Faktor yang mempengaruhi perubahan luas penggunaan lahan

h. Faktor yang mempengaruhi perubahan luas penggunaan lahan semak

Model dengan perubahan penggunaan lahan semak pada analisis kecamatan pada tahun 1990 - 2000 yaitu Y 8 = - 0,025 + 0,360X 3 + 3,2X 5 - 0,036X 7 + 0,91X 8 Tabel 8. Model ini memiliki R 2 0,36 artinya model tersebut hanya mampu menerangkan 36 variasi yang terjadi. Pada tahun 2000 - 2008 model persamaannya menjadi Y 8 = 0,235 + 8,9X 5 + 20X 6 - 0,045X 7 Tabel 9, dengan R 2 hanya 0,14. Berdasarkan Analysis of Variance yang menunjukkan uji signifikansi secara menyeluruh, kedua model memiliki nilai F hitung F tabel dan nilai P 95. Hal ini menunjukkan bahwa secara keseluruhan model yang dihasilkan kurang baik dan semua peubah bebas tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap perubahan yang terjadi dengan tingkat kepercayaan 95. Sedangkan pada analisis per desa pada tahun 2000 - 2008 persamaannya menjadi Y 8 = 0,293 + 0,172X 2 + 106X 6 + 0,077X 8 Tabel 10, dengan R 2 0,12 dan nilai F hitung F tabel serta nilai P 95. Artinya secara umum model ini kurang baik, dan peubah bebas yang digunakan tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap perubahan yang terjadi. Berdasarkan nilai koefisien regresi, pada analisis kecamatan tahun 1990 - 2000 dan 2000 - 2008 tidak terdapat peubah yang berpotensial mempengaruhi perubahan luas semak. Sedangkan pada analisis tingkat desa faktor yang berpotensi mempengaruhi perubahan adalah jumlah pasar X 6 dengan nilai P 0,03 Lampiran 2.

5.5 Kajian Umum Faktor Sosial Ekonomi yang Mempengaruhi Perubahan Penggunaan Lahan

Secara garis besar, dari semua model persamaan yang diperoleh dari hasil Analisis Regresi Berganda hanya beberapa persamaan yang mempunyai nilai R 2 ≥ 0,50 dan terjadi pengulangan pada tipe penggunaan lahan yang sama, yaitu hutan, kebun jati dan kebun tebu. Tipe penggunaan tersebut dapat dirangkum dalam Tabel 11. Selain itu nilai koefisien peubah juga mencerminkan hubungannya terhadap perubahan yang terjadi. Nilai yang positif berarti hubungan bersifat linier antara peubah bebas dengan respon, sedangkan nilai yang negatif mencerminkan hubungan bersifat kebalikan. Tabel 11 Model Perubahan Penggunaan Lahan dengan Nilai R 2 ≥ 0,50 Tipe Penggunaan Lahan Faktor yang Mempengaruhi Analisis Kecamatan 1990 - 2000 Analisis Kecamatan 2000 - 2008 Analisis Desa 2000 - 2008 Hutan +X 3 , -X 5 , +X 6 , +X 8 +X 3 , -X 5 , -X 7 , +X 8 Kebun Jati +X 2 , +X 5 , +X 6 +X 2 , +X 3 , -X 5 Kebun Tebu +X 1 , -X 7 , +X 8 +X 2 , +X 8 +X 2 , +X 8 Keterangan : Peubah yang bercetak tebal memiliki nilai koefisien yang paling tinggi dalam persamaan Peubah penduga perubahan berpengaruh besar terhadap perubahan penggunaan lahan ditandai dengan nilai koefisien yang besar pula Iriawan, 2007. Pada Tabel 11 dapat dilihat bahwa pada tahun yang berbeda faktor yang mempengaruhi perubahan pada hutan dan kebun jati adalah sama, yaitu X 5 jumlah fasilitas pendidikan dan X 6 jumlah pasar, sedangkan pada kebun tebu faktor yang mempengaruhi adalah X 2 luas lahan lain yang mungkin berubah menjadi penggunaan lahan tertentu dan X 8 kerapatan jalan. Dalam hal ini pengelolaan kebun jati berada dibawah Dinas Perhutani daerah setempat. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa perubahan pada penggunaan lahan non komersial yaitu hutan dan kebun jati lebih dipengaruhi oleh jumlah fasilitas pendidikan dan jumlah pasar. Sedangkan perubahan pada penggunaan lahan komersial yaitu kebun tebu, perubahannya lebih dipengaruhi oleh ketersediaan lahan lain yang mungkin berubah menjadi kebun tebu dan kerapatan jalan.