VIII. PENDAPATAN USAHA PEDAGANG MARTABAK KAKI LIMA DAN WARUNG TENDA PECEL LELE DI KOTA
BOGOR
8.1 Pendapatan Usaha Martabak Kaki Lima di Kota Bogor
Analisis  pendapatan  usaha  bertujuan  untuk  mengetahui  besarnya keuntungan  yang  diperoleh  dari  usaha  martabak  kaki  lima  yang  dijalankan.
Pendapatan  atau  keuntungan  adalah  selisih  dari  total  penerimaan  dengan  total biaya.  Perhitungan  pendapatan  usaha  rata-rata  pedagang  martabak  kaki  lima  di
Kota Bogor dapat dilihat pada Tabel 44.
Tabel 44. Perhitungan  Pendapatan  Usaha  Rata-rata  Pedagang  Martabak Kaki Lima di Kota Bogor per Bulan
No  Komponen Pendapatan Pedagang Martabak Kaki Lima
Jumlah 1.
TOTAL PENERIMAAN Rp 19 745 625.00
a. Harga rata-rata martabak Rpporsi
11 525.00 b.
Jumlah rata-rata masakan porsi 1 708.75
2 TOTAL BIAYA Rp
13 907 465.93 a.    Total Biaya Non Tunai Rp
a.1. Biaya penyusutan gerobak Rp a.2. Biaya penyusutan loyang Rp
a.3. Biaya penyusutan peralatan Rp a.4. Biaya penyusutan kompor gas Rp
a.6. Biaya tenaga kerja dalam keluarga Rp 506 009.22
58 333.33 6 666.67
8 333.33 3 925.89
628 785.71
b.    Total Biaya Tunai Rp
b.1. Biaya isi ulang LPG Rp b.2. Biaya pembelian tepung terigu Rp
b.3. Biaya pembelian mentega Rp b.4. Biaya pembelian gula Rp
b.5. Biaya pembelian telur ayam Rp b.6. Biaya tenaga kerja luar keluarga Rp
b.7. Biaya pungutan Rp b.8. Biaya lain-lain Rp
13 401 456.71 181 125.00
1 202 437.50 580 875.00
632 759.00 986 750.00
770 883.30 177 000.00
8 870 110.00
3. PENDAPATAN ATAS BIAYA TUNAI Rp
6 344 168.30 4.
PENDAPATAN ATAS BIAYA TOTAL Rp 5 838 159.07
5. RC Atas Biaya Tunai
1.47 6.
RC Atas Biaya Total 1.42
Sumber : Data diolah 2011
121
Penerimaan usaha martabak kaki lima adalah hasil kali jumlah martabak yang dihasilkan per bulan dikalikan dengan harga rata-rata martabak, diasumsikan
satu bulan terdiri dari 30 hari. Rata-rata total penerimaan pedagang martabak kaki lima per bulan adalah Rp 19 745 625.00. Penerimaan terkecil pedagang martabak
kaki  lima  adalah  Rp  13  500  000.00  per  bulan,  sedangkan  penerimaan  terbesar pedagang  martabak  kaki  lima  adalah  Rp  39  000  000.00  per  bulan.  Penerimaan
responden pedagang martabak kaki lima dapat dilihat pada Lampiran 14. Rata-rata produk  martabak  manis  yang  paling  digemari  adalah  produk  dengan  harga  dan
rasa biasa, seperti martabak isi kacang, martabak isi coklat, martabak isi keju, dan martabak isi ketan, sedangkan martabak manis dengan rasa lengkap atau istimewa
jarang  pembelinya.  Berbeda  dengan  martabak  manis,  martabak  telur  dengan  isi lebih banyak lebih digemari walaupun harganya lebih mahal.
Biaya-biaya  yang  dikeluarkan  pedagang  martabak  kaki  lima  terdiri  dari dua  komponen  biaya,  yaitu  biaya  tetap  dan  biaya  variabel.  Biaya  tetap  adalah
biaya yang penggunaannya tidak habis dalam satu masa produksi. Besarnya biaya tetap  tidak  tergantung  pada  jumlah  output  yang  diproduksi  dan  tetap  harus
dikeluarkan  walaupun  tidak  ada  produksi.  Komponen-komponen  biaya  tetap terdiri  dari  biaya  pungutan  yang  diberikan  setiap  hari  untuk  kebersihan  dan
keamanan, biaya penyusutan peralatan atau investasi awal gerobak, loyang, dan peralatan  lainnya,  dan  biaya  penyusutan  kompor  gas.  Diasumsikan  umur
ekonomis gerobak dan loyang adalah lima tahun, umur ekonomis peralatan adalah dua tahun, dan umur ekonomis kompor gas adalah tujuh tahun. Perhitungan biaya
penyusutan dilakukan dengan metode garis lurus, dapat dilihat pada Lampiran 15.
