebaran leaflet mengenai program kemitraan, agar pengusaha kecil dan koperasi tertarik untuk menjadi mitra binaan perusahaan. Pengusaha kecil dan koperasi yang tertarik (calon mitra binaan) kemudian mengajukan permohonan kepada PT Bank X Bogor. Permohonan tersebut kemudian diseleksi berdasarkan kriteria tertentu.
Beberapa kriteria atau persyaratan bagi pemilik Usaha Kecil dan dan Koperasi yang menjadi sasaran Mitra Binaan PT Bank X diantaranya adalah sebagai berikut,
1. Usaha telah berjalan selama satu tahun dan belum pernah mendapatkan bantuan modal dari Bank
2. Menyerahkan fotokopi Kartu Tanda Penduduk (KTP) 3. Menyerahkan fotokopi Kartu Keluarga (KK)
4. Menyerahkan fotokopi surat nikah/cerai 5. Menyerahkan pasfoto 4x6
6. Menyerahkan fotokopi rekening listrik, air dan telpon bulan terakhir
7. Menyerahkan Agunan / jaminan berupa Akta Jual Beli, Sertifikat atau BPKB
8. Menyerahkan Surat Keterangan Usaha (SKU)
Persyaratan tersebut diserahkan pada Supervisor Program Kemitraan untuk diproses lebih lanjut sebelum diputuskan akan diterima atau tidak
(46)
dalam program kemitraan. Selain persyaratan diatas, sesuai dengan Peraturan Menteri Negara BUMN No.5/MBU/2007 tentang PKBL, usaha kecil yang bisa diikut sertakan dalam program kemitraan adalah,
1. Memiliki kekayaan paling banyak Rp 200 juta (tanpa tanah dan bangunan usaha) atau memiliki hasil penjualan tahunan maksimal Rp 1 Milyar 2. Usaha milik Warga Negara Indonesia
3. Berdiri sendiri (bukan cabang usaha menengah atau besar)
4. Berbentuk usaha perorangan, usaha tidak berbadan hukum, atau usaha berbadan hukum termasuk koperasi.
5. Mempunyai prospek berkembang 6. Non bankable
Setelah dilakukan Survei dan di analisis risiko kredit pada masing-masing calon mitra binaan yang dibantu oleh staf Micro Credit Analyst, pengusaha kecil dan koperasi yang telah sesuai SOP akan dihubungi oleh pihak perusahaan. Setelah resmi menjadi mitra binaan perusahaan, pengusaha kecil dan koperasi akan menerima berbagai fasilitas dalam program kemitraan baik dana pinjaman maupun kegiatan yang diadakan perusahaan.
Dalam Program Kemitraan PT Bank X terdapat serangkaian program seperti pelatihan, pembinaan, program pameran serta Kredit Murah yang diberikan pada mitra binaan.
1. Program Pelatihan
Mitra Binaan dilatih oleh pihak yang bekerjasama dengan perusahaan dengan memberikan materi yang sesuai kepada mitra binaan. Melalui program ini PT Bank X Bogor berharap dapat meningkatkan pengetahuan dan kemampuan mitra binaan dalam memjalankan usahanya. Contoh program pelatihan yang telah terlaksana adalah, pelatihan Manajemen Bisnis dan Pembukuan Sederhana. Program pelatihan diadakan minimal satu kali dalam setahun. Untuk mempermudah jalannya pelatihan, setiap peserta mendapatkan materi dalam bentuk handout ataupun CD. Setiap mitra juga mendapatkan sertifikat pelatihan. Pelatihan dapat dilaksanakan dengan materi atau topik yang direkomendasikan mitra binaan dengan beberapa ketentuan
(47)
agar dapat disetujui dan didanai perusahaan seperti jumlah peserta minimal 20 mitra binaan dan kententuan lainnya. Pihak lain yang bekerja sama dengan perusahaan diantaranya adalah, Dinas Perindustrian dan Perdagangan, perusahaan konsultan, LPPM IPB, serta lembaga-lembaga pelatihan lainnya.
2. Program Pembinaan
Dalam Pembinaan mitra binaan diberikan pengarahan juga masukan atau saran terhadap bisnis yang dijalankan oleh masing-masing mitra binaan sehingga mitra binaan dapat mengatasi permasalahan dalam usaha yang dijalankan dan selalu lancar dalam pengembalian dana kredit murah. Contoh dari pembinaan yang telah dilakukan adalah pembinaan kualitas produk, pengelolaan keuangan, dan lain-lain. Pihak pembina akan mengunjungi masing-masing mitra binaan untuk mengetahui keadaan usaha yang dijalankan.
