Loyalitas Merek Penelitian Terdahulu

a Kebutuhan dari si pemberi informasi 1. Untuk memperoleh perasaan prestise dan serba tau. 2. Untuk menghilangkan keraguan tentang pembelian yang telah dilakukannya. 3. Untuk meningkatkan keterlibatan dengan orang-orang yang disenanginya. 4. Untuk memperoleh manfaat yang nyata. b Kebutuhan dari pencari informasi 1. Untuk mencari informasi dari orang yang dipercaya daripada orang yang menjual produk. 2. Untuk mengurangi risiko kekhawatiran tentang risiko pembelian. Tentang risiko karena harga dan rumitnya produk, risiko kekhawatiran konsumen tentang apa yang dipikirkan orang lain, dan risiko kurangnya kriteria objektif untuk mengevaluasi produk. 3. Untuk mengurangi waktu dalam mencari informasi.

3. Faktor Pribadi

Keputusan seorang pembeli juga dipengaruhi oleh karakteristik pribadi seperti umur dan tahap siklus hidup, pekerjaan, situasi ekonomi, gaya hidup, kepribadian, dan konsep diri sesorang. Semua hal ini melekat dalam diri dan pribadi seseorang.

4. Faktor Psikologis

Pilihan pembelian dipengaruhi empat faktor psikologis utama yaitu motivasi, persepsi, pembelajaran, serta kepercayaan sikap konsumen terhadap sesuatu yang akan dikonsumsi atau dibelinya.

2.6 Loyalitas Merek

Loyalitas merek brand loyalty sering diartikan sebagai sikap positif seorang konsumen terhadap suatu merek. Konsumen memiliki keinginan kuat untuk membeli ulang merek yang sama pada saat sekarang maupun masa datang. Loyalitas merek sering terkait dengan kepuasan konsumen. Namun, harus diperhatikan bahwa loyalitas merek sering kali bukan disebabkan kepuasan konsumen melainkan karena keterpaksaan dan ketiadaan pilihan. Sebagai contoh adalah konsumsi masyarakat terhadap produk dan pelayanan Perusahaan Listrik Negara Sumarwan, 2002. Mowen dan Minor 1998 mengemukakan bahwa ada dua pendekatan untuk memahami loyalitas merek, yaitu pendekatan perilaku behavioral approaches to brand loyalty dan pendekatan sikap attitudinal measures of brand loyalty. 1. Pendekatan perilaku Pendekatan ini tidak mengungkapkan alasan seorang konsumen loyal terhadap suatu merek. Pembelian merek yang sama terus-menerus selama periode tertentu tidak menggambarkan apakah loyalitas merek yang sesungguhnya atau hanya pembelian ulang. 2. Pendekatan sikap Pendekatan ini menentukan loyalitas merek berdasarkan sikap konsumen dan perilakunya. Konsumen yang loyal terhadap suatu merek adalah konsumen yang menyatakan sangat menyukai merek tersebut dan kemudian membeli dan menggunakan merek tersebut. Loyalitas merek akan menyebabkan munculnya komitmen merek, yaitu kedekatan emosional dan psikologis dari seorang konsumen terhadap suatu produk.

2.7 Pengumpulan Data dan Pengujian

2.7.1 Uji Validitas

Pengujian validitas dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana suatu alat pengukur instrument mengukur apa yang akan diukur. Kuesioner yang dikatakan shahih, bila memiliki butir – butir pertanyaan kuesioner yang saling berhubungan dengan konsep-konsep yang diinginkan. Rumus yang digunakan adalah teknik korelasi Product Moment Pearson sebagai berikut Umar, 2001. N ∑X i Y i – ∑X i ∑Y i r xy = ……………1 [N ∑X 2 – ∑X 2 ] [N ∑Y 2 – ∑Y 2 ] Keterangan : r xy = Nilai koefisien korelasi X i = Skor masing-masing pernyataan untuk objek ke-i Y i = Skor total untuk objek ke-i N = Jumlah responden Dimana : Ho = instrument yang dinyatakan tidak valid Ha = instrument yang dinyatakan valid Setelah dihitung, nilai korelasi yang diperoleh dibandingkan dengan angka kritis tabel korelasi nilai r. Apabila nilai korelasi yang diperoleh lebih besar daripada angka kritis tabel korelasi nilai r, maka Ho ditolak dan Ha dterima. Membandingkan angka korelasi yang diperoleh dengan angka kritis tabel korelasi nilai r. Bila nilai r hitung r tabel, maka pernyataan tebut valid atau signifikan. Pada penelitian ini, angka kritis tabel korelasi untuk nilai r adalah rN-2; α.

