2.5.2 Tanaman untuk Taman Vertikal Tanaman menjadi salah satu elemen utama yang digunakan pada taman
vertikal. Tanaman berfungsi sebagai elemen yang dapat menambah estetika sekaligus memperbaiki kualitas lingkungan sekitar. Tanaman yang akan
digunakan pada taman vertikal diseleksi berdasarkan karakteristik tanaman tersebut. Beberapa karakteristik yang dapat menjadi pertimbangan antara lain
jenis tanaman, kerapatan daun, pola perakaran dan pemeliharaan. Tanaman yang digunakan pada taman vertikal salah satunya memiliki pola
tumbuh merambat sehingga sesuai digunakan pada taman vertikal terutama model rangka besi. Berikut merupakan beberapa jenis tanaman merambat yang biasa
digunakan pada Taman vertikal: 1. Tendrils sulur; 2 Clinging bergantung; 3 Twinning; 4 Climbing memanjat.
Tendrils sulur memiliki sulur yang berbentuk seperti jari dan dapat mengikat pada media tumbuh jenis besiteralis. Contoh dari tanaman ini adalah
Anggur balon Cardiospernum halicacabum dan Ivy Hedera helix. Clinging tanaman bergantung merupakan tipe tanaman merambat yang dapat
menempelkan diri pada permukaan yang kasar. Tanaman ini dapat merusak cat dan kayu pada dinding.
Twinning merupakan tipe tanaman merambat yang tipe rambatannya mengelilingi struktur atau media tumbuh. Struktur yang kuat diperlukan untuk
membentuk pola pertumbuhan tanaman tipe ini. Contoh tanaman tipe ini adalah Thunbergia alata dan morning glory Ipomea sp.. Climbing tanaman memanjat
merupakan tipe tanaman merambat yang memerlukan media untuk menopangmendukung tubuhnya.
Taman vertikal dengan media tumbuh tertentu misalnya VGM, dapat menggunakan tanaman yang lebih beragam. Tanaman yang digunakan pada taman
vertikal dengan tipe ini meliputi berbagai jenis rumput dan tanaman penutup tanah dengan warna yang menarik. Beberapa kriteria umum untuk mendapatkan
tanaman yang sesuai untuk tumbuh pada VGM misalnya memiliki kerapatan daun yang tinggi, tanaman semi naungan, tanaman penutup tanah berdaun menarik atau
berbunga, perakaran di dalam media tanam pada vertical garden module dan perawatannya mudah.
2.5.3 Media tanam Menurut Blanck 2010, pada dasarnya, tanaman tidak membutuhkan
tanah untuk proses hidupnya. Tanah hanyalah merupakan media mekanis untuk mengangkut material mineral dari akar sampai ke daun melalui proses kapilaritas,
serta media untuk pijakan tempat tumbuh tanaman tersebut. Tanaman dapat tumbuh dengan baik, dan melaksanakan proses fotosintesis dengan air, bahan
mineral yang dibutuhkan, karbondioksida, sinar matahari dan nutrisi lain yang penting.
Berikut ini merupakan ciri-ciri dari media tanam yang dapat digunakan pada taman vertikal:
1. Mampu menopang tanaman secara kokoh, sehingga tanaman mampu
berdiri tegak dan tidak mudah goyah. Untuk memenuhi syarat ini, maka harus dipilih media tanam yang tidak mudah lapuk dan bisa bertahan
dalam jangka waktu lama. 2.
Bersifat porous, sehingga mampu mengalirkan kelebihan air yang tidak dibutuhkan. Hal ini dibutuhkan untuk mencegah media tanam menjadi
becek dan lembab secara berlebihan, yang berakibat pada resiko kebusukan atau serangan jamur pada tanaman. Untuk itu harus dipilih
media tanam yang tidak bersifat padat dan mampu menciptakan “rongga” di dalam wadah media tanam, sehingga proses drainase dan aerasi berjalan
dengan baik. 3.
Mampu menyediakan unsur hara yang dibutuhkan tanaman, baik itu unsur hara makro maupun mikro, sehingga kebutuhan tanaman akan zat-zat
makanan selalu terpenuhi. Untuk memenuhi syarat ini, bisa dilakukan dengan memasukkan unsur pupuk kandang kedalam ramuan media tanam,
atau dengan menambahkan pupuk kimia yang umumnya berbentuk butiran.
