Upaya untuk mengontrol kecepatan angin sudah banyak diterapkan dan dikenal dengan konsep pemecah angin windbreak. Pemecah angin dapat dibuat
dengan menempatkan bermacam vegetasi pada tempat datangnya angin atau dengan menggunakan struktur hardscape yang dapat memecah angin. Pemecah
angin dapat bersifat masif sehingga angin yang datang akan dibelokkan Gambar 4. Pemecah angin yang semi massif transparan akan meneruskan angin dengan
mengurangi kecepatan angin Gambar 5.
Gambar 4. Pembelokkan Arah Angin
Gambar 5. Kecepatan Angin Direduksi oleh Sruktur Pemecah Angin
Pemecah angin Dibelokkan
Tampak samping Tampak atas
Tampak samping Tampak atas Pemecah angin
Angin diteruskan
2.4.2 Pengontrol Cahaya Matahari Konsep pengontrol cahaya matahari adalah konsep untuk menghalangi
datangnya cahaya matahari Gambar 6 dan mengontrol intensitas cahaya matahari yang datang. Pada negara 4 musim konsep ini bertujuan untuk
memanfaatkan cahaya matahari agar suatu lingkungan tidak terlalu banyak mendapatkan sinar matahari pada musim panas dan mendapatkan sinar matahari
yang cukup pada musim dingin Gambar 7. Konsep ini diaplikasikan pada bentuk bangunan atau lanskap.
Gambar 6. Vegetasi Penghalang Cahaya Matahari Watson dan Labs, 2003
Gambar 7. Kontrol Arah Datang Cahaya Matahari Watson dan Labs, 2003 2.4.3 Pengadaan Ventilasi atau Bukaan
Pengadaan ventilasi atau bukaan pada suatu bangunan bertujuan sebagai akses masuknya udara bersih dari lingkungan luar ke dalam bangunan. Masuknya
udara bersih tersebut menyebabkan terjadinya sirkulasi udara sehingga udara di dalam bangunan terus tergantikan. Hal tersebut tidak hanya dapat meningkatkan
kualitas kesehatan, tetapi juga dapat menghemat penggunaan AC karena masuknya udara bersih dari luar juga dapat menurunkan suhu dalam bangunan.
Musim dingin Musim panas
Udara yang masuk ke dalam bangunan dapat dikontrol kecepatannya dengan menambahkan elemen tertentu seperti tananam yang diletakkan pada akses masuk
udara Gambar 8.
Gambar 8. Bukaan pada Bangunan Dapat Berfungsi Sebagai Akses Masuk Udara kiri, dan Udara yang Masuk Dapat Dikontrol kecepatannya kanan Watson dan
Labs, 2003
2.5 Taman Vertikal
Pada wilayah perkotaan, terutama pada pusat-pusat kegiatan masyarakat perkotaan maupun pemukiman, cenderung sulit untuk menemukan lahan yang
dapat dikembangkan untuk pertamanan maupun untuk lahan penanaman. Lahan yang tersedia biasanya lahan sisa yang luasnya terbatas dan kondisinya
bermasalah. Oleh karena itu diperlukan pertimbangan-pertimbangan khusus dalam melakukan penanaman pada area tersebut. Salah satu cara untuk menanam pada
kondisi tersebut adalah taman vertikal Arifin dkk, 2008. Penanaman taman vertikal ini dilakukan pada struktur vertikal seperti
tanggul atau dinding penahan retaining wall yang pada umumnya dibangun untuk menahan lereng. Penanaman atau penghijauan pada area ini selain
membantu meningkatkan kestabilan lereng, juga menjadikan dinding lebih menarik dan bahkan dapat menciptakan habitat satwa.
Taman vertikal sebenarnya sudah diterapkan sejak dulu dan merupakan perkembangan dari konsep vertikultur. Vertikultur sendiri biasanya lebih dikenal
dalam istilah pertanian sebagai salah satu teknik menanam pada media vertikal. Vertikultur adalah istilah Indonesia yang diambil dari istilah verticulture dalam
bahasa inggris. Istilah ini berasal dari dua kata yaitu vertical dan culture. Makna vertikultur adalah sistem budidaya pertanian yang dilakukan secara vertikal atau
bertingkat Widarto, 1994. Taman vertikal menjadi solusi di lingkungan permukiman sebagai
pengganti RTH karena fungsi taman vertikal dapat mensubtitusi fungsi RTH dalam lingkup mikro. Beberapa fungsi RTH yang dapat disubtitusi taman vertikal
secara mikro antara lain, sebagai penyedia udara bersih, ameliorasi iklim mikro, pereduksi cahaya dan bising serta dapat peningkat kenyamanan.
2.5.1 Jenis Taman Vertikal Berikut merupakan jenis-jenis taman vertikal yang dibedakan berdasarkan
medianya Arifin dkk, 2008 : a.
Dinding rambat Dinding rambat berupa elemen beton atau kayu yang disusun
sedemikian rupa sehingga memungkinkan tanaman merambat atau tumbuh menempel pada dinding.
b. Bronjong
Bronjong berupa batu kali dengan diameter sekitar 15-30 cm yang dibentuk blok dengan bantuan kawat baja. Bronjong biasanya sudah tersedia
di pasar dengan ukuran blok tertentu. Bronjong memungkinkan tanaman terutama tanaman-tanaman pionir dan tanaman merambat atau menempel
tumbuh. c.