2.7.2 Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah suatu nilai yang menunjukkan konsistensi suatu alat pengukur dalam mengukur gejala yang sama. Suatu alat pengukuran dikatakan reliabel, jika alat tersebut memiliki hasil pengukuran yang konsisten dari dua kali pengukuran pada gejala yang sama. Teknik yang digunakan untuk mengukur reliabilitas instrumen adalah teknik Alpha Cronbach Umar, 2003 dengan rumus sebagai berikut: k ∑ߪ b 2 r 11 = 1 - ………………………….. 3 k – 1 ߪ t 2 Dimana: r 11 = reliabilitas instrument k = banyak butir pertanyaan t 2 = varian total ∑ b 2 = jumlah varian butir

2.7.3 Analisis GAP

Terdapat suatu model kesenjangan kepuasan yang dirasakan pelanggan dimana kesenjangan merupakan ketidaksesuaian antara pelayanan yang diterima pelanggan perceived service dengan pelayanan yang diharapkan pelanggan expected service. Kesenjangan negatif terjadi apabila pelayanan yang diterima pelanggan lebih kecil dari harapan pelanggan. Sedangkan kesenjangnan positif terjadi apabila pelayanan yang diterima pelanggan lebih besar dari harapan pelanggan. Gambar 3 : Diagram kesenjangan yang dirasakan oleh pelanggan Rangkuti, 2003 Gap atau kesenjangan yang terjadi antara nilai yang diberikan oleh produk dengan harapan yang diinginkan oleh konsumen perlu diukur guna melakukan evaluasi kepuasan konsumen terhadap suatu produk, jasa atau pelayanan yang diberikan. Nilai kesenjangan ini akan memberikan informasi mengenai seberapa besar suatu atribut produk atau jasa telah memenuhi harapan konsumen. Bila nilai kinerja suatu atribut lebih besar dari nilai harapan, maka dikatakan konsumen puas terhadap atribut tersebut. Semakin besar nilai gap suatu atribut, maka tingkat kepuasan konsumen semakin tinggi. Sebaliknya, jika nilai harapan lebih besar dari nilai kinerjanya maka dikatakan konsumen kecewa terhadap atribut tersebut. Perhitungan nilai gap dilakukan pada masing-masing atribut, dengan rumus sebagai berikut :