3. Program Promosi
Perusahaan memberikan fasilitas kepada Mitra Binaan untuk membantu mitra dalam memasarkan dan mempromosikan produk mereka melalui event-event yang diselenggarakan oleh perusahaan. Seperti Pameran di berbagai kota, bahkan hingga manca negara (Malaysia, Arab, Belanda). Selain pameran, perusahaan juga membantu untuk publikasi usaha dari mitra binaan melalui koran, ataupun majalah. Melalui program promosi ini perusahaan berharap dapat meningkatkan jumlah pelanggan yang dimiliki mitra binaan, serta memperluas jaringan usaha mitra binaan. Karena melalui kegiatan-kegiatan tersebut mitra akan memiliki kesempatan untuk bertemu dengan pengusaha sejenis untuk bekerjasama dan menjalin hubungan bisnis.
4. Kredit Murah
Merupakan dukungan finansial bagi mitra binaan dengan cara memberikan pinjaman dana bergulir dengan bunga (flat) yang sangat rendah yaitu 0,5 % per bulan dari dana bergulir yang dipinjamkan perusahaan. Variasi jumlah pinjaman bagi Mitra binaan diantaranya, Rp 5.000.000,- ; Rp 10.000.000,- ; Rp 15.000.000,- dan Rp 20.000.000,-
(48)
dengan variasi jangka waktu pengembalian diantaranya, dalam waktu 12 bulan, 18 bulan, 24 bulan dan 36 bulan. Dana kredit yang diberikan perusahaan ditentukan berdasarkan kemampuan mitra binaan dalam pengembalian pinjaman. Hal ini tentu untuk mengatasi risiko gagal bayar dari mitra binaan sendiri. Ini penting mengingat bahwa dana kredit murah merupakan dana bergulir yang nantinya akan digunakan lagi oleh mitra binaan lainnya. PT Bank X Bogor berharap dana ini digunakan untuk membantu mitra mengembangkan usaha mereka.
Dalam pelaksanaannya program kemitraan PT Bank X Bogor memiliki karakteristik sebagai berikut,
1. Menunjukkan cikal bakal nasabah PT Bank X Bogor di masa yang akan datang.
2. Tidak menerima peserta Program kemitraan yang pernah dibina oleh BUMN lain sesuai dengan peraturan PKBL Bab IV mengenai mekanisme penyaluran dana PKBL, pada pasal 12 ayat 1.e. yang terkadang masih dilanggar oleh penyelenggara lain.
3. Mengadakan kerjasama dengan pihak lain untuk optimalisasi perkembangan mitra binaan.
4. Memberikan kesempatan kepada mitra binaan maksimal dua kali mengikuti program kemitraan PT Bank X. Dan selanjutnya mitra diarahkan untuk berkembang ke tahap Mikro.
Program kemitraan berakhir bila dana bergulir yang dipinjamkan perusahaan kepada mitra binaan telah dikembalikan dan bila mitra binaan mengalami perkembangan signifikan maka akan diarahkan untuk level yang lebih tinggi yaitu kredit Mikro. Namun bila perkembangan ada tetapi belum signifikan maka mitra binaan diperbolehkan untuk mengikuti program kemitraan periode kedua. Berdasarkan hasil wawancara dengan responden, beberapa mitra binaan telah mengikuti program kemitraan sebanyak dua kali. Hal ini menandakan bahwa mitra binaan mengalami perkembangan dan berpotensi untuk level kredit mikro.
Kondisi usaha mitra binaan setelah mengikuti program kemitraan dapat dilihat dari beberapa aspek. Berdasarkan hasil wawancara dengan
(49)
responden, dari segi pendapatan bersih, mitra binaan rata-rata mengalami peningkatan pendapatan bersih sebesar 54,5% setelah mengikuti program kemitraan. Dilihat dari jumlah tenaga kerja yang dimiliki mitra binaan, tenaga kerja yang dimiliki mitra binaan rata-rata meningkat 22,3%. Berdasarkan peningkatan jenis produk, rata-rata mitra binaan mengalami peningkatan sebesar 48,75%.
Dampak sosial yang dialami mitra binaan, dari segi kepercayaan diri, mitra binaan merasa lebih berani untuk melakukan hal baru yang dapat mengembangkan usaha mereka, seperti meningkatkan volume produk yang dijual, dan menambah jenis produk yang dijual. Selain itu mereka lebih percaya diri dalam menghadapi persaingan. Misalnya, pengusaha kue basah yang berani mengeluarkan jenis kue baru yang mungkin disukai konsumen, atau pengusaha kerajinan dan matrial bambu yang berani bertahan dalam kualitas produk terbaik demi menghadapi persaingan. Dari segi ketergantungan terhadap program kemitraan pihak Bank X telah mengantisipasinya dengan membatasi keikutsertaan dalam program kemitraan sebanyak dua kali agar dana bergulir bisa diberikan pada pengusaha kecil dan koperasi lainnya dan mitra binaan terdorong untuk berkembang ke level yang lebih tinggi.
