Karakteristik Pedagang Martabak Kaki Lima di Kota Bogor

BAB VI. KARAKTERISTIK PEDAGANG MARTABAK KAKI LIMA DAN WARUNG TENDA PECEL LELE DI KOTA BOGOR

6.1 Karakteristik Pedagang Martabak Kaki Lima di Kota Bogor

Martabak merupakan salah satu jenis makanan yang dapat digolongkan ke dalam makanan selinganjajanan. Umumnya, martabak dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu martabak manis dan martabak telur. Martabak manis memiliki komposisi antara lain tepung terigu, gula pasir, mentega, dan isi ketan, kacang, keju, coklat, dan lainnya. Martabak telur memiliki komposisi tepung terigu, telur, minyak, daun bawang, dan isi daging sapi, daging ayam, sosis, dan lainnya. Pedagang martabak kaki lima adalah orang yang menjalankan usaha martabak yang berada di pinggir jalan dengan menggunakan gerobak yang berjualan dari sore hari hingga malam hari. Jumlah pedagang martabak kaki lima yang diteliti dalam penelitian ini adalah 40 orang. Karakteristik pedagang martabak kaki lima dibagi menjadi karakteristik umum, karakteristik usaha, dan karakteristik berdasarkan pola konsumsi LPG. Karakteristik umum pedagang martabak kaki lima digambarkan oleh jenis kelamin dan umur, tingkat pendidikan, pengalaman usaha, lama waktu berdagang, dan sumber modal. Karakteristik usaha martabak kaki lima digambarkan oleh penggunaan tepung terigu, jumlah output yang dihasilkan, harga produk rata-rata, dan jumlah tenaga kerja. Karakteristik berdasarkan pola konsumsi LPG digambarkan melalui tempat pembelian LPG, frekuensi pembelian LPG dalam sebulan, dan jumlah penggunaan LPG dalam satu bulan. 73

6.1.1 Karakteristik Umum Pedagang Martabak Kaki Lima di Kota Bogor

6.1.1.1 Jenis Kelamin dan Umur Pedagang Martabak Kaki Lima

Penelitian yang dilakukan kepada 40 pedagang martabak kaki lima menunjukkan bahwa 40 orang atau 100 persen responden berjenis kelamin laki- laki. Pekerjaan pedagang martabak kaki lima dimulai dengan belanja bahan baku, mempersiapkan adonan, mempersiapkan gerobak, mendorong gerobak ke tempat berdagang, dan harus berdiri selama memasak martabak dan melayani pembeli. Selain itu waktu berdagang yang dimulai dari sore hari hingga malam hari bahkan dini hari mengakibatkan pekerjaan ini cukup berat untuk dikerjakan seorang perempuan. Umur pedagang martabak kaki lima bervariasi mulai dari umur 18 tahun sampai 50 tahun dengan rata-rata umur 30 tahun. Distribusi pedagang martabak kaki lima berdasarkan kelompok umur dapat dilihat pada Tabel 16. Tabel 16. Distribusi Pedagang Martabak Kaki Lima Berdasarkan Umur No Kelompok Umur tahun Frekuensi Orang Persentase 1. 25 9 22.50 2. 25 – 35 20 50.00 3. 35 11 27.50 Jumlah 40 100.00 Sumber : Data diolah 2011 Pedagang martabak kaki lima dikelompokkan menjadi tiga kelompok umur. Tabel 16 menunjukkan bahwa sebagian besar pedagang martabak kaki lima yaitu sebesar 50.00 persen berada pada selang umur antara 25 tahun sampai 35 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa usaha martabak kaki lima di Kota Bogor dilakukan oleh pedagang yang berada pada rentang umur produktif untuk bekerja. 74

6.1.1.2 Tingkat Pendidikan Pedagang Martabak Kaki Lima

Tingkat pendidikan formal pedagang martabak kaki lima bermacam- macam dimulai dari lulusan Sekolah Dasar SD sampai lulusan Diploma D3. Namun terdapat juga responden pedagang martabak kaki lima yang tidak pernah duduk di bangku sekolah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah terbanyak yaitu sebesar 65.00 persen adalah lulusan Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama SLTP. Distribusi pedagang martabak kaki lima berdasarkan tingkat pendidikan dapat dilihat pada Tabel 17. Tabel 17.Distribusi Pedagang Martabak Kaki Lima Berdasarkan Tingkat Pendidikan No Tingkat Pendidikan Frekuensi orang Persentase 1. Tidak sekolah 1 2.50 2. SD 7 17.50 3. SLTP 26 65.00 4. SLTA 5 12.50 5. Diploma 1 2.50 Jumlah 40 100.00 Sumber : Data diolah 2011 Tabel 17 menunjukkan bahwa tingkat pendidikan pedagang martabak kaki lima masih cukup rendah. Tingkat pendidikan yang rendah menjadi salah satu alasan bagi pedagang martabak kaki lima untuk membuka usaha. Pedagang martabak kaki lima tidak memenuhi syarat untuk melamar pekerjaan di perusahaan karena tidak memiliki ijazah dari pendidikan formal yang cukup tinggi. Namun tingkat pendidikan formal yang rendah tidak menjadi halangan untuk membuka usaha demi memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Bagi responden pedagang martabak kaki lima yang merupakan lulusan perguruan tinggi, usaha martabak kaki lima dinilai cukup menguntungkan, dan dapat membuka lapangan pekerjaan walaupun dalam jumlah yang kecil. Beberapa 75 alasan responden pedagang martabak kaki lima memilih usaha martabak sebagai usaha yang digeluti adalah karena keahlian yang dimiliki, menjalankan usaha turun temurun, banyaknya permintaan dan karena proses produksi yang mudah .

6.1.1.3 Pengalaman Usaha Pedagang Martabak Kaki Lima

Kemampuan mengelola usaha dipengaruhi oleh pengalaman setiap individu. Pedagang mempunyai pemahaman yang lebih baik terhadap usaha yang dikelola karena belajar dari pengalaman yang diperoleh dari usaha tersebut. Hasil penelitian menunjukkan pengalaman usaha pedagang martabak kaki lima yang paling lama adalah 31 tahun dan yang paling baru adalah dua tahun. Pengalaman usaha pedagang martabak kaki lima rata-rata adalah 10 tahun. Distribusi pedagang martabak kaki lima berdasarkan pengalaman usaha dapat dilihat pada Tabel 18. Tabel 18. Distribusi Pedagang Martabak Kaki Lima Berdasarkan Pengalaman Usaha No Pengalaman Berusaha tahun Frekuensi orang Persentase 1 5 9 22.50 2 5 – 10 17 42.50 3 11 – 16 7 17.50 4 16 7 17.50 Jumlah 40 100.00 Sumber : Data diolah 2011 Berdasarkan Tabel 18, sebesar 42.50 persen responden memiliki pengalaman usaha pada selang 5 tahun sampai 10 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa responden adalah pedagang yang setia terhadap usaha martabak dan menganggap usaha martabak adalah usaha utama untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. 76

6.1.1.4 Lama Waktu Berdagang Pedagang Martabak Kaki Lima

Lamanya waktu berdagang adalah waktu dari persiapan membuka tempat berjualan, persiapan bahan sampai proses produksi dan penjualan martabak. Distribusi pedagang martabak kaki lima berdasarkan lama waktu berdagang dapat dilihat pada Tabel 19. Tabel 19. Distribusi Pedagang Martabak Kaki Lima Berdasarkan Lama Waktu Berdagang No Lama Waktu Berdagang jam Frekuensi orang Persentase 1. 7 8 20.00 2. 8 25 62.50 3. 10 4 10.00 4. 11 3 7.50 Jumlah 40 100.00 Sumber : Data diolah 2011 Berdasarkan Tabel 19, lama waktu berdagang pedagang martabak kaki lima adalah antara tujuh jam hingga 11 jam. Lama waktu berdagang pedagang martabak kaki lima yang paling banyak adalah delapan jam yaitu sebanyak 62.50 persen. Hal ini menunjukkan bahwa pedagang martabak kaki lima bekerja sesuai dengan standar normal jam kerja manusia yaitu delapan jam per hari. Pedagang martabak kaki lima memulai berjualan pada sore hari sampai malam hari, bahkan hingga dini hari. Jam kerja ini disesuaikan dengan pembeli yang sebagian besar membeli martabak pada sore atau malam hari, yaitu sehabis pulang bekerja. Pada hari libur atau malam minggu, lama waktu berdagang bertambah karena pembeli yang ramai.

6.1.1.5 Sumber Modal Usaha Pedagang Martabak Kaki Lima

Modal usaha adalah salah satu hal yang sangat penting dalam pelaksanaan proses produksi martabak kaki lima. Berdasarkan data yang 77 diperoleh, modal yang digunakan pedagang martabak kaki lima berasal dari berbagai sumber yaitu modal sendiri, pinjaman keluarga, dan pinjaman koperasi. Distribusi pedagang martabak kaki lima berdasarkan sumber modal usaha dapat dilihat pada Tabel 20. Tabel 20. Distribusi Pedagang Martabak Kaki Lima Berdasarkan Sumber Modal Usaha No Sumber Modal Frekuensi orang Persentase 1. Modal sendiri 25 62.50 2. Pinjaman Keluarga 14 35.00 3. Pinjaman Koperasi 1 2.50 Jumlah 40 100.00 Sumber : Data diolah 2011 Berdasarkan Tabel 20 jumlah pedagang martabak kaki lima yang bergantung pada modal sendiri adalah 25 orang atau sebesar 62.50 persen. Pedagang martabak kaki lima memulai usahanya dengan menggunakan modal sendiri karena usaha ini tidak membutuhkan modal awal yang terlalu besar. Di samping itu, penggunaan modal sendiri membuat mereka lebih leluasa dalam menjalankan usaha dan mengembangkannya karena tidak terikat hutang dari pihak lain.

6.1.2 Karakteristik Usaha Martabak Kaki Lima di Kota Bogor

6.1.2.1 Usaha Martabak Kaki Lima Berdasarkan Penggunaan Tepung Terigu

Jumlah penggunaan tepung terigu masing-masing pedagang martabak kaki lima berbeda-beda. Dalam penelitian ini, penggunaan tepung terigu oleh pedagang martabak kaki lima per bulan dimulai dari 45 kg per bulan sampai 390 kg per bulan. Jumlah rata-rata penggunaan tepung terigu adalah 184.5 kg per 78 bulan. Distribusi pedagang martabak kaki lima berdasarkan penggunaan tepung terigu dalam usahanya dapat dilihat pada Tabel 21. Tabel 21. Distribusi Pedagang Martabak Kaki Lima Berdasarkan Penggunaan Tepung Terigu No Penggunaan Tepung Terigu kgbln Frekuensi orang Persentase 1. 100 6 15.00 2. 100 – 200 24 60.00 3. 200 10 25.00 Jumlah 40 100.00 Sumber : Data diolah 2011 Tabel 21 menunjukkan bahwa sebagian besar responden pedagang martabak kaki lima menggunakan tepung terigu 100 – 200 kg per bulan yaitu sebesar 60.00 persen. Semakin besar penggunaan tepung terigu per hari berarti semakin banyak jumlah martabak yang diproduksi.