4. Bersifat steril, bebas dari serangan serangga, jamur, virus dan
mikroorganisma merugikan lainnya. Hal yang biasa dilakukan dalam mensterilisasi media tanam adalah dengan mengukus media tanam. Cara
ini efektif apabila media tanam yang dipakai sedikit. Apabila media tanam yang digunakan dalam jumlah banyak, maka media tanam bisa dijemur di
bawah terik sinar matahari selama kurang lebih dua hari, lalu membungkusnya kedalam wadah plastic yang tertutup rapat. Cara lain
yang sering pula digunakan dan lebih praktis adalah dengan cara kimia dengan aplikasi Furadan G sesuai takaran yang dianjurkan.
5. Sesuai dengan jenis tanaman hias yang dipilih. Hal ini perlu dilakukan,
karena masing-masing jenis tanaman hias mempunyai karakterisktik berbeda-beda, sehingga membutuhkan media tanam yang berbeda pula.
Media tanam yang digunakan pada vertical garden dibedakan menjadi dua berdasarkan bahan pembentuknya. Jenis media tanam yang pertama adalah media
tanam yang berasal dari bahan organik. Media tanam ini contohnya arang, batang pakis, kompos, moss, pupuk kandang, sabut kelapa coco peat, sekam padi,
humus, rumput laut, felt dan lain-lain. Jenis media tanam yang kedua adalah media tanam yang tidak berasal dari bahan organik melainkan bahan anorganik.
Media tanam ini contohnya gel, pasir, kerikil, pecahan batu bata, spons, tanah liat, vermikulit dan perlite, gabus, rockwool, zeolit, red lava dan lain-lain.
Pemilihan media tanam untuk mendukung pertumbuhan tanaman pada taman vertikal memperhatikan bobot media tanam itu sendiri. Bobot media tanam
mempengaruhi berat total dari tanam vertikal. Oleh karena itu untuk taman vertikal yang media tanamnya juga ikut disusun secara vertikal, sebaiknya dipilih
media tanam dengan bobot yang relatif ringan.
3
d 6
P p
A s
i
3.1 Lokasi d
Sentu dan termasu
6º 34’ 4,68” Pada kawasa
penelitian G Wak
April sampa sampai Ma
inventarisasi
G
dan Waktu
ul City meru uk wilayah
” LS - 6º 34 an Sentul Ci
Gambar 12. ktu yang dib
ai Novembe aret 2011.
i, analisis, si
Gambar 12. P
K
Pine For
ME Penelitian
upakan kawa Kabupaten
4’ 55,19” LS ity terdapat k
butuhkan un er 2010 dan
Kegiatan intesis, kons
Peta Lokasi
Kota Bogor
rest
BAB III ETODOLOG
asan permuk Bogor. Sen
S dan 106º 5 kluster Pine
ntuk peneliti n dilanjutkan
penelitiann ep, dan pem
Pine Forest
Sentul
GI
kiman di seb ntul City ter
51’ 4,1” BT Forest yang
an ini adala n pada taha
nya melipu mbuatan desa
www.sentu
City
Sum
belah timur k rletak pada
T - 106º 54’ merupakan
ah 7 bulan, ap penyusun
uti tahap ain taman ver
ulcity.co.id
mber : Google
U
Tanpa Skal 20
kota Bogor, koordinat
34,2” BT. lokasi dari
dari bulan nan skripsi
persiapan, rtikal.
maps
la
3.2 Alat
Alat yang digunakan pada penelitian ini berupa kamera digital, termometer, dan beberapa program komputer seperti Autocad 2006, Sketchup 6,
dan Adobe Photoshop CS2. Alat yang digunakan bersama fungsinya dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Alat yang Digunakan pada Penelitian Alat Fungsi
Kamera digital Dokumentai gambar tapak
Termometer Pengukuran suhu tapak
AutoCad 2006 Pembuatan gambar kerja
Sketch up 6 Pembuatan gambar 3D
Adobe Photoshop CS3 Pembuatan gambar ilustrasi
3.3 Tahapan Penelitian
Penelitian dilakukan dengan batasan produk akhir berupa desain taman vertikal di cluster Pine Forest, Sentul City. Penelitian diawali dengan tahap
persiapan dan diikuti kegiatan lain sesuai proses desain, yaitu inventarisasi, analisis, sintesis, konsep dan pembuatan desain taman vertikal Gambar 13.
Gambar 13. Skema Tahapan Penelitian
Persiapan Inventarisasi
Analisis dan Sintesis
Konsep Desain
Taman vertikal Persiapan
Perizinan Pencarian
data dari literatur
Kelengkap- an alat dan
bahan Dokumentasi
bangunan kluster Pine
Forest Pengamatan
Pengukuran suhu
Iklim mikro, pengguna,
struktur taman
vertikal dan tanaman
Konsep dasar
GREEN Pengem-
bangan konsep
Konstruksi, vegetasi,
alternatif desain taman
vertikal
Kegiatan studio Keg. lapang
3.3.1 Persiapan
Persiapan merupakan tahap awal dari kegiatan penelitian ini. Persiapan yang dilakukan meliputi perizinan untuk mengambil data di lokasi penelitian,
pencarian data tentang kondisi lokasi penelitian dan persiapan kelengkapan alat dan bahan yang diperlukan saat pengambilan data di lapangan.
Perizinan meliputi kegiatan pembuatan proposal penelitian, sampai diperoleh izin untuk mengambil data. Pencarian data mengenai lokasi penelitian
bertujuan untuk mengetahui kondisi tapak sebelum dilakukan observasi. Proses terakhir dari kegiatan persiapan adalah pengecekan kelengkapan alat dan bahan
yang akan digunakan selama pengambilan data inventarisasi di lapangan. 3.3.2
Inventarisasi Inventarisasi dilakukan untuk mengetahui kondisi lapang secara langsung.
Kegiatan di lapang meliputi pengamatan langsung dan pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian. Data yang diambil meliputi data biofisik seperti data
umum yang terdiri dari lokasi, data bangunan dan dimensi dinding bangunan; data iklim mikro yang terdiri dari data suhu dan kelembaban mikro; data struktur
taman vertikal yang terdiri dari media tanam, media tumbuh, irigasi dan drainase; serta data tanaman untuk taman vertikal yang terdiri dari jenis dan spesifikasi
tanaman yang digunakan pada taman vertikal Tabel 2. Data dikumpulkan melalui cara observasi lapang, data dari lembaga terkait
dan studi pustaka. Observasi langsung di lapang dilakukan untuk mendapatkan data primer dan pengecekan ulang untuk data-data yang telah didapat dari
lembaga terkait dan studi pustaka. Data yang telah terkumpul kemudian di analisis sesuai jenis datanya.
Tabel 2. Jenis, Metode Pengumpulan dan Kegunaan Data
No Jenis Data
Unit Metode Pengumpulan
Data Analisis Kegunaan
Umum
1 Lokasi dan
aksesibilitas m, dpl
Observasi langsung dan data dari pihak pengelola
Mengetahui lokasi Pine Forest dan aksesibilitas
menuju Sentul City dan Pine Forest
2 Bangunan Koordinat,
jumlah bangunan Penghitungan langsung
dan data dari pihak pengelola
Mengetahui jumlah bangunan pada kluster
Pine Forest
3 Dinding rumah Dimensi
volume m³
Data dari pihak pengelola Mengetahui dimensi
dinding bangunan yang akan dibangun vertical
garden
Iklim Mikro
4 Suhu Udara
ºC Pengukuran langsung dan
dari BMG Menetahui kondisi iklim
mikro dari kluster Pine Forest
5 Kelembaban Udara
Pengukuran langsung dan dari BMG
Struktur Taman Vertikal
6 Media tanam
Jenis media Pencarian dari literatur
Untuk mengetahui jenis media tanam yang sesuai
7 Media tumbuh
Jenis media Pencarian dari literatur
Untuk mengetahui jenis media tumbuh dan pola
media yang sesuai
8 Irigasi
Pencarian dari literatur Untuk mengetahui model
irigasi yang sesuai 9
Drainase Pencarian dari literatur
Untuk mengetahui model drainase yang sesuai
Tanaman
10 Jenis tanaman
Spesies Pencarian dari literatur
Untuk mengetahui jenis tanaman yang sesuai
diterapkan pada vertical garden
11 Warna, tekstur,
ukuran, fungsi, komposisi dan
posisi Pencarian dari literatur
Untuk mengetahui spesifikasi tanaman yang
sesuai
3.3.3 Analisis dan Sintesis
Analisis dilakukan pada empat aspek yaitu, 1 analisis iklim mikro yang terfokus pada radiasi matahari, 2 analisis pengguna, 3 analisis struktur taman
vertikal terhadap dinding sebagai media tempel struktur dan 4 analisis tanaman yang akan digunakan pada masing-masing struktur taman vertikal. Keempat aspek
ini dianalisis dengan cara yang berbeda. Iklim mikro dianalisis secara deskriptif untuk mengetahui kondisi iklim
mikro beserta potensi dan kendala yang ada pada kluster Pine Forest. Radiasi matahari dianalisis secara deskriptif dan spasial untuk mengetahui arah datang
cahaya matahari terhadap arah hadap dinding rumah pada kluster Pine Forest. Dengan analisis ini, dapat diketahui intensitas dinding yang banyak terkena
cahaya matahari sehingga dapat menjadi pertimbangan dalam pemilihan tanaman yang sesuai dengan kondisi penyinaran.