122
Biaya  variabel  adalah  biaya  yang  besar  kecilnya  sangat  tergantung kepada  jumlah  output  yang  diproduksi.  Komponen  biaya  variabel  dalam
penelitian  ini  terdiri  dari  pembelian  bahan  bakar  LPG,  pembelian  tepung  terigu, mentega,  gula,  telur  ayam,  pembayaran  upah  tenaga  kerja,  dan  biaya  lain-lain
yang dikeluarkan setiap hari. Upah tenaga kerja terdiri dari upah tenaga kerja dari dalam keluarga TKDK dan tenaga kerja dari luar keluarga TKLK. Biaya lain-
lain mencakup pembelian coklat, keju, kacang, ketan, daging ayam, daging sapi, telur bebek, garam, vanili, seledri, soda kue, dsb. Dalam perhitungan pendapatan
pedagang  martabak  kaki  lima,  perhitungan  biaya  dikelompokkan  menjadi  dua komponen  yaitu biaya tunai dan biaya non tunai. Total biaya rata-rata pedagang
martabak  kaki  lima  di  Kota  Bogor  adalah  sebesar  Rp  13  907  465.93  per  bulan. Total biaya terendah adalah sebesar Rp 7 336 085.71 per bulan, sedangkan total
biaya tertinggi yang dikeluarkan pedagang martabak kaki lima adalah sebesar Rp 20 271 402.38 per bulan. Rincian biaya yang dikeluarkan pedagang martabak kaki
lima dapat dilihat pada Lampiran 19. Pendapatan usaha atas biaya tunai pedagang martabak kaki lima di Kota
Bogor  merupakan  selisih  total  penerimaan  usaha  dengan  total  biaya  tunai  yang dikeluarkan  dalam  proses  produksi.  Hasil  penelitian  menunjukkan  nilai
pendapatan  usaha  atas  biaya  tunai  terkecil  pedagang  martabak  kaki  lima  adalah sebesar Rp 2 015 000.00 per bulan, sedangkan nilai pendapatan usaha atas biaya
tunai terbesar pedagang martabak kaki lima adalah Rp 18 805 800.00 per bulan. Pendapatan rata-rata atas biaya tunai pedagang martabak kaki lima di Kota Bogor
adalah sebesar Rp 6 344 168.30 per bulan. Nilai pendapatan usaha atas biaya total terkecil pedagang martabak kaki lima adalah sebesar Rp 1 490 480.96 per bulan,
123
sedangkan  nilai  pendapatan  usaha  atas  biaya  total  terbesar  pedagang  martabak kaki lima adalah Rp 18 728 597.62 per bulan. Pendapatan rata-rata atas biaya total
pedagang martabak kaki lima di Kota Bogor adalah sebesar Rp 5 838 159.07 per bulan  Pendapatan  usaha  responden  pedagang  martabak  kaki  lima  dapat  dilihat
pada  Lampiran  20.  Hasil  penelitian  juga  menunjukkan  bahwa  40  responden pedagang  martabak  kaki  lima  di  Kota  Bogor  memiliki  total  penerimaan  lebih
besar  dibandingkan  total  biaya  yang  harus  dikeluarkan.  Hal  ini  menunjukkan bahwa  usaha  martabak  kaki  lima  ini  menguntungkan  untuk  dilaksanakan.
Pendapatan yang besar tidak selalu menunjukkan efisiensi yang tinggi. Nilai rasio penerimaan  dan  biaya  menggambarkan  efisiensi  suatu  usaha  atau  kegiatan
produksi  terhadap  penggunaan  satu  unit  input.  Nilai  RC  atas  biaya  tunai pedagang martabak kaki lima yang terkecil adalah 1.16 sedangkan nilai RC atas
biaya  tunai  pedagang  martabak  kaki  lima  yang  terbesar  adalah  2.57.  Nilai  RC atas biaya tunai rata-rata pedagang martabak kaki lima adalah 1.47. Nilai RC atas
biaya total pedagang martabak kaki lima yang terkecil adalah 1.11 sedangkan nilai RC atas biaya total pedagang martabak kaki lima yang terbesar adalah 2.36. Nilai
RC atas biaya total rata-rata pedagang martabak kaki lima adalah 1.42.  Nilai RC responden pedagang martabak kaki lima dalam penelitian ini menunjukkan angka
lebih dari satu. Hal ini berarti bahwa usaha martabak kaki lima menguntungkan untuk dijalankan.
8.2 Pendapatan Pedagang Warung Tenda Pecel Lele di Kota Bogor