Keadaan Demografi Keadaan Ekonomi

67 uap air langsung terkondensasi dan menjadi hujan. Meskipun dijuluki “Kota Hujan”, Kota Bogor relatif aman dari bahaya banjir karena di wilayah Kota Bogor mengalir beberapa sungai yaitu : Sungai Ciliwung, Cisadane, Cipakancilan, Cidepit, Ciparigi, dan Cibalok BPS 2008. Secara administratif, Kota Bogor terbagi menjadi enam kecamatan, yaitu Kecamatan Bogor Selatan, Bogor Utara, Bogor Timur, Bogor Tengah, Bogor Barat, dan Tanah Sareal. Terdapat 31 kelurahan, 37 desa, 210 dusun, 623 RW, dan 2 712 RT. Adapun batas-batas wilayah Kota Bogor adalah sebagai berikut : a. Sebelah Selatan : berbatasan dengan Kecamatan Cijeruk dan Kecamatan Caringin, Kabupaten Bogor b. Sebelah Timur : berbatasan dengan Kecamatan Sukaraja dan Kecamatan Ciawi Kabupaten Bogor c. Sebelah Utara : berbatasan dengan Kecamatan Sukaraja, Kecamatan Bojong Gede, dan Kecamatan Kemang, Kabupaten Bogor d. Sebelah Barat : berbatasan dengan Kecamatan Kemang dan Kecamatan Dramaga Kabupaten Bogor

5.2 Keadaan Demografi

Hasil Registrasi Penduduk akhir tahun 2009 menunjukkan bahwa jumlah penduduk Kota Bogor sebanyak 946 204 jiwa, terdiri dari 481 559 jiwa laki-laki dan 464 645 jiwa perempuan, terdapat kenaikan sebesar 0.42 persen dibanding tahun sebelumnya. Kenaikan tersebut diduga karena faktor penarik Kota Bogor sendiri mengingat semakin banyaknya fasilitas sosial yang mudah diperoleh selain itu juga Kota Bogor merupakan kota penyangga ibukota negara, sehingga menarik para pendatang untuk tinggal dan menanamkan usahanya di kota Bogor BPS 68 Kota Bogor, 2010. Jumlah rumah tangga, penduduk, luas wilayah dan kepadatan penduduk per kecamatan dapat dilihat pada Tabel 12. Tabel 12. Jumlah Rumah Tangga, Penduduk, Luas Wilayah, dan Kepadatan Penduduk Kota Bogor Tahun 2009 No Kecamatan Rumah Tangga Jumlah Penduduk Luas Wilayah Kepadatan Penduduk 1 Bogor Selatan 44 603 180 270 30.81 5 851 2 Bogor Timur 24 888 94 722 10.15 9 332 3 Bogor Utara 40 706 166 943 17.72 9 421 4 Bogor Tengah 29 063 112 425 8.13 13 828 5 Bogor Barat 53 328 205 997 32.85 6 271 6 Tanah Sareal 46 314 185 847 18.84 9 864 Kota Bogor 238 902 946 204 118.50 7 985 Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Bogor 2010 Sex Ratio penduduk Kota Bogor adalah 104 yang artinya setiap 104 penduduk laki-laki berbanding dengan 100 penduduk perempuan. Dengan luas daerah tingkat II Kota Bogor adalah 118.50 km 2 , ini berarti kepadatan penduduk per km 2 sebesar 7 985 jiwa. Kecamatan Bogor Barat merupakan kecamatan dengan jumlah penduduk terbanyak, yaitu 205 997 jiwa, sedangkan jumlah penduduk terkecil terdapat di Kecamatan Bogor Timur yang hanya 94 722 jiwa. Kecamatan Bogor Tengah merupakan kecamatan dengan kepadatan penduduk paling tinggi, yaitu 13 828 jiwakm2, hal ini disebabkan karena pusat pemerintahan dan kegiatan ekonomi banyak berada di kecamatan ini.