Pengguna tapak dianalisis dari tiga aspek yaitu sirkulasi, aktivitas dan visual. Pengguna tapak dianalisis secara spasial untuk mendapatkan titik-titik
pusat aktivitas dan sudut pandang untuk melihat taman vertikal. Struktur taman vertikal ditentukan dengan mempertimbangkan dimensi
dinding rumah pada setiap tipe rumah. Dimensi dinding yang terdiri dari luas dan tebal dinding akan menentukan model struktur taman vertikal yang
memungkinkan untuk diterapkan di setiap tipe rumah. Selain dimensi dinding, ruang hadap dinding juga diperhitungkan dalam menentukan struktur taman
vertikal. Tanaman yang akan digunakan pada taman vertikal dianalisis berdasarkan
model struktur taman vertikal dan intensitas penyinaran yang didapat pada setiap dinding rumah. Tanaman dipilih berdasarkan karakteristik yang sesuai dengan
memperhitungkan aspek estetika dan pemeliharaan. 3.3.4
Konsep Pada tahap ini ditentukan konsep taman vertikal yang tepat untuk
diterapkan pada kluster Pine Forest. Konsep taman vertikal harus menyesuaikan dengan tema besar Sentul City yaitu Eco-city. Konsep yang dihasilkan terdiri dari
dua konsep yaitu konsep dasar dan pengembangan konsep.
Konsep dasar mengusung tema GREEN yang merupakan singkatan dari fungsi taman vertikal itu sendiri. Pengembangan konsep terdiri dari konsep iklim
mikro, konsep vegetasi dan konsep desain. Konsep desain mengambil bentuk segitiga cone dari tajuk pohon pinus. Kombinasi dari berbagai bentuk segitiga
menghasilkan bentuk baru yang menarik sebagai desain pola struktur taman vertikal.
3.3.5 Desain Taman Vertikal
Konsep yang telah didapat kemudian diturunkan dalam bentuk perancangandesain taman vertikal yang sesuai diterapkan pada kluster Pine
Forest. Desain taman vertikal meliputi beberapa gambar rancangan, seperti rancangan konstruksi struktur taman vertikal, vegetasi yang akan digunakan pada
taman vertikal dan desain taman vertikal. Desain yang dibuat terdiri dari 3 alternatif desain dengan masing-masing keunggulan yang berbeda. Alternatif
desain merupakan kombinasi dari pola struktur taman vertikal dengan penggunaan tanaman yang sesuai.
BAB IV KONDISI UMUM SENTUL CITY
PT. Sentul City Tbk merupakan perusahaan yang bergerak di bidang properti. Perusahaan ini beralamat di Gedung Graha Utama, Jl. M.H. Thamrin,
Sentul City, Bogor 15810, Jawa Barat, Indonesia. Kawasan Sentul City dapat dicapai melalui jalan tol Jagorawi atau sekitar 45 km dari Jakarta. Selain melalui
tol Jagorawi, Sentul City juga dapat dicapai dengan jalan alternatif melalui kompleks permukiman Bogor Baru – Desa Cimahpar – Desa Cijayanti dengan
jarak 13 km. Kondisi jalan menuju Sentul City melalui jalan alternatif ini kondisinya sudah cukup baik dengan fasilitas jalan aspal.
4.1 Geografis
Sentul City merupakan sebuah kawasan permukiman dengan konsep kota berkelanjutan yang terletak pada wilayah administrasi Kabupaten Bogor, tepatnya
di beberapa desa di sekitar Kecamatan Citeureup dan Kecamatan Kedung Halang, yaitu Desa Babakan Madang, Sumurbatu, Bojongkoneng, Cijayanti, Cipambuan,
Citaringgul, Cadasngampar, dan Kadumangu. Sentul City terletak di sebelah timur kota Bogor. Kawasan ini juga dikelilingi beberapa gunung, yaitu G. Pangrango,
G. Pancar, G. Paniisan, G. Liang, G. Garangsang, G. Salak dan G. Hambalang. Sentul City terletak pada koordinat 6º 34’ 4,68” LS - 6º 34’ 55,19” LS dan
106º 51’ 4,1” BT - 106º 54’ 34,2” BT. Sentul City memiliki luas areal sebesar 3000 ha , pada ketinggian antara 200 m sampai dengan 750 m di atas permukaan
laut. Dengan areal yang cukup luas, Sentul City memiliki variasi kelerengan yang cukup variatif. Kemiringan lereng pada kawasan Sentul City berkisar antara 2
datar sampai dengan 40 curam, dengan rincian antara lain: 1 8: 1109,3 ha; 2 8-15: 706,3 ha; 3 15-25: 695 ha; 4 25: 489,4 ha Tabel 3.
