5.1.1 Desain Bangunan Kluster Pine Forest Pada kluster Pine Forest yang memiliki luas kurang lebih 5 ha, luas area
terbangun berupa elemen keras cukup mendominasi. Setidaknya tiga per empat bagian dari kluster tersebut merupakan area yang akan dibangun, sisanya akan
dimanfaatkan sebagai area penghijauan. Area terbangun pada kluster Pine Forest tersebut terdiri dari bangunan baik itu rumah ataupun ruko, dan juga jalan serta
fasilitas lainnya yang dibangun. Bangunan berupa rumah tersebut akan dirancang dengan konsep taman vertikal.
Pine Forest memiliki 150 unit rumah dan 36 unit rumah toko. Terdapat dua tipe rumah pada kluster Pine Forest antara lain Pinus Ponderosa, tipe standar
dan sudut serta Pinus Patula, tipe standar dan sudut Gambar 18. Sedangkan untuk rumah toko, areanya dinamai dengan nama Pinus Niaga. Rumah tipe Pinus
Ponderosa dan Patula ini dirancang dengan konsep taman vertikal. Pinus Ponderosa merupakan salah satu tipe rumah di Pine Forest dengan
luas bangunan 53 m² dan luas tanah 90 m², atau dengan kata lain perbandingan luas bangunan dengan luas tanahnya adalah 5390 m² Gambar 19. Tipe Pinus
Ponderosa yang berada di sudut luas bangunannya tetap 53 m² denahnya berbeda tetapi luas tanahnya sedikit berbeda menyesuaikan dengan luas tanah
yang tersisa di bagian sudut Gambar 20. Pinus Patula juga merupakan salah satu tipe rumah di Pine Forest yang
memiliki luas bangunan dan luas tanah yang lebih besar daripada tipe Pinus Ponderosa. Luas bangunan pada tipe ini adalah 75 m² dan luas tanahnya 150 m²,
atau dengan kata lain perbandingan luas bangunan dengan luas tanahnya adalah 75150 m² Gambar 21. Tipe Pinus Patula yang berada di sudut luas bangunannya
tetap 75 m² denahnya berbeda tetapi luas tanahnya sedikit berbeda menyesuaikan dengan luas tanah yang tersisa di bagian sudut Gambar 22.
Pinus Niaga merupakan nama untuk kawasan perniagaan yang berada tepat pada welcome area cluster Pine Forest. Kawasan ini terdiri dari 36 unit
rumah toko ruko. Luas bangunan pada satu unit ruko adalah 100 m² dan luas tanahnya 67,5 m².
Taman vertikal yang akan dibuat pada kluster Pine Forest direncanakan dibuat pada setiap dinding rumah. Dinding yang terdapat pada setiap tipe rumah
memiliki dimensi yang berbeda. Dinding ini terbuat dari batu bata dan semen. a.
Pinus Ponderosa standar Pada rumah tipe Pinus Ponderosa standar, dinding yang akan dijadikan
sebagai media tumbuh tanaman pada taman vertikal adalah dinding yang terletak pada bagian depan rumah. Dinding ini tepatnya berada di teras rumah dan
menghadap ke arah utara ataupun selatan. Dinding ini memiliki dimensi antara lain, tinggi 255 cm, lebar 165 cm dan tebal 30 cm Gambar 23.
b. Pinus Ponderosa sudut
Pada rumah tipe Pinus Ponderosa sudut, dinding yang akan dijadikan sebagai media tumbuh tanaman pada taman vertikal adalah dinding yang berada
pada sisi rumah. Dinding ini berada pada sisi rumah yang menghadap ke sisi taman sudut dari rumah tersebut. Dinding ini memiliki dimensi antara lain, tinggi
255 cm, lebar 425 cm dan tebal 15-20 cm Gambar 23. c.
Pinus Patula standar Pada rumah tipe Pinus Patula standar, dinding yang akan dijadikan sebagai
media tumbuh tanaman pada taman vertikal adalah dinding yang terletak pada bagian depan rumah. Dinding ini tepatnya berada di muka rumah dan menghadap
ke arah carport. Dinding ini memiliki dimensi antara lain, tinggi 513 cm, lebar 260 cm dan tebal 30 cm Gambar 24. Bentuk dinding ini bukan merupakan balok
utuh, tetapi berlubang dengan bentuk persegi panjang dengan skala manusia yang berfungsi sebagai sirkulasi manusia.
d. Pinus Patula sudut
Pada rumah tipe Pinus Patula sudut, dinding yang akan dijadikan sebagai media tumbuh tanaman pada taman vertikal ada 2 dinding, yaitu dinding depan
rumah dan dinding sisi rumah Gambar 24. Dinding depan rumah merupakan dinding yang langsung menghadap carport. Bentuk dan dimensinya pun sama
dengan Pinus Patula standar. Dinding sisi rumah terletak pada sisi rumah yang menghadap ke taman sudut rumah tersebut. Dinding sisi ini memiliki dimensi
antara lain, tinggi 255 cm, lebar 230 cm dan tebal 15 cm.