Berdasarkan teori Kotler dan Lee dalam Solihin (2008), bentuk pelaksanaan program CSR seperti ini termasuk dalam kategori bentuk pelaksanaan Socially Responsible Bussiness karena melalui program kemitraan dan bina lingkungan (PKBL) artinya perusahaan mendukung program sosial dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan komunitas dan memelihara lingkungan hidup yang melibatkan perusahaan dengan masyarakat secara umum. Dengan demikian maka manfaat yang akan diterima perusahaan dalam program kemitraan dan bina lingkungan adalah meningkatnya kesan baik komunitas terhadap karyawan karena adanya personil khusus yang mengelola dan berhubungan langsung dengan mitra binaan sebagai penerima program PKBL, menciptakan preferensi masyarakat terhadap perusahaan, serta timbulnya citra positif dari pemerintah karena
(50)
perusahaan telah mematuhi anjuran pemerintah dalam peraturan dan UU mengenai tanggung jawab sosial perusahaan.
4.3. Karakteristik responden
Jumlah responden yang diambil dalam penelitian ini adalah 40 orang pemilik Usaha Kecil di Bogor yang kemudian disebut sebagai Mitra Binaan. Berdasarkan hasil wawancara dengan responden, Seluruh responden menjadi mitra binaan PT Bank X Bogor dengan tujuan untuk memperoleh modal tambahan dalam usaha, dan ingin mengembangkan usaha yang mereka jalankan. Mitra binaan yang hampir seluruhnya telah berkeluarga ( berstatus menikah) ini sebagian besar memperoleh informasi mengenai Program Kemitraan PT bank X Bogor melalui rekomendasi teman dan melalui pihak perusahaan langsung. Perusahaan tidak melakukan promosi mengenai Program Kemitraan ini karena perusahaan tidak menganggap Program Kemitraan sebagai produk perusahaan. Namun tetap ada unsur bisnis (profit oriented) dalam pelaksanaan Program kemitraan ini. Lokasi mitra binaan yang menjadi responden tersebar di seluruh kota Bogor, tidak hanya di pusat kota tetapi juga di Bogor bagian Timur, Utara, Selatan dan Barat.
Karakteristik responden yang digunakan dalam penelitian ini diantaranya adalah, jenis kelamin, usia, pendidikan, pekerjaan, jenis usaha dan lama bermitra dengan PT Bank X. Mitra Binaan PT Bank X memiliki karakteristik sebagai berikut,
1. Jenis Kelamin
Gambar 4. Jenis kelamin responden
Mitra Binaan PT Bank X yang bersedia menjadi responden penelitian berdasarkan jenis kelamin terdiri dari 20 orang responden
50% 50%
Jenis Kelamin Perempuan Laki-Laki
(51)
(50%) berjenis kelamin perempuan dan 20 orang sisanya (50%) berjenis kelamin laki-laki.
2. Usia
Gambar 5. Usia responden
Sebagian besar responden memiliki usia lebih dari 40 tahun yaitu sebanyak 26 orang (65%) . Sisanya adalah 7 orang (18%) berusia 31-40 tahun, 6 orang berusia 24-30 tahun (15%) dan 1 orang berusia 17-23 tahun (2%).
3. Pendidikan
Gambar 6. Pendidikan responden
Berdasarkan Tingkat pendidikan responden, yang paling dominan adalah Mitra Binaan dengan tingkat pendidikan terakhir pada jenjang SMU/SMK sebanyak 19 orang (47%). Selanjutnya terdapat 11 orang mitra binaan dengan pendidikan terakhir pada jenjang SD/SMP (27%). Karena itu, Mitra Binaan perlu untuk dibina melalui program kemitraan agar mampu mengembangkan usaha yang dimiliki. Sisanya adalah 5 orang dengan pendidikan S1 (13%), 3 orang dengan pendidikan D3 (8%),
2% 15%
18% 65%
Usia
17-23 tahun 24-30 tahun 31-40 tahun > 40 tahun
27% 47%
8% 13% 5%
0% Pendidikan
(52)
2 orang dengan pendidikan terakhir S2 (5%) dan tidak ada yang berpendidikan S3 (0%).
