Tujuan Tanaman Cabai Pengaruh pretreatments pada pengeringan cabai merah (Capsicum annuum L.) dengan mesin pengering tipe rak (tray dryer)

2 rata produksi sebesar 5.5 tonha, dan rata-rata produksi cabai merah pada tahun 2001 adalah sebesar 4.17 tonha. Hal ini menunjukkan keadaan produksi cabai merah tidak stabil setiap tahun yang diakibatkan oleh berbagai faktor seperti iklim, penyakit, dan sebagainya. Cabai mudah sekali mengalami kerusakan. Kerusakan pada cabai dapat berasal dari cabai itu sendiri maupun dari faktor yang bukan berasal dari cabai tersebut. Keadaan yang sering terjadi adalah harga cabai merah menjadi rendah ketika musim panen karena petani menjual semua cabainya. Petani tidak berani ambil resiko untuk menyimpan hasil panen cabainya karena sifat cabai yang mudah rusak Barus, 2009. Oleh sebab itu perlu dilakukan pengolahan pascapanen seperti pengawetan agar kerusakan pada cabai dapat diperkecil dan menjamin ketersediaan cabai merah pada saat terjadi kelangkaan cabai merah segar, sehingga dapat meningkatkan nilai tambah dan pendapatan serta kesejahteraan masyarakat khususnya petani dan pelaku usaha. Deasy 2003 menambahkan bahwa produk diversifikasi hasil olahan yang dapat meningkatkan umur simpan seperti layaknya melalui pengeringan, dapat menjangkau pasaran yang lebih luas dan lebih terjamin ketersediaannya jika dibutuhkan dalam waktu singkat. Produk cabai kering Indonesia mempunyai prospek pasar yang baik di dalam maupun luar negeri. Bahkan, produk cabai kering mempunyai pasaran tetap di luar negeri. Produk cabai kering merupakan bahan dasar pembuatan cabai bubuk sebagai bahan campuran makanan. Oleh karena itu penelitian ini mencoba untuk mengetahui perlakuan pendahuluan pada pengeringan cabai dengan menggunakan mesin pengering tipe rak dan mengamati karakteristik yang dihasilkan.

B. Tujuan

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan pretreatment pada pengeringan cabai dengan menggunakan pengeringan tipe rak tray dryer terhadap kinerja pengeringan cabai merah Capsicum annuum L. kering yang dihasilkan. 3 II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Tanaman Cabai

