Kesimpulan Permintaan LPG (Liquefied Petroleum Gas) Pedagang Martabak Kaki Lima dan Warung Tenda Pecel Lele di Kota Bogor

IX. KESIMPULAN DAN SARAN

9.1 Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan terhadap hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Karakteristik pedagang martabak kaki lima dan warung tenda pecel lele dibagi menjadi karakteristik umum, karakteristik usaha, dan karakteristik berdasarkan pola konsumsi LPG. a. Karakteristik umum pedagang martabak kaki lima dan warung tenda pecel lele meliputi jenis kelamin dan umur, tingkat pendidikan, pengalaman berdagang, dan sumber modal. Pedagang martabak di daerah penelitian seluruhnya adalah laki-laki dan sebagian besar tamatan Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama SLTP. Pengalaman berdagang mereka sebagian besar adalah antara 5-10 tahun. Sumber modal pedagang martabak kaki lima ini kebanyakan adalah modal sendiri, selain itu berasal dari pinjaman keluarga atau koperasi. Pedagang warung tenda pecel lele di daerah penelitian sebagian besar adalah tamatan Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama SLTP. Pengalaman berdagang mereka sebagian besar adalah antara 6-10 tahun. Sumber modal pedagang warung tenda pecel lele ini adalah modal sendiri, selain itu berasal dari pinjaman keluarga. b. Karakteristik usaha martabak kaki lima dan warung tenda pecel lele meliputi penggunaan bahan baku utama, jumlah output yang dihasilkan, rata-rata harga output, dan jumlah tenaga kerja. Sebagian besar usaha martabak kaki lima menggunakan tepung terigu sebanyak 100-200 kgbulan, dan menghasilkan 1 500 - 2 000 martabakbulan dengan harga 128 rata-rata Rp 10 000.00 sampai Rp 13 000.00 per martabak. Jumlah tenaga kerja pada usaha martabak kaki lima ini rata-rata adalah satu orang. Sebagian besar usaha warung tenda pecel lele menggunakan 200-400 kg beras, 100-200 kg lele, 200-300 kg ayam dalam sebulan. Usaha warung tenda pecel lele rata-rata menghasilkan 2 000 sampai 3 000 porsi dalam sebulan dengan harga rata-rata Rp 10 000.00 sampai Rp 15 000.00 per porsi. Jumlah tenaga kerja pada usaha warung tenda pecel lele ini rata-rata adalah 2-3 orang. c. Karakteristik pedagang martabak kaki lima dan warung tenda pecel lele berdasarkan pola konsumsi LPG meliputi tempat pembelian LPG, frekuensi pembelian LPG, dan jumlah penggunaan LPG. Sebagian besar pedagang martabak kaki lima mendapatkan LPG dari pasar, dan membeli 1 tabung LPG dalam sekali pembelian. Dalam sebulan pedagang martabak kaki lima rata-rata membeli LPG sebanyak 13 kali dan menghabiskan rata-rata 36 kg LPG. Pedagang warung tenda pecel lele mendapatkan LPG dari agen, dan membeli satu tabung dalam sekali pembelian. Dalam sebulan pedagang warung tenda pecel lele rata-rata membeli LPG lebih dari 28 kali dan menghabiskan rata-rata 103 kg LPG. 2. Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan LPG pada pedagang martabak kaki lima terdapat empat variabel yang berpengaruh nyata pada taraf = 10 persen yaitu harga LPG, harga telur ayam, jumlah tenaga kerja, dan dummy jenis martabak, sedangkan pada fungsi permintaan LPG oleh pedagang warung tenda pecel lele menunjukkan bahwa terdapat tiga variabel 129 yang berpengaruh nyata pada taraf = 10 persen yaitu harga minyak goreng, jumlah tenaga kerja, dan dummy masakan bebek bebek. 3. Analisis pendapatan usaha menunjukkan usaha martabak kaki lima dan warung tenda pecel lele adalah usaha yang cukup menguntungkan untuk dijalankan. Nilai RC ratio atas biaya total rata-rata pada pedagang martabak kaki lima adalah 1.42 sedangkan pada pedagang warung tenda pecel lele adalah 1.45.

9.2 Saran