5.2 Iklim Mikro
Berdasarkan data suhu udara yang didapat dari pengukuran langsung di tapak, suhu maksimum Pine Forest pada siang hari adalah 34 ºC. Pada suhu
tersebut kenyamanan berkurang sehingga diperlukan penambahan jumlah vegetasi untuk menurunkan suhu udara.
Curah hujan di Pine Forest sama dengan Sentul City yaitu 4000 mm tahun. Tingginya curah hujan dapat dimanfaatkan untuk mengairi taman vertikal
di Pine Forest, khususnya taman vertikal yang langsung berhadapan dengan lingkungan luar outdoor. Hal ini dapat menghemat penggunaan energi air untuk
irigasi taman vertikal. Sistem irigasi dan drainase yang baik diperlukan dalam mengontrol jumlah air hujan yang diterima Pine Forest.
Angin di Pine Forest berkecepatan 2-3 m detik dominan bertiup dari utara ke selatan pada musim kemarau dan dari selatan ke utara pada musim hujan.
Angin yang melalui Pine Forest bermanfaat dalam meningkatkan kenyamanan. 5.2.1 Cahaya Matahari
Berdasarkan koordinat garis lintang, posisi kluster Pine Forest berada pada bagian bumi selatan. Sinar matahari akan berbeda arah datang sinarnya sesuai
posisi matahari terhadap bumi. Hal ini berpengaruh pada penerimaan cahaya matahari terhadap dinding taman vertikal yang memiliki arah hadap yang berbeda
pada setiap tipe. Arah hadap dinding taman vertikal pada kluster Pine Forest diantaranya menghadap ke arah utara, selatan dan timur.
Posisi dan arah hadap dinding taman vertikal mempengaruhi efektivitas taman vertikal dalam fungsinya mereduksi radiasi matahari. Indonesia yang
memiliki dua musim akan mengalami penyinaran matahari sepanjang tahun. Pergeseran semu matahari menyebabkan cahaya matahari akan datang dari arah
yang berbeda pada setiap musimnya Gambar 25. Arah datang sinar matahari juga mempengaruhi penyinaran terhadap tanaman yang tumbuh pada taman
vertikal.
Gambar 25. Arah Datang Sinar Matahari Pada negara tropis seperti Indonesia, pergerakan semu matahari tidak
terlalu besar berpangaruh, sehingga Indonesia akan mengalami penyinaran sepanjang tahun. Hal ini menyebabkan dinding taman vertikal akan terkena sinar
matahari sepanjang tahun walaupun arah hadap dinding-dinding itu berbeda. Dinding yang menghadap ke timur atau barat akan mendapatkan intensitas
penyinaran yang lebih banyak daripada dinding yang mengahadap ke utara atau selatan Gambar 26.
Intensitas penyinaran yang berbeda akan mempengaruhi suhu suatu zona. Semakin tinggi intensitas sinar matahari, maka suhu lingkungan juga semakin
tinggi. Untuk mendapatkan suhu yang nyaman, peranan taman vertikal diperlukan. Tanaman yang terdapat pada taman vertikal akan membantu
meningkatkan kenyamanan tersebut. Intesitas penyinaran juga berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman, sehingga pemilihan tanaman yang tepat menjadi
sangat penting dalam mewujudkan taman vertikal yang ideal.
Pada rumah tipe Pinus Ponderosa baik standar maupun sudut, arah hadap dindingnya adalah utara atau selatan. Dinding ini tetap mendapatkan sinar
matahari walaupun intensitasnya tidak sebanyak dinding yang menghadap timur atau barat. Pada dinding rumah tipe Pinus Ponderosa, tanaman yang akan
digunakan adalah tanaman seminaungan. Dinding rumah tipe Pinus Patula akan mendapatkan penyinaran yang lebih
banyak daripada tipe Ponderosa karena dindingnya menghadap ke arah timur. Pada tipe ini tanaman yang digunakan dapat dipilih tanaman berbunga yang kuat
terhadap penyinaran matahari.
