16
Commerce Commission ICC. Berat tabung bervariasi sesuai dengan ukuran,
yaitu : 3 kg, 6 kg, 12 kg, 50 kg, dan skid tank 1000 kg dan 4000 kg Tabung dilengkapi dengan valve atau klep yang berguna menahan gas
agar tidak mengalir keluar, sekaligus merupakan celah untuk mengeluarkan gas. Valve
harus tertutup dengan segel alumunium rain cap sebagai jaminan keaslian tabung. Pada lubang valve terdapat ringcincin karet yang berguna mengatur
saluran gas melalui regulator untuk mengamankan gas. Perlengkapan tambahan yang harus ada agar LPG dapat digunakan
adalah regulator. Regulator berfungsi untuk mengatur tekanan gas yang keluar dari tabung. Dalam keadaan terpasang, gas bertekanan tinggi dalam tabung sudah
berhubungan langsung dengan regulator. Bila katup dibuka, gas akan mengalir keluar dengan tekanan rendah Pertamina, 2007.
2.2 Konversi Minyak Tanah Menjadi LPG
Program konversi minyak tanah menjadi LPG merupakan program pemerintah yang bertujuan untuk mengurangi subsidi BBM dengan mengalihkan
pemakaian minyak tanah menjadi LPG. Program ini diimplementasikan dengan membagikan paket tabung LPG 3 kg beserta isinya, satu set kompor gas satu pit
berikut selang dan regulator Pertamina, 2007. Target program konversi minyak tanah ke LPG adalah rumah tangga dan
usaha mikro yang menggunakan minyak tanah sebagai bahan bakar untuk memasak. Persyaratan rumah tangga dan usaha mikro yang berhak menerima
paket konversi adalah sebagai berikut : 1.
Rumah tangga, persyaratannya yaitu pengguna minyak tanah murni, kelas sosial C1 ke bawah 1.5 jutabulan, penduduk legal setempat dengan
17
dibuktikan dan melampirkan KTP atau KK atau surat keterangan dari kelurahan setempat.
2. Usaha mikro, persyaratannya adalah merupakan pengguna minyak tanah
untuk bahan bakar memasak dalam usahanya, penduduk legal setempat dengan dibuktikan dan melampirkan KTP atau KK atau surat keterangan dari
kelurahan setempat, serta melampirkan keterangan usaha dari kelurahan setempat.
Adapun landasan hukum yang digunakan untuk program ini adalah : 1. Undang-undang No. 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan LPG Bumi, yang
menyatakan bahwa Menteri yang bertanggung jawab di bidang minyak dan LPG bumi bertugas melakukan pembinaan dan pengawasan di bidang
minyak dan LPG. 2. Peraturan Presiden No. 5 Tahun 2006 tentang Kebijakan Energi Nasional.
a. Bertujuan untuk mengarahkan upaya-upaya dalam mewujudkan keamanan pasokan energi dalam negeri.
b. Mengurangi ketergantungan penggunaan energi yang berasal dari minyak bumi, salah satunya dengan mengalihkan ke energi lainnya.
c. Terwujudnya energi primer mix yang optimal pada tahun 2025, yaitu peranan minyak bumi menjadi 20 persen dan peranan LPG bumi menjadi
lebih dari 30 persen terhadap konsumsi energi nasional. 3. UU No.18 Tahun 2006 tentang APBN yang memuat anggaran untuk subsidi
LPG 3 kg pada tahun 2007 sebesar Rp 1.9 triliun. 4. Peraturan Presiden No. 10 Tahun 2005 tentang Unit Organisasi dan TuLPG
Eselon I Kementerian Republik Indonesia.
18
Tujuan dari kebijakan konversi minyak tanah menjadi LPG adalah dalam rangka :
1. Melakukan diversifikasi pasokan energi untuk mengurangi ketergantungan terhadap Bahan Bakar Minyak BBM, khususnya minyak tanah.
2. Melakukan efisiensi anggaran pemerintah karena penggunaan LPG lebih efisien dan subsidinya relatif lebih kecil daripada subsidi minyak tanah.
3. Menyediakan bahan bakar yang praktis, bersih, dan efisien untuk rumah tangga dan usaha mikro.
Program konversi minyak tanah menjadi LPG dilaksanakan secara bertahap dari tahun 2007-2010 dengan jumlah total Kepala Keluarga KK
terkonversi adalah 42 020 000 KK Pertamina, 2007. Program konversi minyak tanah menjadi LPG dapat dilihat pada Tabel 9.
Tabel 9. Program Konversi Minyak Tanah menjadi LPG di Indonesia Tahun 2007-2010
Tahun KK terkonversi tahun berjalan
Wilayah
2007 3 500 000
Jawa-Bali Palembang 2008
12 500 000 Medan, Pekanbaru, Sumsel, Jawa-Bali,
Balikpapan, Makassar 2009
13 251 516 Seluruh Jawa-Bali
2010 12 768 484
Luar Jawa Sumber : PERTAMINA 2007
2.3 Usaha Mikro