4. Jenis Usaha
Gambar 7. Jenis usaha responden
Jenis Usaha yang paling dominan adalah Makanan sebanyak 18 responden (45%). Usaha Makanan ini diantanya adalah kue basah, kue kering, warung makan serta Masakan khas daerah. Kemudian untuk jenis usaha bahan mentah sebanyak 11 responden (28%) yang diantaranya adalah Tempe, Tahu, Sembako, Ayam potong, makanan beku (frozen food), serta sayuran. Pada jenis usaha Peralatan sebanyak 5 responden (12%). Untuk usaha kerajinan tangan dan lainnya masing-masing hanya terdiri dari 3 responden.
5. Lama Bermitra
Gambar 8. Lamanya responden bermitra
Berdasarkan Lamanya bermitra, Sebagian besar responden telah bermitra selama 1-3 tahun. Yaitu sebanyak 29 responden (72%). Hal ini terjadi karena tersedianya batas waktu pengembalian dana kredit bergulir maksimal 3 tahun sehingga mitra binaan memilih jangka waktu tersebut agar angsuran kredit menjadi lebih ringan. Kemudian sebanyak 6
45%
12% 7%
28%
8% Jenis Usaha
Makanan Peralatan Kerajinan Tangan Bahan Mentah Lainnya
15%
72%
8% 5%
Lamanya Bermitra
(53)
responden (15%) telah bermitra selama kurang dari satu tahun. Dan hanya 3 responden (8%) yang menjadi mitra binaan cukup lama yaitu 3-5 tahun. Bahkan ada mitra binaan yang mengikuti program kemitraan ini selama lebih dari 5 tahun yaitu sebanyak 2 responden (5%).
4.4. Efektivitas Program Kemitraan PT Bank X Bogor
Program kemitraan PT Bank X dilaksanakan dalam beberapa jenis program, yaitu Program Pelatihan, Pembinaan, Promosi, dan Kredit Murah. Weiss (1972) menyatakan bahwa untuk mengukur efektivitas suatu program dilakukan berdasarkan kesesuaian efek program dengan tujuan dari program tersebut. Untuk itu dalam penelitian ini dilakukan pengukuran efektivitas Program kemitraan berdasarkan ketercapaian tujuan dari program kemitraan yang dilaksanakan pada Mitra binaan perusahaan.
1. Realisasi Program Kemitraan PT Bank X
Terlebih dahulu peneliti menyajikan data realisasi Program Kemitraan dengan melihat Program yang diperoleh Mitra Binaan melalui Program Kemitraan PT Bank X. Data ini disajikan untuk melihat apakah perusahaan memberikan program-program ini kepada mitra binaan. Data dapat dilihat pada Tabel 6 berikut,
Tabel 6. Program kemitraan yang diperoleh mitra binaan PT BankX
PROGRAM
Skor rataan
Urutan
Peringkat Keterangan
Pelatihan 3,28 1 Sangat Efektif
Pembinaan 2,88 3 Efektif
Promosi 2,71 4 Efektif
Kredit Murah 3,13 2 Efektif
Hasil menunjukkan bahwa Program yang paling efektif dalam realisasinya terhadap seluruh responden adalah program Pelatihan karena memiliki skor rataan terbesar yaitu 3,28 (dari skala maksimal 4,00) dengan predikat Sangat Efektif. Hal tersebut terjadi karena berdasarkan keterangan yang diperoleh dari responden, responden merasa antusias untuk ikut serta dalam Pelatihan yang ditawarkan perusahaan karena ingin menambah wawasan yang dimiliki, selain itu waktu pelaksanaan pelatihan yang tidak
(54)
terlalu lama juga mempermudah responden untuk menghadiri pelatihan tanpa harus meninggalkan usaha terlalu lama. Dan berdasarkan keterangan yang diperoleh dari pihak Supervisor Program Kemitraan, Program Pelatihan memang diadakan minimal satu tahun sekali dan materi yang diberikan bisa disesuaikan dengan keinginan dari mitra binaan perusahaan dengan syarat tertentu.
Program yang memiliki skor rataan paling rendah adalah Program Promosi dengan nilai skor rataan sebesar 2,71 (Efektif). Perusahaan cukup sering mengadakan kegiatan pameran bagi Mitra Binaan sebagai Program promosi, namun beberapa mitra binaan kesulitan untuk mengikuti kegiatan karena mereka sibuk untuk mengurus usaha masing-masing terkait waktu kegiatan yang cukup lama yaitu selama 1 minggu, dan lokasi kegiatan yang cukup jauh bagi mitra binaan Perusahaan di Bogor. Perusahaan juga telah mempertimbangkan hal tersebut sehingga perusahaan lebih meprioritaskan usaha Mitra Binaan yang memang memungkinkan untuk mengikuti kegiatan dan mitra binaan yang antusias mengikuti kegiatan.
2. Program Kemitraan yang Dipentingkan Mitra Binaan PT Bank X
Perusahaan perlu mengetahui perilaku Mitra Binaan agar pelaksanaan Program Kemitraan PT Bank X bersama Mitra Binaan bisa menjadi lebih efektif di masa yang akan datang untuk tercapainya tujuan perusahaan di dalam Program Kemitraan ini. Untuk itu peneliti menyajikan data mengenai Program Kemitraan yang dipentingkan mitra binaan. Melalui data ini kita dapat mengetahui Program-program apa saja yang lebih dipentingkan oleh Mitra Binaan perusahaan di dalam Program Kemitraan PT Bank X. Selain itu, peneliti juga dapat melihat apakah program yang diperoleh responden saat ini sesuai dengan yang dipentingkan oleh responden. Data dapat dilihat dalam Tabel 7 berikut,
Tabel 7. Program kemitraan yang dipentingkan mitra binaan PT Bank X
PROGRAM Skor rataan Urutan Peringkat Keterangan
Pelatihan 3,25 2 Penting
Pembinaan 3,05 3 Penting
Promosi 2,99 4 Penting
(1)
Lampiran 6. Uji korelasi efektivitas program kemitraan dengan loyalitas
Loyalitas Spearman's rho Pelatihan Correlation Coefficient .631**
Sig. (2-tailed) .000
N 40
Pembinaan Correlation Coefficient .577**
Sig. (2-tailed) .000
N 40
Promosi Correlation Coefficient .584**
Sig. (2-tailed) .000
N 40
Kredit_Murah Correlation Coefficient .366*
Sig. (2-tailed) .020
N 40
Perkembangan Correlation Coefficient .421**
Sig. (2-tailed) .007
N 40
Efektivitas_prog ram_kemitraan
Correlation Coefficient .424**
Sig. (2-tailed) .006
(2)
Lampiran 7. Hasil uji normalitas (nilai skewness)
Program yang diperoleh
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Skewness
Statistic Statistic Statistic Statistic Std. Error
Pelatihan 40 2.00 4.00 -.310 .374
Pembinaan 40 1.00 4.00 -.453 .374
Promosi 40 2.00 4.00 .284 .374
Kredit_murah 40 2.00 4.00 .042 .374
Valid N (listwise) 40
Program yang dipentingkan
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Skewness
Statistic Statistic Statistic Statistic Std. Error
Pelatihan 40 2.00 4.00 -.337 .374
Pembinaan 40 2.00 4.00 -.083 .374
Promosi 40 1.00 4.00 -.065 .374
Kredit_murah 40 3.00 4.00 -.209 .374
(3)
Lanjutan Lampiran 7
Efektivitas program kemitraan
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Skewness
Statistic Statistic Statistic Statistic Std. Error
Pengetahuan 40 2.00 4.00 -.419 .374
Kemampuan 40 2.00 4.00 .416 .374
Materi 40 2.00 4.00 .356 .374
Arahan 40 2.00 4.00 -.284 .374
Kelancaran 40 2.00 4.00 -.465 .374
Fasilitas 40 2.00 4.00 .223 .374
Jaringan 40 2.00 4.00 .452 .374
Pelanggan 40 2.00 4.00 .445 .374
Penggunaan 40 2.00 4.00 -.119 .374
K.Pengembalian 40 2.00 4.00 .016 .374
T.Kerja 40 2.00 4.00 .241 .374
Produk 40 2.00 4.00 .000 .374
Laba 40 2.00 4.00 -.117 .374
Valid N (listwise) 40
Loyalitas Mitra Binaan
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Skewness
Statistic Statistic Statistic Statistic Std. Error
Kepuasan 40 2.00 4.00 .112 .374
Tetap 40 2.00 4.00 .240 .374
Lagi 40 2.00 4.00 .076 .374
Rekomendasi 40 2.00 4.00 .177 .374
(4)
Lampiran 8. Struktur organisasi micro centre PT Bank X Bogor
CLUSTER MANAGER
Program
Kemitraan
Supervisor
Mitra Bank X
Supervisor
Credit
Administration
Officer
Credit
Quality
Officer
Micro Bank
X Manager
Kepala
Cabang
Mikro
Micro Credit
Analyst
Asisten Program
Kemitraan
Supervisor
Credit
Administration
Micro BankX
Collection
Micro Credit
Sales
(5)
(6)