2.3 Perubahan Iklim
Planet Bumi mengalami pemanasan dan perubahan yang berlangsung lebih cepat dari yang diperkirakan Braasch, 2007. Dalam sepuluh tahun terakhir, bumi
yang telah menjadi tempat hidup dan berkembang manusia seolah menjadi tidak ramah dengan meningkatnya suhu di berbagai belahan dunia. Setiap orang, di
setiap negara telah merasakan efek dari perubahan iklim ini. Perubahan iklim pada skala global disebabkan pemanfaaatan energi yang kurang tepat oleh manusia.
Oleh karena itu, manusia harus lebih teliti dalam memanfaatkan energi demi mencegah perubahan iklim yang sangat cepat.
Pemanasan global akibat terjadinya peningkatan konsentrasi gas rumah kaca yang sangat cepat sejak dimulainya era pra-industri telah menimbulkan
dampak negatif pada sistem iklim global Salinger, 2005. Dampak ini tidak mungkin dapat dihentikan lagi walaupun laju peningkatan gas rumah kaca dapat
diturunkan atau bahkan dihentikan saat ini. Perubahan iklim yang sedang terjadi ini merupakan dampak jangka panjang dari pemanasan global.
Pemansan global terjadi ketika ada konsentrasi gas-gas tertentu yang dikenal dengan gas rumah kaca yang terus bertambah di udara. Hal tersebut
disebabkan oleh tindakan manusia, seperti kegiatan industri yang menyuplai gas- gas rumah kaca seperti CO
2
, asam nitrat, metan dan chlorofluorocarbon. Karbon dioksida CO
2
umumnya dihasilkan oleh penggunaan batubara, minyak bumi, gas dan penggundulan hutan serta pembakaran hutan. Asam nitrat dihasilkan oleh
kendaraan dan emisi industri, sedangkan emisi metan disebabkan oleh aktivitas industri dan pertanian. Karbon dioksida, chlorofluorocarbon, metan, dan asam
nitrat adalah gas-gas polutif yang terakumulasi di udara dan menyaring banyak panas dari matahari. Laut dan vegetasi yang dapat menangkap banyak CO
2
, masih kurang untuk mengatasi emisi gas rumah kaca yang sangat besar. Ini berarti
bahwa setiap tahun, jumlah akumulatif dari gas rumah kaca yang berada di udara bertambah dan itu berarti mempercepat pemanasan global.
Untuk mengatasi masalah resiko perubahan iklim saat ini dan mendatang, dalam jangka pendek ialah bagaimana masyarakat dan berbagai pihak terkait
dapat memanfaatkan informasi iklim secara efektif sehingga dampak negatif perubahan iklim dapat diminimalkan, sedangkan untuk dampak positifnya dapat
dimaksimalkan. Dalam jangka panjang ialah bagaimana perencanaan pembangunan dapat disesuaikan dengan perubahan iklim sehingga dapat
menciptakan sistem pembangunan yang tahan terhadap perubahan iklim. Efek atau pengaruh perubahan iklim tentunya dapat diarasakan oleh
manusia baik dalam lingkup makro maupun mikro. Efek perubahan iklim ini secara umum mempengaruhi aspek kehidupan manusia khususnya dari aspek
kenyamanan. Kualitas kenyamanan yang semakin menurun menyebabkan manusia harus semakin pandai dalam mengatasi perubahan iklim tersebut.
Manusia akan mengaplikasikan ilmu pengetahuannya untuk melawan perubahan iklim. Salah satu aplikasi nyata untuk membantu mengurangi efek perubahan
iklim adalah dengan menambah jumlah RTH. Saat ini konsep pembangunan kota yang diiringi dengan penambahan
jumlah RTH sudah menjadi hal yang umum. RTH yang didominasi oleh vegetasi diharapkan dapat memperbaiki kualitas lingkungan, khususnya sebagai fungsi
ameliorasi iklim. Pada lingkungan permukiman konsep RTH untuk memperbaiki kualitas iklim mikro juga banyak diaplikasikan. Untuk permukiman dengan lahan
yang terbatas, konsep RTH dapat diterapkan dalam bentuk taman vertikal.
2.4 Desain Klimatis