Tanamana cabai Capsicum sp. diduga berasal dari Amerika Selatan, Amerika Tengah, termasuk Meksiko, sejak 2,500 tahun sebelum Masehi. Taksonomi tanaman ini dalam dunia tumbuh-tumbuhan diklasifikasikan sebagai berikut: Kingdom : Plantae Divisio : Spermatophyta Subdivisio : Angiospermae Kelas : Dicotyledonae Subklas : Sympetalae Ordo : Tubiflorae Solanales Famili : Solanaceae Genus : Capsicum Cabai merupakan tumbuhan yang berasal dari genus Capsicum dan merupakan tanaman dari famili Solonaceae. Genus Capsicum terdiri atas 25 spesies, dan lima diantaranya sudah dibudidayakan, yaitu Capsicum annuum, Capsicum frutescens, Capsicum pubescences, Capsicum baccatum, Capsicum chinense. Tiga spesies yang paling banyak dibudidayakan di dunia adalah Capsicum annuum, Capsicum frutescens, Capsicum chinense Supena, 2004; Rachmawati, 2008. Di pasaran, dikenal cabai merah keriting, cabai merah besar, cabai hijau, dan cabai rawit. Sesuai dengan namanya, cabai merah keriting berbentuk panjang mengeriting atau bergelombang, ramping, kulit buah tipis, lebih tahan simpan, dan rasanya relatif pedas dibandingkan cabai merah besar dan cabai hijau. Cabai merah besar adalah cabai besar yang buahnya rata atau halus, agak gemuk, kulit buah tebal, kurang tahan simpan, dan tidak begitu pedas, sedangkan cabai hijau adalah cabai merah besar atau cabai keriting yang dipetik ketika masih muda dan belum berubah warnanya menjadi merah. Cabai rawit adalah cabai berwarna hijau, ukurannya kecil dengan bentuk sedikit keriting dan rasanya lebih pedas dibandingkan cabai merah keriting, cabai merah besar, dan cabai hijau Sembiring, 2009. Menurut Hewindati 2006, batang utama cabai tegak dan pangkalnya berkayu dengan panjang 20-28 cm, diameter 1.5-2.5 cm. Batang percabangan berwarna hijau dengan panjang mencapai 5-7 cm, diameter batang percabangan mencapai 0.5-1 cm. Percabangan bersifat dikotomi atau menggarpu, tumbuhnya cabang beraturan secara berkesinambungan. Daun cabai berbentuk memanjang oval dengan ujung meruncing atau diistilahkan dengan oblongus acutus, tulang daun berbentuk menyirip dilengkapi urat daun. Bagian permukaan daun bagian atas berwarna hijau tua, sedangkan bagian permukaan bawah berwarna hijau muda atau hijau terang. Panjang daun berkisar 9-15 cm dengan lebar 3.5-5 cm. Daun cabai merupakan daun tunggal, bertangkai dengan panjang 0.5-2.5 cm, letak tersebar. Helaian daun bentuknya bulat telur sampai elips, ujungnya runcing, pangkal meruncing, tepi rata, pertulangan menyirip, panjang 1.5-12 cm, lebar 1-5 cm, dan berwarna hijau Hewindati, 2009. Bunga cabai merupakan bunga tunggal, berbentuk bintang, berwarna putih, keluar dari ketiak daun. Cabai memiliki posisi bunga yang menggantung. Warna mahkota putih, memiliki kuping sebanyak 5-6 helai, panjangnya 1-1.5 cm, lebar 0.5 cm, warna kepala putik kuning. Bunga tanaman cabai berbentuk terompet kecil, umumnya bunga cabai berwarna putih, tetapi 4 ada juga yang berwarna ungu. Cabai berbunga sempurna dengan benang sari yang lepas tidak berlekatan. Disebut bunga sempurna karena terdiri atas tangkai bunga, dasar bunga, kelopak bunga, mahkota bunga, alat kelamin jantan dan alat kelamin betina. Bunga cabai disebut juga berkelamin dua atau hermaphrodite karena alat kelamin jantan dan betina dalam satu bunga Hewindati, 2006. Buah cabai merupakan buah buni berbentuk kerucut memanjang, lurus atau bengkok, meruncing pada bagian ujungnya, menggantung, permukaan licin mengkilap, diameter 1-2 cm, panjang 4-17 cm, bertangkai pendek, rasanya pedas. Buah muda berwarna hijau tua, setelah masak menjadi merah cerah. Biji yang masih muda berwarna kuning, setelah tua menjadi cokelat, berbentuk pipih, berdiameter sekitar 4 mm. Buah cabai biasanya muncul dari percabangan atau ketiak daun dengan posisi menggantung Rachmawati, 2008. Rachmawati 2008 menyebutkan bahwa tanaman cabai membutuhkan kondisi tertentu untuk pertumbuhan optimalnya. Sebenarnya tanaman ini dapat tumbuh pada berbagai ketinggian, tetapi pertumbuhan optimal akan diperoleh pada ketinggian anatara 0.5-1.25 meter di atas permukaan laut. Tanah yang baik bagi tanaman cabai adalah tanah yang memiliki drainase cukup baik, mengandung unsur-unsur yang lengkap, terutama unsur P, dan memiliki pH antara 5.5-6.5. Curah hujan yang cocok bagi tanaman ini adalah 600-1,200 mmtahun. Pada saat perkecambahan benih, cabai membutuhkan suhu antara 16-35 °C, sedangkan suhu optimum yang dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman dan pembungaan adalah 25-27 °C.

B. Manfaat dan Kandungan Gizi Cabai