2.8 Penelitian Terdahulu

Wardani 2010 dalam penelitiannya yang berjudul “Analisis Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Loyalitas Konsumen pada Indosat School Community SMA Negeri 2 Kota Bogor“ menganalisis mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi loyalitas konsumen dalam komunitas terhadap produk Indosat School Community. Hasil analisis menunjukan bahwa perilaku EXPECTED SERVICE PERCEIVED SERVICE Nilai Gap = Tingkat Kinerja – Tingkat Kepentingan konsumen memiliki hubungan yang positif terhadap loyalitas konsumen. Persepsi konsumen memiliki hubungan yang negatif terhadap loyalitas konsumen. Kepuasan konsumen memiliki pengaruh paling besar terhadap loyalitas, sehingga kegiatan yang ditujukan bagi komunitas Indosat School Community dapat diprioritaskan untuk meningkatkan kepuasan konsumen. Wahyudi 2009 dalam penelitiannya yang berjudul “Usulan Program Marketing Berbasis Komunitas untuk Produk Pelumas X, Studi Kasus pada Klub Motor Matik di Bandung”. menganalisis faktor-faktor yang menentukan dalam membangun kolaborasi dengan komunitas konsumen yang dikenal dengan istilah Community Marketing. Program ini diusulkan dalam rangka mempercepat akselerasi penjualan pelumas khusus motor matik. Penelitian dilakukan dengan melakukan kajian karakteristik perilaku konsumen dari komunitas motor matik di wilayah Bandung. Peneliti melakukan kerja lapangan fieldwork kepada responden penelitian yaitu opinion leader dari 5 komunitas motor matik. Peneliti melakukan segmenting, targeting dan positioning STP terhadap segmen komunitas yang paling potensial untuk dilibatkan dalam Community Marketing Program. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa Klub Maticholic merupakan komunitas yang paling tepat untuk berkolaborasi dengan PT XYZ. Hasil akhir dari penelitian ini adalah usulan rencana implementasi Community Marketing Program bagi PT XYZ sehingga diharapkan dapat memenangkan persaingan industri pelumas di Indonesia. Winslow 2005 dalam artikelnya yang berjudul “Community Based Marketing Strategies ” mengemukakan bahwa bisnis kecil memiliki kesempatan dan kewajiban untuk membantu menjaga masyarakat tetap kuat. Pemain bisnis kecil memiliki sistem distribusi yang mengagumkan, ratusan orang setiap hari yang datang ke toko. Untuk bisnis layanan mobile kita melihat ratusan data per hari pada rutenya. Jika seseorang merupakan sukarelawan yang memberikan selebaran kepada semua pelanggan untuk suatu acara club yang akan datang, maka sukarelawan tersebut dapat mengembangkan hubungan luar biasa dengan kelompok-kelompok ini. Kekuatan word of mouth akan menjadi besar. Mempertimbangkan fakta bahwa kelompok-kelompok ini memiliki akar layanan penggerak dan pelopor di kota atau wilayahnya, maka ini merupakan iklan luar biasa untuk sesuatu yang positif. Banyak sekali kelompok-kelompok masyarakat membutuhkan sukarelawan. Semakin besar kelompok, semakin mudah untuk melakukan proyek-proyek besar. Perusahaan dapat membantu kelompok ini dengan sukarela dalam mencapai tujuan mereka. Namun, ketika bekerja sama dengan kelompok masyarakat, banyak pihak yang tidak menindaklanjuti kerjasama ini. Hal ini menciptakan perasaan yang sangat negatif dalam benak anggota kelompok, jadi penting untuk menindaklanjuti langkah kerjasama yang telah dimulai. Pebisnis harus menyimpan daftar nama dalam file yang disebut database kelompok. Database ini harus berisi daftar semua kelompok layanan di wilayah perusahaan dan kota-kota sekitarnya. Gunakan informasi ini untuk mengkoordinasikan proyek-proyek masyarakat dan membantu komunikasi yang terbuka dengan kelompok lain. Ini adalah kesempatan lain untuk menyebarkan nama perusahaan melalui jaringan kelompok masyarakat dan banyaknya anggota yang terlibat. Dengan terlibat dengan kelompok, perusahaan dapat menjadi bagian dari kota atau wilayah. Perusahaan akan menjadi elemen positif. Perusahaan akan dapat menjadi bagian dari solusi bagi masyarakat, dan bukan masalah.

III. METODE PENELITIAN

3.1 Kerangka Pemikiran

Persaingan industri sepeda motor dewasa ini semakin ketat dan semakin jelas terlihat. Jumlah pengguna sepeda motor yang terus meningkat mendorong munculnya pemain baru dalam industri ini. Persaingan di industri motor yang semakin meningkat menuntut pemasar mengambil tindakan aktif untuk memanfaatkan berbagai peluang agar dapat memasarkan produknya secara lebih efektif dibandingkan dengan perusahaan pesaing. Fenomena munculnya berbagai komunitas konsumen yang mengusung suatu brand atau merek sebagai identitas komunitasnya, dewasa ini melahirkan suatu strategi pemasaran yang disebut strategi Community Based Marketing. Salah satu yang perkembangannya sangat jelas terlihat adalah komunitas-komunitas otomotif khususnya sepeda motor. PT YMKI merupakan salah satu produsen sepeda motor yang brand- nya telah banyak digunakan sebagai identitas komunitas otomotif, terutama di kota-kota besar seperti Jakarta. Sudah sejak lama PT YMKI mengetahui potensi dari komunitas Yamaha untuk membantu proses pemasaran perusahaan. Oleh karena itu PT YMKI telah lama melibatkan komunitas dalam aktifitas perusahaan dengan mengembangkan strategi Community Based Marketing . Hal ini membuat PT YMKI terlihat pro-aktif untuk melibatkan komunitas pengusung brand-nya. Pengembangan strategi Community Based Marketing PT YMKI memiliki tujuan manajerial yang kemudian dirumuskan dalam strategi perusahaan dan diimplikasikan dalam langkah-langkah strategis perusahaan. Langkah-langkah strategis ini antara lain mencakup proses promosi dan pemasaran, peningkatan citra brand, inovasi produk dan teknologi serta upaya menumbuhkan loyalitas konsumen terhadap produk Yamaha. Strategi Community Based Marketing sangat menarik untuk dikaji secara lebih mendalam karena merupakan strategi yang bersifat dua arah. Kesuksesan penerapan dari strategi ini membutuhkan feed back dan kerjasama dari komunitas itu sendiri. Apabila strategi ini diterapkan secara maksimal dan efektif, maka perusahaan akan mendapat dukungan dari segi