Daerah Sentul City yang dapat dibangun merupakan daerah dengan kemiringan lereng lebih kecil dari 15 atau seluas 1815,6 ha. Sedangkan daerah dengan
kemiringan lebih besar dari 15 tidak boleh dibangun. Daerah yang tidak boleh dibangun ini memiliki luas 1184,4 ha dan dimanfaatkan sebagai area penghijauan
bagi kawasan Sentul City.
Tabel 3. Data Kemiringan Lereng Sentul City
Bentuk Wilayah Lereng
Perbedaan Tinggi m
Luasan Ha
Proporsi
Datar-Berombak Undulating 0-8
0-15 1.109,3
36,98 Bergelombang Rolling
8-15 15-50
706,3 23,54
Berbukit Hilly 15-25
50-200 695
23,17 Bergunung-gunung
Mountainous 25 200
489,4 16,31
Sumber : ANDAL Sentul City 2000 Dengan kemiringan lereng yang cukup bervariatif, Sentul City tidak
banyak memodifikasi permukaan tanah tersebut dengan cut and fill, tetapi kemiringan lereng tersebut tetap dimanfaatkan. Hal ini menyebabkan kebanyakan
jalan di Sentul City dirancang mengikuti kontur.
4.2 Iklim
Data suhu dan kelembaban udara diambil dari stasiun pengukur iklim Badan Meteorologi dan Geofisika BMG Darmaga, Bogor. Suhu dan kelembaban
pada kawasan Sentul City tidak mengalami banyak perubahan dari tahun 1998 sampai tahun 2008.
Suhu kawasan Sentul City dari Januari 2000 sampai dengan Desember 2008 berkisar antara 23,2°C – 27,5°C. Suhu terendah terjadi pada bulan Februari
dan suhu tertinggi terjadi pada bulan Oktober Gambar 14. Dari gambar tersebut, dapat diketahui bahwa suhu dari tahun 1998 sampai 2008 tidak mengalami banyak
perubahan. Kelembaban udara rata-rata tahunan pada kawasan Sentul City yaitu
berkisar antara 76,86 - 87,91. Dari tahun 1998 sampai 2008, kelembaban udara di kawasan Sentul City tidak mengalami perubahan yang cukup besar.
Kelembaban minimum terjadi pada bulan Agustus, sedangkan kelembaban maksimum terjadi pada bulan Februari Gambar 15.
Pada musim kemarau, arah angin dominan bertiup dari arah utara dengan kecepatan terbesar 2-3 mdetik. Pada musim hujan, arah angin dominan bertiup
dari arah selatan, dengan kecepatan terbesar 2-3 mdetik. Curah hujan di kawasan Sentul City menunjukkan angka yang cukup
tinggi yakni dengan nilai rata-rata curah hujan tahuan 4000 mmtahun. Curah hujan bulanannya memiliki nilai rata-rata berkisar dari 175,4 mmbulan sampai
dengan 475,5 mmbulan. Jumlah hari hujan adalah 13 haribulan. Bulan paling basah berkisar antara bulan Oktober sampai dengan bulan Mei.
Dalam lingkup mikro, di kawasan Sentul City sering terjadi hujan lokal. Hujan ini hanya turun pada sebagian wilayah Sentul City, sedangkan wilayah
lainnya tidak mengalami hujan.
4.3 Geologi
Batuan penyusun di kawasan Sentul City dapat dikelompokan ke dalam tiga satuan, yaitu satuan batuan lempung, satuan batuan vulkanik, dan satuan
batuan endapan alluvial. Semua kelompok batuan tersebut sebagian besar telah mengalami pelapukan menjadi lempung, lempung lanauan, lanau lempungan,
pasir, serta pasir lempungan Tabel 4. Tanah pasir dan pasir lempungan dapat digolongkan ke dalam satuan lanau lempungan karena permeabilitasnya dan
hanya terdapat pada lokasi tertentu. Tabel 4. Batuan Penyusun Wilayah Sentul City
No Kelompok batuan
Luasan Proporsi luasan
Lempung-Lempung Lanauan 1968,4 ha
65,58 a Lempung
1223,0 ha
b Lempung lanauan
745,4 ha
Lanau Lempungan 1032,8 ha
34,42 a
Lanau lempungan 106,6 ha
b Pasir lempungan
926,2 ha
Total Luasan 3001,2 ha
100 Sumber: ANDAL Sentul City 2000
Batuan lempung terhampar cukup luas di bagian barat dan bagian tengah Sentul City, terdiri dari batu lempung dan batu lanau gampingan. Lanau adalah
lempungan berwarna kecoklatan. Struktur dari batu ini kekar, sehingga di beberapa daerah membentuk morfologi yang cukup curam, terutama di lembah
sungai. Kelompok batuan ini memiliki kemiringan pelapisan antara 40º - 65º. Kelompok batuan ini juga memiliki ketebalan lebih dari 250 m.
Batuan vulkanik terdapat di bagian barat dan timur dari kawasan Sentul City. Di bagian barat, batuan ini terdapat dalam bentuk lapisan turf pasiran dengan
ketebalan 4m - 6m, yang sebagian besar telah melapuk menjadi lempung, lanau, ataupun lanau lempung berwarna kecoklatan, sehingga kadang-kadang hanya
dapat dibedakan dari satuan batu lempung yang ditutupinya berdasarkan warnanya. Di bagian timur, batuan vulkanik terdiri breksi dan lava yang bagian
permukaannya mulai melapuk menjadi lanau lempungan dan pasir lempungan dengan ketebalan 6 meter dan semakin menebal kearah selatan.
Endapan alluvial terdapat di bagian utara Sentul City, terutama pada lembah sungai yang lebar dan berkelok-kelok meander. Batuan ini tersusun dari
lanau, pasir, kerikil, dan bongkahan andesit yang bersifat lepas dan belum padu. Tebal batuan ini kurang dari 5 meter dari atas permukaaan tanah.
Batuan juga dapat dilihat berdasarkan sifat fisik dan morfologi batuan tersebut. Berdasarkan sifat fisik dan morfologi batuan, Kawasan Sentul City
merupakan kawasan yang rawan terhadap gerakan tanah, berupa longsoran tanah land slide dan rayapan tanah soil creep.
4.4 Tanah
Kesuburan tanah merupakan kemampuan inheren tanah menyediakan unsur hara dalam jumlah yang cukup dan perbandingan yang tepat bagi tanaman.
Tanah pada kawasan Sentul City diklasifikasikan menjadi 5 jenis, yaitu Typic Hapludult, Typic Dystropept, Oxic Dystropept, Typic Hemitropept dan aquic
Dystropept Tabel 5. Secara visual tanah di kawasan ini berwarna coklat kemerahan sampai coklat kekuningan. Tanahnya bersifat lunak, semakin ke
bawah semakin keras dan berwarna abu-abu dengan plastisitas sedang-tinggi serta agak kohesif.
Tabel 5. Status Kesuburan Tanah Sentul City
No Klasifikasi KTK
KB P2O5 Organik Kesuburan
1 Typic Hapludult
S R
SR-R S
R 2 Typic
Dystropept S
SR-R SR-R
S R
3 Oxic Dystropept
R-S SR-R
SR R-S
R 4 Typic
Hamitnopept R
SR SR
S-T R
5 Aquic Dystropept
S S
S S
S
Sumber: ANDAL Sentul 2000 Keterangan:
SR : Sangat
Rendah R :
Rendah S :
Sedang T :
Tinggi
Tanah dengan jenis Typic Hapludult memiliki laju infiltrasi rendah dengan kapasitas memegang air yang cukup baik. Hal ini menyebabkan tanah cenderung
becek, aliran air permukaan run off tinggi, dan tanah sulit diolah pada lokasi berlereng. Selain itu kandungan bahan organiknya sedang dan ditemukan pada
kedalaman lebih dari 130 cm. Kandungan P2O5 tanah ini sangat rendah akibat adanya fiksasi P yang tinggi.
Tanah dengan
jenis Typic Dystropept memiliki laju infiltrasi air dari
rendah sampai tinggi. Pada tanah ini ketersediaannya akan kalium K rendah, kemampuan tukar kation KTK rendah dan kejenuhan basanya sangat rendah.
Kandungan bahan organiknya baru ditemukan pada kedalaman lebih dari 130 cm di bawah permukaan tanah.
