Kerangka Pemikiran Operasional Permintaan LPG (Liquefied Petroleum Gas) Pedagang Martabak Kaki Lima dan Warung Tenda Pecel Lele di Kota Bogor

45

3.2 Kerangka Pemikiran Operasional

Jumlah konsumsi BBM di Indonesia semakin meningkat disebabkan oleh jumlah penduduk yang semakin meningkat dari tahun ke tahun. Jumlah penduduk yang semakin meningkat ini menyebabkan meningkatnya permintaan bahan bakar minyak berupa minyak tanah. Berdasarkan penjelasan terlebih dahulu, dari segi produksi, produksi minyak dalam negeri mengalami penurunan. Kondisi ini membuat Indonesia menjadi negara net importir. Krisis energi dan peningkatan jumlah subsidi yang dialami Indonesia ini membuat pemerintah mencari jalan keluar berupa sumber energi alternatif berupa gas. Gas merupakan salah satu bahan bakar alternatif pengganti minyak tanah yang sudah banyak dipakai oleh rumah tangga, industri-industri besar, serta usaha-usaha mikro. Selain itu, penggunaan gas dirasa cukup menguntungkan dibandingkan dengan penggunaan minyak tanah sebagai bahan bakar. Gas dirasakan memiliki kelebihan dibanding minyak tanah. Oleh karena itu pemerintah melakukan konversi minyak tanah menjadi gas. Program ini juga bertujuan untuk mengurangi subsidi BBM, dengan mengalihkan pemakaian minyak tanah menjadi LPG. Program konversi minyak tanah menjadi gas ditujukan pada rumah tangga dan usaha mikro yang menggunakan minyak tanah dalam pemenuhan kebutuhan rumah tangga dan bahan baku dalam usahanya. Program konversi ini akan membawa pengaruh pada pola konsumsi bahan bakar minyak yang dilakukan rumah tangga dan usaha mikro. Usaha mikro yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pedagang makanan. 46 Penelitian ini menganalisis permintaan LPG pedagang martabak kaki lima dan warung tenda pecel lele di Kota Bogor. Tujuan dari penelitian ini adalah mengidentifikasi karakteristik pedagang martabak kaki lima dan warung tenda pecel lele di Kota Bogor yang menggunakan LPG sebagai bahan bakarnya, menganalisis permintaan LPG oleh pedagang martabak kaki lima dan warung tenda pecel lele di Kota Bogor serta faktor-faktor yang mempengaruhinya, dan menganalisis pendapatan usaha pedagang martabak kaki lima dan warung tenda pecel lele di Kota Bogor. Karakteristik pedagang martabak kaki lima dan warung tenda pecel lele digambarkan oleh jenis kelamin dan umur, tingkat pendidikan, lama waktu berjualan, pengalaman usaha, jumlah tenaga kerja, pola konsumsi LPG, penggunaan bahan baku, output yang dihasilkan, dan harga output rata-rata. Kerangka pemikiran operasional penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 4. Gambar 4 menunjukkan bahwa untuk mengidentifikasi karakteristik pedagang martabak kaki lima dan warung tenda pecel lele di Kota Bogor, digunakan analisis deskriptif dengan tabulasi. Permintaan LPG pedagang martabak kaki lima dan warung tenda pecel lele serta faktor-faktor yang mempengaruhinya dianalisis dengan analisis expalanatory dengan model regresi linear berganda. Pendapatan usaha pedagang martabak kaki lima dan warung tenda pecel lele di Kota Bogor dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif dengan menggunakan analisis pendapatan usaha. Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi masukan atau rekomendasi bagi pemerintah dalam mengambil kebijakan yang berkaitan dengan penelitian ini. 47 Keterangan : - - - - - - - - - = bukan lingkup kajian penelitian Gambar 4. Alur Pemikiran Penelitian Konsumsi Minyak Tanah Meningkat Produksi Minyak Tanah Tidak Meningkat LPG se bagai Bahan Bakar Kebijakan Konversi Minyak Tanah menjadi LPG Permintaan LPG oleh Pedagang Makanan Kaki Lima Permintaan LPG dan Faktor yang mempengaruhi Rumah Tangga Usaha Mikro Analisis Deskriptif dengan Tabulasi Analisis explanatory dengan model regresi linear berganda Hasil Penelitian Karakteristik Pedagang Martabak dan Pecel Lele R ekom enda si ba gi ke bi ja k an p em er in ta h P em er int ah Martabak Kaki Lima Warung Tenda Pecel Lele Pendapatan Usaha Pedagang Martabak dan Pecel Lele Analisis Deskriptif dengan analisis pendapatan Usaha Krisis Energi Subsidi BBM Meningkat IV. METODE PENELITIAN

4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian