Konstruksi dan Irigasi DESAIN TAMAN VERTIKAL

2.2 Ruang Terbuka Hijau

Ruang Terbuka Hijau RTH yang terdiri dari kawasan hijau lindung dan hijau binaan, adalah kawasan atau areal permukaan tanah yang didominasi oleh tumbuhan yang dibina untuk fungsi perlindungan habitat setempat maupun untuk tujuan perlindungan wilayah yang lebih luas Sulaiman, 2007. Ruang terbuka hijau memiliki peranan yang sangat penting bagi suatu kota sebagai penyuplai jasa lingkungan. RTH dapat dijumpai dalam berbagai penggunaan, seperti taman kota, hutan kota, greenbelt, area persawahan dan perkebunan, dan area lain yang juga didominasi vegetasi. RTH menjadi salah satu syarat dalam mengembangkan kota yang berbasiskan lingkungan. 2.2.1 Fungsi RTH RTH yang bersifat publik maupun privat memiliki fungsi utama intrinsik yaitu fungsi ekologis, dan fungsi tambahan ekstrinsik yaitu fungsi arsitektural, sosial, dan fungsi ekonomi. Dalam suatu wilayah perkotaan empat fungsi utama ini dapat dikombinasikan sesuai dengan kebutuhan, kepentingan, dan keberlanjutan kota. Fungsi ekologis RTH antara lain peningkatan kualitas air tanah, pencegah banjir, ameliorasi iklim mikro, sebagai penyedia udara bersih, dan penyerap polusi udara. Fungsi ekonomi, sosial, dan arsitektural dari RTH antara lain sebagai ruang interaksi sosial, sarana rekreasi dan landmark serta keindahan kota Departemen ARL IPB, 2005. RTH ekologis yang menjamin keberlanjutan suatu wilayah kota secara fisik merupakan satu bentuk RTH yang berlokasi, berukuran, dan berbentuk pasti dalam suatu wilayah kota. RTH ini berperan dalam perlindungan sumberdaya penyangga kehidupan manusia dan untuk membangun jejaring habitat kehidupan liar. RTH untuk fungsi-fungsi lainnya sosial, ekonomi, arsitektural merupakan RTH pendukung dan penambah nilai kualitas lingkungan dan budaya kota tersebut, sehingga dapat berlokasi dan berbentuk sesuai dengan kebutuhan dan kepentingannya, seperti untuk keindahan, rekreasi, dan pendukung arsitektur kota. 2.2.2 Elemen Pengisi RTH RTH dibangun dari kumpulan tumbuhan dan tanaman atau vegetasi yang telah diseleksi dan disesuaikan dengan lokasi serta rencana dan rancangan peruntukannya. Lokasi yang berbeda, seperti pesisir, pusat kota, kawasan industri, dan sempadan badan-badan air, juga akan memiliki permasalahan yang berbeda Departemen ARL IPB, 2005. Kemudian hal tersebut akan berkonsekuensi pada rencana dan rancangan RTH yang berbeda. Untuk keberhasilan rancangan, penanaman dan kelestariannya maka sifat dan ciri serta kriteria a arsitektural dan b hortikultural tanaman dan vegetasi penyusun RTH harus menjadi bahan pertimbangan dalam menyeleksi jenis-jenis tanaman yang akan ditanam. Persyaratan umum tanaman untuk ditanam di wilayah perkotaan: a. disenangi dan tidak berbahaya bagi warga kota; b. mampu tumbuh pada lingkungan yang marjinal tanah tidak subur, udara dan air yang tercemar; c. tahan terhadap gangguan fisik vandalisme; d. perakaran dalam sehingga tidak mudah tumbang; e. tidak gugur daun, cepat tumbuh, bernilai hias dan arsitektural; f. dapat menghasilkan O2 dan meningkatkan kualitas lingkungan kota; g. bibitbenih mudah didapatkan dengan harga yang murahterjangkau oleh masyarakat; h. prioritas menggunakan vegetasi endemiklokal; i. keanekaragaman hayati. Jenis tanaman endemik atau jenis tanaman lokal yang memiliki keunggulan tertentu ekologis, sosial budaya, ekonomi, arsitektural dalam wilayah kota dan menjadi bahan tanaman utama penciri RTH kota, merupakan jenis tanaman yang akan dikembangkan guna mempertahankan keanekaragaman hayati wilayahnya dan juga nasional. Dengan demikian penggunaan tanaman atau vegetasi endemik lebih diutamakan dalam mewujudkan RTH yang ideal.