Tanah dengan
jenis Oxic Dystropept memiliki karakter yang mirip dengan
tanah Typic Dystropept. Struktur tanah berpasir atau berdebu dengan kandungan liat 15 sehingga mengakibatkan air cepat meresap ataupun sebaliknya
menggenang. Tanah jenis Typic Hemitpropept juga hampir mirip dengan tanah Typic Dystropept, keduanya termasuk pada ordo inceptisol dan berasal dari great
group trop dengan tingkat dekomposisi tanah sedang hermis.
Tanah dengan jenis Aquic Dystropept yang memiliki sifat sering jenuh air, kandungan air tanah cukup namun terkadang menggenang. Tanah jenis ini
memiliki status kesuburan dengan tingkat sedang. Sedangkan tanah jenis lainnya memiliki status kesuburan yang rendah.
4.5 Hidrologi
Jenis air di kawasan Sentul City berdasarkan airnya yaitu air tanah, air sungai dan mata air. Air tanah yang terdapat di kawasan Sentul City merupakan
air tanah bebas yang tidak bertekanan. Kedudukan muka air tanah bebas berkisar antara 4 m sampai dengan 12 m, sehingga potensi air tanah di kawasan ini sangat
terbatas dan dipengaruhi oleh musim. Sumber air dari mata air yang mengalir langsung menjadi aliran permukaan pada sungai-sungai yang ada pada kawasan
dengan debit air yang umumnya kecil yaitu kurang lebih sebesar 0,5 ldet. Kawasan Sentul City dialiri oleh dua sungai utama yakni Sungai Cikeas
dan Sungai Citeureup serta sungai-sungai kecil yang merupakan anak Sungai Cikeas dan Sungai Citeureup. Sungai Cikeas dan Sungai Citeureup dialiri air
sepanjang tahun dengan debit air sungai Cikeas dan sungai Citeureup berturut- turut adalah 84 literdetik dan 75 literdetik, sedangkan anak-anak sungainya tidak
dialiri air sepanjang tahun. Anak-anak sungai ini hanya dialiri air pada musim penghujan dan akan kering pada musim kemarau. Sebelum Sentul City bekerja
sama dengan PDAM kotamadya Bogor, untuk memenuhi kebutuhan air, Sentul City menampung air dari Sungai Citeureup dan air hujan ke dalam kolam. Setelah
Sentul City bekerja sama dengan PDAM kotamadya Bogor, Kebutuhan akan air baku menjadi tidak masalah lagi sehingga air sungai dan air hujan kini dibiarkan
mengalir begitu saja. Sejak tahun 1995, Sentul City telah mengelola air bersih secara mandiri
dengan memanfaatkan teknik WTP temporary. Awalnya WTP temporary yang berlokasi di Danau Teratai yang memiliki kapasitas air 18 literdetik dimanfaatkan
oleh Sentul City untuk mendistribusikan air pada cluster Bukit Golf Hijau. WTP temporary ini berjalan sampai tahun 2000. Selanjutnya dibangun WTP permanen
yang berlokasi di cluster Venesia dan memiliki kapasitas air 80 literdetik. WTP
permanen ini berjalan sampai tahun 2006. Setelah itu Sentul City bekerja sama dengan PDAM kota Bogor untuk memenuhi kebutuhan air baku.
4.6 Vegetasi dan Satwa
Jenis vegetasi di kawasan Sentul City umumnya ditanam berdasarkan peruntukan lahannya. Peruntukan lahan yang cukup menjadi perhatian dalam hal
vegetasinya antara lain lahan sempadan jalan, area rekreasi dan Ruang Terbuka Hijau. Khusus pada bagian sempadan dan median jalan, pemilihan vegetasi yang
dilakukan Sentul City tergolong vegetasi yang high maintenance atau tinggi tingkat pemeliharaannya.
Pada lanskap sempadan jalan utama, jalan lingkungan dan jalan perumahan, vegetasi yang sering dijumpai adalah pohon trembesi Samanea
saman, kelapa sawit Elaeis gueinensis, Akasia mangium Acasia mangium, dan beberapa jenis palem seperti palem sadeng Livistona rutondifolia, palem
bismarck Bismarkia nobilis, palem hijau Pticosperma macharturii, dan palem ekor tupai Wodyetia bifurcata. Untuk vegetasi dibelakang berm jalan, masih
sering ditemui pinus Pinus merkusii. Pada lanskap jalan juga ditemukan semak dan groundcover yang semarak antara lain dracaena Dracaena sp, pandan-
pandanan Pandanus pigmaeus, spider lily Hymenocallis speciosa dan kucai Carex morrowii.