6.1.2.2 Usaha Martabak Kaki Lima Berdasarkan Jumlah Output

Jumlah martabak yang dihasilkan pedagang martabak kaki lima bervariasi dimulai dari 900 martabak per bulan hingga 3 000 martabak per bulan. Jumlah martabak rata-rata yang dihasilkan adalah 1 709 martabak per bulan. Distribusi pedagang martabak kaki lima berdasarkan jumlah output yang dihasilkan dapat dilihat pada Tabel 22. Tabel 22. Distribusi Pedagang Martabak Kaki Lima Berdasarkan Jumlah Output No Jumlah Output martabakbln Frekuensi orang Persentase 1. 1 500 11 27.50 2. 1 500 – 2 000 20 50.00 3. 2 000 9 22.50 Jumlah 40 100.00 Sumber : Data diolah 2011 Tabel 22 menunjukkan bahwa 50.00 persen pedagang martabak kaki lima menghasilkan 1 500 sampai 2 000 martabak per bulan. Semakin besar jumlah 79 output yang dihasilkan akan berpengaruh pada total penerimaan pedagang martabak kaki lima. Jumlah output yang dihasilkan pedagang martabak kaki lima juga berpengaruh pada jumlah pemakaian LPG. Semakin banyak output yang dihasilkan maka jumlah LPG yang digunakan akan semakin banyak.

6.1.2.3. Usaha Martabak Kaki Lima Berdasarkan Harga Rata-rata Output

Pedagang martabak kaki lima menghasilkan berbagai jenis martabak, baik martabak telur maupun martabak manis. Martabak telur dibedakan berdasarkan jenis telur yang dipakai, telur ayam atau telur bebek, dan banyaknya jumlah telur yang digunakan. Martabak manis dibedakan berdasarkan ukuran dan jenis isinya. Harga martabak ini berbeda-beda tergantung jenis, ukuran, dan bahan-bahan yang digunakan. Harga martabak juga dipengaruhi oleh lokasi berdagang yang strategis atau tidak. Harga rata-rata martabak dalam penelitian ini dimulai dari Rp 8 000.00 sampai Rp 16 000.00 per martabak. Distribusi pedagang martabak kaki lima berdasarkan harga rata-rata outputnya dapat dilihat pada Tabel 23. Tabel 23. Distribusi Pedagang Martabak Berdasarkan Harga Rata-rata Output No Harga Rata-rata Output Rpmartabak Frekuensi orang Persentase 1. 10 000 4 10.00 2. 10 000 – 13 000 34 85.00 3. 13 000 2 5.00 Jumlah 40 100.00 Sumber : Data diolah 2011 Tabel 23 menunjukkan bahwa 85.00 persen atau 34 orang menetapkan harga martabaknya antara Rp 10 000.00 sampai Rp 13 000.00 per martabak, yang berarti harga martabak yang dihasilkan pedagang martabak kaki lima masih cukup terjangkau. Harga martabak yang dihasilkan berhubungan dengan total 80 penerimaan yang diterima pedagang martabak kaki lima. Semakin tinggi harga martabak yang dihasilkan, dengan asumsi faktor lain tetap, maka akan meningkatkan total penerimaan pedagang martabak kaki lima.

6.1.2.4. Usaha Martabak Kaki Lima Berdasarkan Jumlah Tenaga Kerja

Tenaga kerja dalam usaha martabak kaki lima terdiri dari tenaga kerja dari dalam keluarga dan tenaga kerja dari luar keluarga. Upah tenaga kerja berkisar antara Rp 300 000.00 sampai Rp 900 000.00 per bulannya. Distribusi pedagang martabak berdasarkan jumlah tenaga kerja dapat dilihat pada Tabel 24. Tabel 24. Distribusi Pedagang Martabak Kaki Lima Berdasarkan Jumlah Tenaga Kerja No Jumlah Tenaga Kerja orang Frekuensi orang Persentase 1. 1 28 70.00 2. 2 6 15.00 3. 3 3 7.50 4. 4 3 7.50 Jumlah 40 100.00 Sumber : Data diolah 2011 Tabel 24 menunjukkan bahwa 70.00 persen pedagang martabak kaki lima memiliki tenaga kerja 1 orang. Hal ini berarti responden pedagang martabak kaki lima ini berdagang sendiri di lokasi usahanya

6.1.3 Karakteristik Pedagang Martabak Kaki Lima Berdasarkan Pola

Konsumsi LPG

6.1.3.1 Tempat Pembelian LPG Pedagang Martabak Kaki Lima

LPG yang digunakan oleh pedagang martabak kaki lima dalam kegiatan usahanya adalah LPG 3 kg. Pedagang martabak kaki lima bisa membeli isi ulang LPG 3 kg dari berbagai tempat. Distribusi pedagang martabak kaki lima berdasarkan tempat pembelian LPG dapat dilihat pada Tabel 25. 81 Tabel 25. Distribusi Pedagang Martabak Kaki Lima Berdasarkan Tempat Pembelian LPG No Tempat Pembelian LPG Frekuensi orang Persentase 1. Agen 14 35.00 2. Pasar 25 62.50 3. Warung 1 2.50 Jumlah 40 100.00 Sumber : Data diolah 2011 Berdasarkan Tabel 25, sebanyak 62.50 persen pedagang martabak kaki lima membeli isi ulang LPG dari pasar. Pedagang martabak kaki lima membeli dari pasar dengan pertimbangan jarak yang cukup dekat. Beberapa responden pedagang martabak kaki lima memilih membeli dan berlangganan dari agen karena agen tersebut akan mengantarkan langsung isi ulang LPG ke lokasi berdagang, sehingga pedagang tidak perlu mencari dan membeli LPG dari tempat lain, namun pedagang harus bersedia membayar dengan harga yang lebih tinggi.

6.1.3.2 Frekuensi Pembelian LPG Pedagang Martabak Kaki Lima

Frekuensi pembelian LPG dapat dilihat dari berapa kali pedagang martabak kaki lima melakukan pembelian LPG dalam satu bulan. Distribusi pedagang martabak kaki lima berdasarkan frekuensi pembelian LPG dapat dilihat pada Tabel 26. Tabel 26. Distribusi Pedagang Martabak Kaki Lima Berdasarkan Frekuensi Pembelian LPG No Frekuensi Pembelian LPG kalibln Frekuensi orang Persentase 1. 9 18 45.00 2. 13 22 55.00 Jumlah 40 100.00 Sumber : Data diolah 2011 Tabel 26 menunjukkan bahwa 55.00 persen pedagang martabak kaki lima melakukan 13 kali pembelian LPG. Dalam sekali pembelian, sebagian besar 82 pedagang martabak kaki lima membeli 1 tabung LPG 3 kg. Semakin tinggi frekuensi pembelian LPG menunjukkan jumlah pemakaian LPG yang semakin banyak.

6.1.3.3 Penggunaan LPG oleh Pedagang Martabak Kaki Lima

LPG adalah bahan bakar utama dalam kegiatan usaha yang dilakukan pedagang martabak kaki lima. Distribusi pedagang martabak kaki lima berdasarkan jumlah penggunaan LPG dilihat pada Tabel 27. Tabel 27. Distribusi Pedagang Martabak Kaki Lima Berdasarkan Penggunaan LPG No Penggunaan LPG kgbln Frekuensi orang Persentase 1. 24 17 42.50 2. 24 – 40 16 40.00 3. 40 7 17.50 Jumlah 40 100.00 Sumber : Data diolah 2011 Berdasarkan hasil penelitian, pedagang martabak kaki lima menggunakan LPG rata-rata 36 kg per bulan. Tabel 27 menunjukkan sebanyak 42.50 persen menggunakan LPG kurang dari 24 kg per bulan, dan 40.00 persen menggunakan LPG antara 24 sampai 40 kg. Semakin besar penggunaan LPG menunjukkan semakin banyak jumlah output yang dihasilkan. Dengan asumsi faktor lain tetap, maka semakin banyak jumlah output yang dihasilkan akan meningkatkan total penerimaan pedagang martabak kaki lima.

6.2 Karakteristik Pedagang Warung Tenda Pecel Lele di Kota Bogor