Keterangan : Bayangan
Gambar 26. Penyinaran Matahari pada Setiap Bulan Knowles, 2003
April - September Oktober - Maret
Pagi hari
Tengah hari
Sore hari
U
U
U S
S
S
5.3 Sirkulasi dan Aktivitas Pengguna
Pengguna tapak pada kluster Pine Forest yang utama adalah penghuni rumah di Pine Forest itu sendiri. Pine Forest dapat dicapai melalui Pine forest
walk menuju gerbang utama Pine Forest. Sirkulasi utama dimulai dari gerbang utama Pine Forest menuju ke setiap jalan perumahan di blok Pine Forest. Sirkulasi
ini dapat dilalui kendaraan maupun pejalan kaki. Sirkulasi lain merupakan sirkulasi pejalan kaki pada jogging track di area hijau Pine Forest Gambar 28.
Aktivitas manusia di Pine Forest terjadi di rumah, taman rumah, jalan perumahan dan area hijau Pine Forest. Aktivitas di taman rumah merupakan
aktivitas yang memungkinkan penggunanya untuk menikmati taman vertikal secara visual.
Pada rumah tipe Pinus Ponderosa standar, ruang untuk menikmati taman vertikal secara visual dapat dilakukan pada luar rumah ataupun dari garasi rumah.
Teras rumah tidak terlalu luas sehingga butuh jarak yang lebih jauh untuk menikmati visual taman vertikal secara keseluruhan Gambar 29.
Pada rumah tipe Pinus Ponderosa sudut, ruang untuk menikmati taman vertikal dapat dilakukan pada taman rumah. Taman rumah cukup luas sehingga
aktivitas menikmati taman vertikal dapat dilakukan bersama dengan aktivitas lain seperti duduk, berbincang-bincang, minum dan sebagainya Gambar 29.
Pada rumah tipe Pinus Patula standar, ruang untuk menikmati taman vertikal secara visual dapat dilakukan pada luar rumah. Dinding menghadap ke
arah timur tepatnya langsung berhadapan dengan garasi. Aktivitas menikmati visualnya dilakukan dari jalan perumahan maupun dari garasi Gambar 30.
Pada rumah tipe Patula sudut, ruang untuk menikmati taman vertikal secara visual dapat dilakukan pada dua tempat. Dinding pertama yang terletak di
depan rumah bersifat sama dengan dinding pada rumah tipe Patula sudut. Aktivitas menikmati visualnya dapat dilakukan dari jalan perumahan maupun dari
garasi. Dinding kedua terletak di sisi rumah yang langsung berhadapan dengan rumah. Aktivitas menikmati taman vertikal secara visual dapat dilakukan pad
ataman rumah bersama dengan aktivitas lain seperti duduk, berbincang-bincang, minum dan sebagainya Gambar 30.
5.4 Struktur Taman Vertikal
Pemilihan struktur taman vertikal yang akan diterapkan pada setiap tipe rumah ditentukan berdasarkan dimensi dinding dan ruang hadap dinding.
Berdasarkan data dari hasil inventarisasi terdapat 4 tipe rumah dengan dimensi dinding sebagai berikut:
1. Pinus Ponderosa standar
Tinggi: 255 cm; lebar: 165 cm; tebal: 30 cm 2.
Pinus Ponderosa sudut Tinggi: 255 cm; lebar: 425 cm; tebal: 15-20 cm
3. Pinus Patula standar
Tinggi: 513 cm; lebar: 260 cm; tebal: 30 cm 4.
Pinus Patula sudut a.
Tinggi: 513 cm; lebar: 260 cm; tebal: 30 cm b.
Tinggi: 255 cm; lebar: 230 cm; tebal: 15 cm Dinding yang relatif lebih lebar memungkinkan untuk peletakkan taman
vertikal yang lebih luas. Pada dimensi dinding yang relatif luas ini akan ditempatkan taman vertikal dengan tipe Vertical Greening Module VGM.
Dinding yang relatif lebih sempit memungkinkan untuk peletakkan taman vertikal yang bersifat fleksibel dapat ditentukan ukurannya. Pada dimensi dinding yang
relatif sempit ini akan ditempatkan taman vertikal dengan tipe rangka besi. Selain dimensi dinding, ruang di hadapan dinding juga menjadi
pertimbangan dalam pemilihan struktur taman vertikal Tabel 7. Ruang di hadapan dinding dibagi menjadi kategori sempit dan luas berdasarkan standar
orang untuk melakukan aktivitas minimal duduk sambil menikmati minuman. Menurut Neufert, standar satu orang untuk melakukan aktivitas duduk sambil
menikmati minuman memiliki lebar 900 – 1000 cm Gambar 31. Ruang di hadapan taman vertikal perlu dipertimbangkan untuk
menentukan tipe taman vertikal yang sesuai atau tidak banyak makan luas area. Pada rumah dengan ruang hadap taman vertikal yang relatif sempit, taman vertikal
yang akan dipilih adalah tipe yang tidak terlalu banyak makan tempat luas area. Sedangkan pada rumah dengan ruang hadap taman vertikal yang relatif luas,
memungkinkan untuk memilih taman vertikal dengan lebar lebih.
Gambar 31. Standar Orang Duduk pada Kursi Neufert, 1999 Pada tipe ponderosa standar, ruang di hadapan dinding taman vertikal
yang berupa teras rumah cukup sempit. Teras rumah ini memiliki panjang 3 m dan lebar 1,65 m. Pada dimensi luasan teras ini, aktivitas yang dilakukan hanya berdiri
dan melihat. Aktivitas duduk pada kursi sulit dilakukan karena terlalu sempit. Luas teras yang sempit memungkinkan untuk membuat taman vertikal dengan
lebar media tumbuh yang tidak memakan tempat. Pada tipe ponderosa sudut, dinding taman vertikal terletak di sisi rumah
dan langsung berhadapan dengan taman sudut yang cukup luas. Lebar dari taman ini adalah 4,25 m dan memanjang di sisi rumah. Taman dengan dimensi ini
memungkinkan terjadinya aktivitas di taman seperti duduk, bersantai, berbincang- bincang dan sebagainya. Dengan ruang di hadapan taman vertikal yang cukup
luas, maka pada rumah ini dapat diterapkan taman vertikal dengan tipe ramping atau tipe yang lebih lebar.
Pada tipe patula standar dinding menghadap ke arah carport. Lantai carport yang memiliki panjang 5,5 m dan lebar 3 m ini memang lebih luas
daripada teras ponderosa standar, tetapi jika digunakan untuk memarkir mobil, ruang yang tersisa menjadi sempit. Luas ruang tersisa yang sempit ini
memungkinkan dibuat taman vertikal dengan tipe yang ramping. Tipe taman vertikal yang tergolong ramping misalnya dengan menggunakan rangka besi yang
ditempelkan pada dinding.
Pada tipe patula sudut terdapat dua dinding taman vertikal. Dinding pertama yang terletak di depan rumah dan menghadap ke carport memiliki
kondisi yang sama dengan dinding pada patula standar, sehingga taman vertikal yang akan diterapkan merupakan tipe yang ramping. Dinding kedua terdapat pada
sisi rumah dan menghadap langsung ke arah taman sudut yang cukup luas. Kondisinya sama dengan dinding pada ponderosa sudut sehingga taman vertikal
yang dapat diterapkan merupakan tipe ramping atau tipe yang lebih lebar. Tabel 7. Analisis Pemilihan Struktur Taman Vertikal
Tipe Rumah Muka
dinding m²
Ruang hadap
m² Kategori ruang
hadap Struktur Taman
vertikal Ponderosa
Standar 4.2075 4.95
Sempit Rangka besi
Sudut 10.8375 18.02
Luas VGM
Pinus Patula
Standar 11.314 16.5
Sempit termakan garasi mobil
Rangka besi Sudut a
11.314 16.5
Sempit termakan garasi mobil
Rangka besi Sudut b
5.865 10.35
Luas VGM
Dari tabel 7, diperoleh 2 macam struktur yang dapat diterapkan pada cluster Pine Forest yaitu struktur rangka besi dan Vertical Greening Module
VGM. Struktur rangka besi dapat diaplikasikan pada ruang yang relatif sempit sehingga struktur ini tidak memakan banyak ruang. VGM dapat diterapkan pada
ruang yang relatif lebih luas.
5.5 Tanaman untuk Taman Vertikal
Tanaman yang dapat tumbuh pada taman vertikal memiliki karakteristik tertentu. Karakteristik tanaman yang akan digunakan pada taman vertikal
ditentukan berdasarkan tipe struktur taman vertikal dan intensitas penyinaran pada dinding setiap tipe rumah Tabel 8.
Tabel 8. Analisis Penentuan Karakteristik Tanaman
Tipe Rumah
Struktur Taman
vertikal Arah hadap
dinding Intensitas
penyinaran Karakteristik tanaman
Pinus Ponderosa
Standar Rangka Besi
Utara selatan
Semi naungan Tanaman merambat, perakaran
di dalam tanah, tanaman semi naungan
Sudut VGM Utara
selatan Semi naungan
Tanaman groundcover, dapat ditanam pada VGM, tanaman
semi naungan
Pinus Patula
Standar Rangka besi
Timur Cahaya penuh
Tanaman merambat, perakaran di dalam tanah, tanaman
dengan penyinaran penuh
Sudut a Rangka besi
Timur Cahaya penuh
Tanaman merambat, perakaran di dalam tanah, tanaman
dengan penyinaran penuh
Sudut b VGM
Utara selatan
Semi naungan Tanaman groundcover, dapat
ditanam pada VGM, tanaman semi naungan
Jenis tanaman yang dapat tumbuh pada taman vertikal ditentukan dengan mengacu pada karakteristik tanaman yang telah ditentukan sebelumnya. Dengan
melihat dari karakteristiknya, dipilih beberapa tanaman yang sesuai dengan karakteristik tersebut. Tanaman tersebut antara lain tanaman merambat tanaman
penutup tanah. Tanaman ini dianalisis untuk mendapatkan tanaman yang sesuai bagi taman vertikal Tabel 9.
61
Tabel 9. Analisis Jenis Tanaman
Nama Tanaman Jenis Tanaman
Penyinaran Penanaman
Struktur Merambat
Penutup tanah
Cahaya penuh
Semi naungan
Dari bawah tanah
Pada media
VGM Rangka
Besi VGM
Allamanda sp x x
x x
x x
Althernantera sp x x x
x x
Arachis pintoi x x
x x x
Bougainvillea sp x x
x x
x x
Carex morrowii x x x
x x
Celosia sp x x
x x x
Chlorophytum sp x x
x x x
Clitoria ternatea x x
x x
x x
x Congea tomentosa
x x x
x x
x x
Cuphea hyssopifolia x x x
x x
Epipremnum sp x x
x x
x Episcia cupreata
x x x x
Ficus repens x x
x x
x x
x Hedera helix
x x x
x x
Hemigraphis alternata x x
x x x
Ipomea tricolor x
x x
x x
x x
62
Nama Tanaman Jenis Tanaman
Penyinaran Penanaman
Struktur Merambat
Penutup tanah
Cahaya penuh
Semi naungan
Dari bawah tanah
Pada media
VGM Rangka
Besi VGM
Jasminum sp x x
x x
x x
Lantana camara x x x
x x
Mandevilla sp x x
x x
Mansoa hymenaea x x
x x
x x
Ophiopogon sp x x x
x x
Pandanus pygmaeus x x x
x x
Passiflora sp x x
x x
x x
x Petunia sp
x x x
x Piper betle
x x x
x x
x x
Rhoeo discolor x x x
x x x
Selaginella sp x x
x x x
Serissa foetida x x x
x x x
Stephanotis sp x x
x x
Tillandsia usneoides x x
x x x
Torenia fournieri x x
x x x
Verbena lanciniata x
x x
x x
Berdasarkan Tabel 10, beberapa jenis tanaman telah dianalisis untuk mendapatkan kesesuaian dengan struktur taman vertikal yang tersedia. Analisis ini
mempertimbangkan penyinaran matahari sehingga dapat diketahui jenis tanaman yang sesuai untuk tipe rumah dan struktur taman vertikal .
Tabel 10. Jenis Tanaman yang Dapat Digunakan pada Setiap Tipe Taman Vertikal
Tipe Rumah Struktur
Jenis Tanaman
Ponderossa standar Rangka besi
Congea tomentosa Epipremnum sp
Ficus repens Hedera helix
Passiflora sp
Ponderosa sudut VGM
Althernantera sp Chlorophytum sp
Cuphea hyssopifolia Episcia cupreata
Lantana camara Ophiopogon sp
Pandanus pygmaeus
Patula standar Rangka Besi
Allamanda sp Congea tomentosa
Hedera helix Mandevilla sp
Passiflora sp Stephanotis sp
Patula sudut a. Rangka Besi
Allamanda sp Congea tomentosa
Hedera helix Mandevilla sp
Passiflora sp Stephanotis sp
b. VGM Althernantera sp
Carex morrowii Cuphea hyssopifolia
Episcia cupreata Ophiopogon sp
Pandanus pygmaeus Petunia sp