Pada beberapa daerah rekreasi Sentul City, banyak dijumpai tanaman buah-buahan dan sayuran, diantaranya pohon belimbing Averrhoa carambola,
melinjo Gnetum gnemon, lamtoro Leucaena glauca, bacang Mangifera foetida, mangga Mangifera indica, sawo kecik Manilkara kauki., mengkudu
Morinda citrifolia L., salam Syzygium polyanthum, asam jawa Tamarindus indica dan kecapi Sandoricum koetjapie.
RTH Sentul City merupakan seluruh daerah hijau yang terdapat di dalam kawasan, baik taman perumahan, kapling kosong yang terisi rumput dan semak
belukar, taman kantor, hutan pinus, dan lainnya. Pada RTH vegetasi yang dijumpai misalnya pohon pinus Pinus merkusii, rumput Axonopus compressus,
beberapa jenis palem dan pohon berbuah.
Selain memiliki keanekaragaman vegetasi, Sentul City juga memiliki keanekaragaman satwa. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan oleh Tim
ANDAL Sentul City yang dilakukan di 10 titik pengamatan tercatat 52 jenis satwa. Satwa tercatat tersebut terdiri dari 7 spesies amphibi, 7 spesies reptil, 23
spesies burung, 6 spesies mamalia dan 10 spesies ikan Tabel 6. Spesies amphibi yang ditemukan di kawasan Sentul City antara lain
Kodok Budug Bufo melanostictus, Bancet Hijau Occidozyga lima dan Katak Pohon Polypedates leucomystax. Spesies reptil antara lain Ular sanca Phyton
sp, Ular leher merah Rhabdophis subminiatus dan biawak Varanus salvator. Spesies burung antara lain Burung raja udang Alcedo sp, Burung merpati
Columba livia dan Burung layang-layang Hirundo rustica. Spesies mamalia yang ditemukan di kawasan Sentul City antara lain
Domba Ovis aries, Berang-berang Lutra cinerea, Babi Sus sp dan Kambing Capra hircus. Spesies ikan antara lain Ikan mas Cyprinus carpio, Belut
Monopterus albus, Ikan Nila Tilapia nilotica dan Ikan Mujair Tilapia mosambica.
Tabel 6. Jenis Fauna Vertebrata di Sentul City
Kelompok Nama Latin Nama Lokal
Amfibi Bufo melanostictus
Kodok budug puru B. Asper
Kodok Budug sungai Fejevarya limnocharis
Katak tegalan Occidozyga lima
Bancet Hijau Polypedates leucomystax
Katak pohon Rana chalconota
Katakkongkang kolam Rana erythraea
Katakkongkang gading
Aves Alcedo sp
Burung raja udang Acridotheres javanicus
Jalak kerbau Apus affinis
Kepinis pohon Collocalia esculenta
Burung layang-layang Columba livia
Burung merpati Gallus domesticus
Ayam kampung Geophelia striata
Burung perkutut Gerygone sulphurea
Burung remetuk flyeater Halcyon chloris
Burung raja udang
Hirundo rustica Burung layang-layang
Lanius sach Toed
Lonchura Pipit jawa
Leucogastroides pipit pinang
Lonchura punctata Tohtor
Megalema sp Burung sesap adu
Nectarina jugularis Cinenen
Orthotomus sp Burung gereja
Paser montanus Kutilang
Picnonotus cafer Perinjak
Prinia sp Elang
Spilornis sp Burung tekukur
Streptopelia chinensis Burung kacamata
Zosterops palpebrosa
Mamalia Capra hircus
Kambing Felis domesticus
Kucing Herpestes javanicus
Garangan Ovis aries
Domba Lutra cinerea
Berang-berangsero Sus sp
Babi Mabuya multifasciata
Kadal Tachydromus sexlineatus
Kadal orong-orong Calotes jubatus
Londok bunglon
Reptilia Hemydactylus frenatus
Cicak Phyton sp
Ular sanca Rhabdophis subminiatus
Ular leher merah cau mas Varanus salvator
Biawak Anguila sp
SidatLubangMoa
Ikan Cyprinus carpio
Ikan mas Gliptosternum
Kehkel Monopterus albus
Belut Puntius binotatus
Beunteur Poecilia reticulata
Impur ikan seribu Ophiocephalus sp
Gabus bogo Clarias sp
Lele Tilapia mosambica
Ikan mujair Tilapia nilotica
Ikan nila Sumber: ANDAL Sentul 2000