Bronjong halus Bronjong halus berbentuk seperti bronjong, hanya batu yang dibuat
blok berukuran lebih kecil dengan ukuran kawat kawat ayam dan blok yang lebih kecil pula.
d. Teknik vertikultur
Teknik vertikultur sebenarnya merupakan teknik menanam pada wadah atau pot yang disusun vertikal membentuk dinding hijau yang
berfungsi memperkuat permukaan lereng. Pada skala pekarangan, teknik vertikultur merupakan cara menanam dalam pot berjenjang vertikal.
e. Sel sarang lebah
Berbentuk seperti sarang lebah yang terdiri dari beberapa lapis sel sehingga dapat diisi tanah untuk media tumbuh tanaman. Struktur sejenis sel
yang dapat digunakan untuk pengganti sel yaitu paving grass-block. f.
Kantong pasir Kantong pasir berupa karung-karung yang nantinya diisi tanah,
terbuat dari bahan geotextile, yang memungkinkan tanaman tumbuh diantara serat-serat geotextile.
g. Rangka besi
Rangka besi merupakan struktur taman vertikal yang terdiri dari rangkaian besi dengan pola tertentu dan menempel pada dinding sehingga
dapat dijadikan media tumbuh bagi tanaman pada taman vertikal. Pembentukan pola tumbuh tanaman mengikuti pola besi. Tanaman seolah
diarahkan untuk tumbuh mengikuti bentuk tertentu Gambar 9.
Gambar 9. Taman Vertikal Model Rangka Besi www.southernaccents.com Konsep mengarahkan pertumbuhan tanaman untuk mendapatkan
pola tertentu disebut juga espalier. Espalier mirip dengan rangka besi, hanya saja konsep espalier tidak hanya menggunakan besi sebagai media
tumbuhnya. Media tumbuh espalier dapat berupa elemen lain selain besi. h.
Vertical Greening Module VGM Vertical Greening Module VGM adalah sistem modular untuk
membuat taman vertikal yang berbentuk kotak Gambar 10. Kotak VGM terbuat dari bahan plastik daur ulang polypropylene recycled dan akan diisi
dengan media tanam non-tanah yang terbungkus oleh filter
fabricsgeotextile, rangka pendukung dari bahan metal yang digalvanis atau stainless steel dan pilaster.
Bentuknya seperti keranjang plastik tempat menampung media tanam. Modul ini sangat praktis dan awet untuk digunakan dalam jangka
waktu yang lama 10 tahun. Ukuran kotak ini 50 cm x 55 cm dengan ketebalan 12,5-25 cm. Karena berbentuk modul maka kita mudah mencopot
dan menggantinya dengan tanaman lain jika sudah bosan. Modul ini sangat berat sehingga kurang praktis digunakan pada taman vertikal yang tinggi.
Gambar 10. Vertical Greening Module VGM trisigma.co.id VGM dapat dikaitkan pada dinding karena struktur ini memiliki
pengait pada bagian sudutnya. VGM juga dapat disusun dalam jumlah masal sehingga menghasilkan struktur yang lebih besar. Kotak-kotak ini
dipasangkan pada sebuah rangka besi yang lebih besar dan menghasilkan susunan VGM yang lebih besar Gambar 11.
Gambar 11. Pengait pada VGM kiri dan Penyusunan VGM kanan trisigma.co.id
2.5.2 Tanaman untuk Taman Vertikal Tanaman menjadi salah satu elemen utama yang digunakan pada taman
vertikal. Tanaman berfungsi sebagai elemen yang dapat menambah estetika sekaligus memperbaiki kualitas lingkungan sekitar. Tanaman yang akan
digunakan pada taman vertikal diseleksi berdasarkan karakteristik tanaman tersebut. Beberapa karakteristik yang dapat menjadi pertimbangan antara lain
jenis tanaman, kerapatan daun, pola perakaran dan pemeliharaan. Tanaman yang digunakan pada taman vertikal salah satunya memiliki pola
tumbuh merambat sehingga sesuai digunakan pada taman vertikal terutama model rangka besi. Berikut merupakan beberapa jenis tanaman merambat yang biasa
digunakan pada Taman vertikal: 1. Tendrils sulur; 2 Clinging bergantung; 3 Twinning; 4 Climbing memanjat.
Tendrils sulur memiliki sulur yang berbentuk seperti jari dan dapat mengikat pada media tumbuh jenis besiteralis. Contoh dari tanaman ini adalah
Anggur balon Cardiospernum halicacabum dan Ivy Hedera helix. Clinging tanaman bergantung merupakan tipe tanaman merambat yang dapat
menempelkan diri pada permukaan yang kasar. Tanaman ini dapat merusak cat dan kayu pada dinding.
Twinning merupakan tipe tanaman merambat yang tipe rambatannya mengelilingi struktur atau media tumbuh. Struktur yang kuat diperlukan untuk
membentuk pola pertumbuhan tanaman tipe ini. Contoh tanaman tipe ini adalah Thunbergia alata dan morning glory Ipomea sp.. Climbing tanaman memanjat
merupakan tipe tanaman merambat yang memerlukan media untuk menopangmendukung tubuhnya.
Taman vertikal dengan media tumbuh tertentu misalnya VGM, dapat menggunakan tanaman yang lebih beragam. Tanaman yang digunakan pada taman
vertikal dengan tipe ini meliputi berbagai jenis rumput dan tanaman penutup tanah dengan warna yang menarik. Beberapa kriteria umum untuk mendapatkan
tanaman yang sesuai untuk tumbuh pada VGM misalnya memiliki kerapatan daun yang tinggi, tanaman semi naungan, tanaman penutup tanah berdaun menarik atau