5.3 Keadaan Ekonomi

Berdasarkan data BPS tahun 2010, laju pertumbuhan ekonomi Kota Bogor terpacu mencapai 6.02 persen. Produk Domestik Regional Bruto PDRB Tahun 2009 mencapai 11.9 triliun rupiah. PDRB berdasarkan harga berlaku dan PDRB atas dasar harga konstan tahun 2000 di Kota Bogor tahun 2005-2009 69 memiliki kecenderungan yang terus meningkat. Laju pertumbuhan PDRB atas dasar harga berlaku pada tahun 2005-2009 lebih tinggi dibandingkan dengan laju pertumbuhan PDRB atas dasar harga konstan, hal ini menunjukkan adanya kenaikan harga yang cukup tinggi terhadap barang dan jasa yang dihasilkan di Kota Bogor pada periode waktu tersebut. Perkembangan Produk Domestik Regional Bruto PDRB Kota Bogor Tahun 2005-2009 terdapat pada Tabel 13. Tabel 13. Produk Domestik Regional Bruto PDRB Kota Bogor Tahun 2005- 2009 Tahun PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Rupiah Pertumbuhan PDRB Atas Dasar Harga Konstan Rupiah Pertumbuhan 2005 6 191 918.90 - 3 567 238.91 - 2006 7 257 742.09 17.21 3 782 273.71 6.02 2007 8 558 035.70 17.91 4 012 743.17 6.09 2008 10 089 943.96 17.90 4 252 821.78 5.98 2009 11 904 599.66 17.98 4 508 705.07 6.02 Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Bogor Tahun 2010 Secara umum keadaan ekonomi Kota Bogor sudah relatif stabil dengan pertumbuhannya yang cukup baik, namun tentunya memerlukan perhatian yang lebih dikarenakan struktur ekonomi Kota Bogor yang didominasi oleh sektor perdagangan, hotel dan restoran sebesar 29.54 persen dan sektor industri pengolahan sebesar 28.25 persen dimana sektor ini sangat dipengaruhi oleh jumlah penduduk dan daya beli masyarakat. Jumlah perusahaan perdagangan berdasarkan penerbitan SIUP dan TDUP tahun 20032004 sampai 20092010 di Kota Bogor dapat dilihat pada Tabel 14. 70 Tabel 14. Jumlah Perusahaan Perdagangan Berdasarkan Penerbitan SIUP dan TDUP tahun 20032004 – 20092010 di Kota Bogor Tahun Perdagangan Besar Perdagangan Menengah Perdagangan Kecil Jumlah 20032004 188 912 5 114 6 214 20042005 222 1 067 6 419 7 708 20052006 233 1 101 6 683 8 017 20062007 249 1 144 6 952 8 345 20072008 284 1 216 7 467 8 967 20082009 311 1 275 7 874 9 460 20092010 n.a n.a n.a - Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Bogor 2010 Pertumbuhan ekonomi beriringan dengan pertumbuhan penduduk. Pertambahan jumlah penduduk dengan berbagai kebutuhan dan mobilitasnya memicu timbulnya berbagai jenis usaha seperti usaha mikro, kecil, dan menengah UMKM. Usaha ini merupakan lapangan pekerjaan yang realistis bagi masyarakat menengah ke bawah untuk memenuhi kebutuhan hidup. Tahun 2007 sampai tahun 2009 terjadi peningkatan jumlah tenaga kerja dan sektor usaha mikro, kecil dan menengah UMKM di Kota Bogor. Perkembangan jumlah UKM dan tenaga kerja di Kota Bogor dapat dilihat pada Tabel 15. Tabel 15. Perkembangan Jumlah UKM dan Tenaga Kerja di Kota Bogor No Uraian 2007 2008 2009 1 Jumlah UKM 31 831 32 147 32 256 2 Jumlah UKM yang terbina oleh Dinas Perindakop 1 949 1 984 2 019 3 Jumlah Tenaga kerja 51 798 54 388 57 107 4 Usaha Mikro 23 873 25 718 25 804 5 Usaha Menengah 1 598 1 607 1 614 6 Usaha Kecil 6 366 4 822 4 838 Sumber : Dinas Koperasi dan UMKM Kota Bogor 2009 Tabel 15 menunjukkan bahwa jumlah tenaga kerja pada tahun 2007 adalah sebanyak 51 798 orang, meningkat menjadi 32 147 orang pada tahun 2008, 71 dan menjadi 32 356 orang pada tahun 2009. Peningkatan jumlah tenaga kerja ini diikuti dengan peningkatan jumlah usaha mikro, kecil, dan menengah di Kota Bogor. Usaha mikro pada tahun 2007 berjumlah 23 873 unit, meningkat menjadi 25 718 unit pada tahun 2008, dan menjadi 25 804 unit pada tahun 2009. Peningkatan jumlah usaha mikro lebih mendominasi dibandingkan peningkatan jumlah usaha kecil dan menengah. Usaha mikro pada penelitian ini dibatasi pada pedagang makanan kaki lima yaitu pedagang martabak kaki lima dan pedagang warung tenda pecel lele di Kota Bogor. Pertumbuhan pedagang kaki lima di Kota Bogor semakin berkembang setelah terjadinya krisis ekonomi pada pertengahan tahun 1997. Hasil pendataan pemerintah daerah tahun 1996 terdapat 2 140 pedagang, sedangkan tahun 1999 berdasarkan hasil survei Pusat Inkubasi Usaha Kecil Pinbuk Kota Bogor, jumlah pedagang kaki lima bertambah tiga kali lipat menjadi 6 340 pedagang. Menurut informasi dari Kantor Koperasi dan UMKM Kota Bogor, pada tahun 2010 jumlah pedagang kaki lima mencapai 9 710 pedagang. Konsentrasi pedagang kaki lima ini berada pada kawasan yang strategis di wilayah Kota Bogor yaitu di kawasan pusat perdagangan, daerah pemukiman, daerah pusat pendidikan, stasiun, dan terminal. BAB VI. KARAKTERISTIK PEDAGANG MARTABAK KAKI LIMA DAN WARUNG TENDA PECEL LELE DI KOTA BOGOR

6.1 Karakteristik Pedagang Martabak Kaki Lima di Kota Bogor