Faktor yang mempengaruhi perubahan luas penggunaan lahan sawah

Tabel 11 Model Perubahan Penggunaan Lahan dengan Nilai R 2 ≥ 0,50 Tipe Penggunaan Lahan Faktor yang Mempengaruhi Analisis Kecamatan 1990 - 2000 Analisis Kecamatan 2000 - 2008 Analisis Desa 2000 - 2008 Hutan +X 3 , -X 5 , +X 6 , +X 8 +X 3 , -X 5 , -X 7 , +X 8 Kebun Jati +X 2 , +X 5 , +X 6 +X 2 , +X 3 , -X 5 Kebun Tebu +X 1 , -X 7 , +X 8 +X 2 , +X 8 +X 2 , +X 8 Keterangan : Peubah yang bercetak tebal memiliki nilai koefisien yang paling tinggi dalam persamaan Peubah penduga perubahan berpengaruh besar terhadap perubahan penggunaan lahan ditandai dengan nilai koefisien yang besar pula Iriawan, 2007. Pada Tabel 11 dapat dilihat bahwa pada tahun yang berbeda faktor yang mempengaruhi perubahan pada hutan dan kebun jati adalah sama, yaitu X 5 jumlah fasilitas pendidikan dan X 6 jumlah pasar, sedangkan pada kebun tebu faktor yang mempengaruhi adalah X 2 luas lahan lain yang mungkin berubah menjadi penggunaan lahan tertentu dan X 8 kerapatan jalan. Dalam hal ini pengelolaan kebun jati berada dibawah Dinas Perhutani daerah setempat. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa perubahan pada penggunaan lahan non komersial yaitu hutan dan kebun jati lebih dipengaruhi oleh jumlah fasilitas pendidikan dan jumlah pasar. Sedangkan perubahan pada penggunaan lahan komersial yaitu kebun tebu, perubahannya lebih dipengaruhi oleh ketersediaan lahan lain yang mungkin berubah menjadi kebun tebu dan kerapatan jalan.

VI. KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

1. Penggunaan lahan dominan pada DAS Cipunagara dan sekitarnya adalah sawah. Pada tahun 1990 luas sawah mencapai 46,6, pada tahun 2000 mencapai 45,1 dan pada tahun 2008 mencapai 44,6 dari luas daerah penelitian secara keseluruhan. 2. Perubahan luasan penggunaan lahan yang terjadi pada periode tahun 1990 - 2000 sebesar 14.840 ha dan pada tahun 2000 - 2008 sebesar 20.020 ha. Pada tahun 1990 - 2000 perubahan terbesar terjadi pada hutan yaitu penurunan luasan sebesar 3.980 ha atau 26,8 dari total perubahan. Pada tahun 2000 - 2008 perubahan luasan terbesar terjadi pada pemukiman, yaitu penambahan luasan sebesar 7.320 ha atau 36,6 dari total perubahan. 3. Perubahan luasan penggunaan lahan di DAS Cipunagara dan sekitarnya menurut analisis kecamatan pada rentang periode tahun 1990 - 2000 dan 2000 - 2008, dipengaruhi oleh faktor yang sama, yaitu aksesibilitas jarak ke pasar dan kerapatan jalan. 4. Perubahan luasan penggunaan lahan menurut analisis per desa pada periode tahun 2000 - 2008 dipengaruhi oleh aksesibilitas kerapatan jalan. 5. Secara garis besar, perubahan penggunaan lahan non komersial dipengaruhi oleh jumlah fasilitas pendidikan dan jumlah pasar, sedangkan perubahan penggunaan lahan komersial dipengaruhi oleh ketersediaan lahan luas lahan lain yang mungkin berubah menjadi penggunaan lahan tersebut dan kerapatan jalan.

6.2 Saran

1. Sebagai daerah lumbung padi nasional, perubahan luas sawah perlu mendapatkan perhatian yang cukup besar, mengingat jumlah penduduk yang terus meningkat dan kebutuhan akan pangan semakin besar.