IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN
4.1 Luas dan Potensi Wilayah
Luas fungsional daerah penelitian adalah 171.240 ha, secara administratif meliputi 3 tiga kabupaten, yaitu Kabupaten Subang, Sumedang, dan Indramayu,
serta terbagi atas 225 desa dan kelurahan yang tergabung dalam 24 kecamatan. Bagian terluas dari DAS ini terdapat di Kabupaten Subang, meliputi 156 desa
yang tergabung dalam 16 kecamatan. Sebagian lainnya merupakan bagian dari Kabupaten Sumedang, meliputi 53 desa dan tergabung dalam 6 kecamatan.
Sedangkan bagian terkecil dari DAS ini merupakan bagian dari Kabupaten Indramayu, meliputi 16 desa dan tergabung dalam 2 kecamatan. Gambar 4
menunjukkan penyebaran wilayah menurut administrasinya, dan Tabel 5 menyajikan luas masing-masing wilayah.
Gambar 3 Peta Pembagian Administrasi Daerah Penelitian Tabel 3 Pembagian Wilayah DAS Cipunagara dan Sekitarnya menurut
Administrasi Kecamatan.
Kabupaten Kecamatan Luas
ha
Indramayu Anjatan 2120
Haurgeulis 15910
18030
Subang Binong 7180
Blanakan 5110 Ciasem 660
Cibogo 9190 Cikaum 1020
Cipunagara 10290 Cisalak 11720
Compreng 6760 Jalancagak 9150
Kalijati 190 Pagaden 7290
Pamanukan 19190 Pusakanagara 10340
Sagalaherang 100 Subang 12480
Tanjungsiang 9400
120070
Sumedang Buahdua 15370
Cimalaka 2410 Rancakalong 1460
Sumedang Utara 510
Tanjungkerta 12930 Tanjungsari 460
33140
Luas Total 171240
Sebagian besar daerah penelitian terletak di Kabupaten Subang, dengan kota Subang sebagai kota terbesar yang terletak di daerah pusatnya. Sebagai
penyandang predikat sebagai salah satu lumbung padi nasional, Kabupaten Subang menyumbangkan produksi padi yang mencapai 1.020.606 ton terhadap
stok padi nasional. Produksi padi tersebut dihasilkan dari lahan basah 1.015.695 ton dan sisanya lahan kering.
Selain tanaman pangan, potensi sektor pertanian lainnya berupa palawija. Terdapat 5 jenis komoditas palawija, yakni jagung, ubi kayu, ubi jalar, kacang
tanah, dan kedelai. Sentra produksi jagung di Kecamatan Pagaden, Purwadadi dan Jalancagak. Sentra produksi ubi kayu di Kecamatan Purwadadi, Sagalaherang,
Cijambe dan Cipeundeuy. Sentra produksi ubi jalar di Kecamatan Purwadadi, Jalancagak dan Sagalaherang. Sentra produksi kacang tanah di Kecamatan
Kalijati. Dan sentra produksi kedelai di Kecamatan Compreng. Perkebunan besar yang ada, pada saat ini diusahakan oleh PT. Perkebunan VIII untuk komoditas
karet dan teh. Sedangkan perkebunan tebu diusahakan oleh Pabrik Gula PT. Rajawali III.
Apabila ditinjau dari segi aksesibilitas terutama jalan, tidak semua kecamatan memiliki kondisi infrastruktur jalan yang baik. Karena pada saat
dilakukan pengecekan di lapang, jalan-jalan di daerah kebun jati sekitar Subang selatan memiliki kondisi jalan yang cukup buruk. Selain daerahnya berbukit-
bukit, rusaknya lapisan aspal sepanjang jalan membuat jalan berlubang-lubang dan tergenang saat hujan turun, sehingga jalanan menjadi becek dan licin. Tidak
hanya di sekitar kebun jati yang letaknya di daerah pegunungan, di daerah pantai seperti Kecamatan Legonkulon juga memiliki kondisi infrastruktur yang buruk.
Kondisi jalan di daerah ini hanya merupakan jalan kecil tanpa lapisan aspal, hanya berupa jalan setapak dan penuh debu yang sangat licin ketika jalanan basah.
Bahkan jembatan yang digunakan untuk menyebrangi sungai hanya terbuat dari bambu, sehingga sangat rawan ketika digunakan untuk kendaraan bermotor untuk
menyebrang. Gambar 4 menunjukkan contoh kondisi jalan dan jembatan di daerah
penelitian yang cukup memprihatinkan.
a b
Gambar 4 Kondisi jembatan a, dan jalan b di daerah pantai DAS
4.2 Topografi Wilayah