2.3 Perubahan Iklim

Planet Bumi mengalami pemanasan dan perubahan yang berlangsung lebih cepat dari yang diperkirakan Braasch, 2007. Dalam sepuluh tahun terakhir, bumi yang telah menjadi tempat hidup dan berkembang manusia seolah menjadi tidak ramah dengan meningkatnya suhu di berbagai belahan dunia. Setiap orang, di setiap negara telah merasakan efek dari perubahan iklim ini. Perubahan iklim pada skala global disebabkan pemanfaaatan energi yang kurang tepat oleh manusia. Oleh karena itu, manusia harus lebih teliti dalam memanfaatkan energi demi mencegah perubahan iklim yang sangat cepat. Pemanasan global akibat terjadinya peningkatan konsentrasi gas rumah kaca yang sangat cepat sejak dimulainya era pra-industri telah menimbulkan dampak negatif pada sistem iklim global Salinger, 2005. Dampak ini tidak mungkin dapat dihentikan lagi walaupun laju peningkatan gas rumah kaca dapat diturunkan atau bahkan dihentikan saat ini. Perubahan iklim yang sedang terjadi ini merupakan dampak jangka panjang dari pemanasan global. Pemansan global terjadi ketika ada konsentrasi gas-gas tertentu yang dikenal dengan gas rumah kaca yang terus bertambah di udara. Hal tersebut disebabkan oleh tindakan manusia, seperti kegiatan industri yang menyuplai gas- gas rumah kaca seperti CO 2 , asam nitrat, metan dan chlorofluorocarbon. Karbon dioksida CO 2 umumnya dihasilkan oleh penggunaan batubara, minyak bumi, gas dan penggundulan hutan serta pembakaran hutan. Asam nitrat dihasilkan oleh kendaraan dan emisi industri, sedangkan emisi metan disebabkan oleh aktivitas industri dan pertanian. Karbon dioksida, chlorofluorocarbon, metan, dan asam nitrat adalah gas-gas polutif yang terakumulasi di udara dan menyaring banyak panas dari matahari. Laut dan vegetasi yang dapat menangkap banyak CO 2 , masih kurang untuk mengatasi emisi gas rumah kaca yang sangat besar. Ini berarti bahwa setiap tahun, jumlah akumulatif dari gas rumah kaca yang berada di udara bertambah dan itu berarti mempercepat pemanasan global. Untuk mengatasi masalah resiko perubahan iklim saat ini dan mendatang, dalam jangka pendek ialah bagaimana masyarakat dan berbagai pihak terkait dapat memanfaatkan informasi iklim secara efektif sehingga dampak negatif perubahan iklim dapat diminimalkan, sedangkan untuk dampak positifnya dapat dimaksimalkan. Dalam jangka panjang ialah bagaimana perencanaan pembangunan dapat disesuaikan dengan perubahan iklim sehingga dapat menciptakan sistem pembangunan yang tahan terhadap perubahan iklim. Efek atau pengaruh perubahan iklim tentunya dapat diarasakan oleh manusia baik dalam lingkup makro maupun mikro. Efek perubahan iklim ini secara umum mempengaruhi aspek kehidupan manusia khususnya dari aspek kenyamanan. Kualitas kenyamanan yang semakin menurun menyebabkan manusia harus semakin pandai dalam mengatasi perubahan iklim tersebut. Manusia akan mengaplikasikan ilmu pengetahuannya untuk melawan perubahan iklim. Salah satu aplikasi nyata untuk membantu mengurangi efek perubahan iklim adalah dengan menambah jumlah RTH. Saat ini konsep pembangunan kota yang diiringi dengan penambahan jumlah RTH sudah menjadi hal yang umum. RTH yang didominasi oleh vegetasi diharapkan dapat memperbaiki kualitas lingkungan, khususnya sebagai fungsi ameliorasi iklim. Pada lingkungan permukiman konsep RTH untuk memperbaiki kualitas iklim mikro juga banyak diaplikasikan. Untuk permukiman dengan lahan yang terbatas, konsep RTH dapat diterapkan dalam bentuk taman vertikal.

2.4 Desain Klimatis

Desain klimatis merupakan desain yang berdasarkan pada analisis iklim dan energi seperti energi matahari, angin, temperatur dan kelembaban yang bertujuan untuk memanfaatkan energi dan sumberdaya lingkungan Watson dan Labs, 2003. Dengan kata lain desain yang dihasilkan merupakan hasil dari analisis iklim yang mendalam, sehingga kondisi iklim dapat termanfaatkan dan termodifikasi untuk mendapatkan kenyaman. Hasilnya berupa bentuk-bentuk atau pola desain yang dapat memanfaatkan sumberdaya lingkungan sekitar. Menurut Grey dan Deneke 1978, elemen utama dari iklim adalah radiasi matahari, temperatur udara, angin dan kelembaban. Keempat elemen tersebut mempengaruhi tingkat kenyamanan lingkungan. Suatu zona dapat terasa sangat nyaman atau sangat tidak nyaman, bergantung pada elemen iklim mikro yang terdapat pada zona tersebut. Untuk mendapatkan zona yang memiliki tingkat kenyamanan yang tinggi, elemen-elemen iklim tersebut dapat dimodifikasi. Peningkatan tingkat kenyamanan dengan memperbaiki kondisi iklim ini disebut juga dengan ameliorasi iklim. Ameliorasi iklim atau perbaikan kondisi iklim ini dapat dicapai dengan menambah jumlah vegetasi. Menurut Laurie 1984 vegetasi berperan sebagai bahan penyerap pada suatu kawasan, salah satunya yaitu penyerap radiasi matahari atau kontrol radiasi. Peningkatan terhadap penyerapan radiasi matahari ini menyebabkan sinar matahari yang diterima berkurang. Hal ini mengakibatkan suhu lingkungan menurun sehingga kenyamanan meningkat. Selain dengan vegetasi, radiasi matahari juga dapat dikurangi dengan penambahan struktur yang dapat menghalangi cahaya matahari secara langsung. Menurut Watson dan Labs 2003 modifikasi iklim dapat diupayakan dengan beberapa konsep, seperti pemecah angin, pengontrol cahaya matahari, ventilasi alami serta penambahan elemen tanaman dan air. Konsep-konsep ini merupakan gagasan yang dapat digunakan dalam memodifikasi iklim dalam skala mikro. Konsep ini sesuai dengan konsep Green-Building yang telah diterapkan pada banyak bangunan. 2.4.1 Pemecah Angin Konsep pemecah angin digunakan untuk mengurangi kecepatan angin Gambar 3. Pergerakan udara atau angin berpengaruh terhadap kenyamanan yang dirasakan oleh manusia. Pengaruhnya bisa bersifat positif atau negatif bergantung pada besarnya hembusan angin tersebut. Angin dapat mendinginkan suatu zona. Pendinginan dapat dirasakan berbeda bergantung pada lingkungan dan kecepatan angin. Angin dengan kecepatan tinggi dapat mengganggu kehidupan manusia. Gambar 3. Konsep Pemecah Angin Watson dan Labs, 2003 Angin Pemecah angin Upaya untuk mengontrol kecepatan angin sudah banyak diterapkan dan dikenal dengan konsep pemecah angin windbreak. Pemecah angin dapat dibuat dengan menempatkan bermacam vegetasi pada tempat datangnya angin atau dengan menggunakan struktur hardscape yang dapat memecah angin. Pemecah angin dapat bersifat masif sehingga angin yang datang akan dibelokkan Gambar 4. Pemecah angin yang semi massif transparan akan meneruskan angin dengan mengurangi kecepatan angin Gambar 5. Gambar 4. Pembelokkan Arah Angin Gambar 5. Kecepatan Angin Direduksi oleh Sruktur Pemecah Angin Pemecah angin Dibelokkan Tampak samping Tampak atas Tampak samping Tampak atas Pemecah angin Angin diteruskan