mempengaruhi seluruh lingkungan mikro seperti faktor ekonomi, politik, sosial dan teknologi Kotler dan Amstrong, 2003.
2.4 Lingkungan Konsumen
Konsumen tidak hidup sendiri, ia hidup bersama dengan orang lain. Berinteraksi dengan keluarganya, saudaranya, teman-temannya, dan orang-
orang sekelilingnya. Konsumen adalah makhluk sosial, yang dipengaruhi oleh lingkungan sosialnya dan mempengaruhi lingkungan sosialnya serta
alam di sekelilingnya. Inilah yang disebut sebagai lingkungan konsumen Sumarwan, 2002.
Peter dan Olson dalam Sumarwan 2002 mengartikan lingkungan sebagai “The environtment refers to all the physical and social
characteristics of a consumer’s external world, including physical objects products and stores, spirit relationship location of stores and products in
stores, and social behavior of other people who is around and what they are doing”.
Berdasarkan definisi tersebut, lingkungan konsumen terbagi ke dalam dua macam, yaitu :
1. Lingkungan Sosial
Lingkungan sosial adalah semua interaksi yang terjadi antara konsumen dengan orang di sekelilingnya. Berdasarkan kedekatannya
dengan konsumen, lingkungan konsumen terbagi ke dalam lingkungan mikro dan lingkungan makro. Lingkungan mikro yaitu lingkungan yang
sangat dekat dengan konsumen, yang berinteraksi langsung dengan konsumen. Sedangkan lingkungan makro yaitu lingkungan yang jauh dari
konsumen, misalnya sistem politik dan hukum, kondisi ekonomi, dan budaya. Gambar 2 menjelaskan bagaimana pengaruh lingkungan sosial
terhadap konsumen.
Gambar 2. Pengaruh lingkungan sosial terhadap konsumen Sumarwan, 2002
2. Lingkungan Fisik
Lingkungan fisik adalah segala sesuatu yang berbentuk fisik di sekitar konsumen. Termasuk di dalamnya adalah beragam produk, toko,
maupun lokasi toko dan produk di dalam toko. Alam, sekeliling konsumen seperti suhu, udara, kemacetan lalu lintas merupakan lingkungan mikro
fisik yang mempengaruhi konsumen secara langsung.
2.5 Perilaku Konsumen
Sumarwan 2002 mendefinisikan perilaku konsumen sebagai semua kegiatan, tindakan, serta proses psikologis yang mendorong tindakan tersebut
pada saat sebelum membeli, ketika membeli, menggunakan, menghabiskan produk dan jasa atau kegiatan mengevaluasi. Menurut Kotler dan Amstrong
2003 terdapat sejumlah karakteristik yang melatarbelakangi perilaku konsumen dalam cara mengevaluasi dan memilih produk atau jasa.
1. Faktor Budaya
Faktor budaya memiliki pengaruh yang terluas dan terdalam terhadap perilaku konsumen. Budaya adalah serangkaian nilai, persepsi,
keinginan, dan perilaku dasar yang dipelajari oleh anggota masyarakat dari keluarga dan instansi penting lain. Pemasar selalu berusaha mengenali
Arus Pengaruh Dalam Lingkungan
Kelompok Keluarga
Organisasi
Konsumen Individual Media
Budaya Sub Budaya
Kelas
pergeseran budaya untuk menemukan produk yang diinginkan konsumen. Setiap kelompok atau masyarakat memiliki budaya dan sub-sub budaya
yang sering dijadikan dasar pembentukan segmentasi oleh pemasar. Kegagalan menyesuaikan diri dengan perbedaan itu akan menghasilkan
pemasaran yang tidak efektif atau kesalahan yang memalukan.
2. Faktor Sosial
Perilaku konsumen juga dipengaruhi oleh faktor sosial seperti kelompok kecil, keluarga, peran sosial dan situasi yang melingkupi
konsumen tersebut. Dalam perspektif pemasaran, masing-masing kelompok dimana konsumen menjadi anggotanya akan mempengaruhi
perilaku pembelian dan konsumsi dari konsumen. Kelompok yang memiliki pengaruh langsung dan tempat seseorang berada disebut
kelompok keanggotaan. Sedangkan kelompok yang berfungsi sebagai titik pembanding atau acuan secara langsung maupun tidak langsung dalam
pembentukan sikap dan perilaku seseorang disebut kelompok acuan. Sumawan 2002 menyebutkan beberapa kelompok acuan yang terkait
dengan konsumen diantaranya adalah kelompok persahabatan Friendship Group, kelompok belanja, kelompok kerja, kelompok atau masyarakat
maya, dan kelompok penggiat konsumen. Seorang konsumen sering kali meminta pendapat mengenai produk
dan jasa kepada teman, keluarga atau kelompok acuan lainnya. Proses komunikasi dengan kelompok acuan dilakukan secara lisan. Mowen dan
Minor 1998 mengemukakan bahwa komunikasi lisan antara pemberi informasi dan pencari informasi merupakan salah satu bentuk pertukaran
sumber daya antara dua orang. Komunikasi lisan word-of-mouth- communication adalah pertukaran ide, pikiran, dan komentar antara dua
atau lebih konsumen, dan tidak satupun dari mereka adalah pemasar. Beberapa faktor yang mendorong terjadinya komunikasi lisan adalah
sebagai berikut :
a Kebutuhan dari si pemberi informasi
1. Untuk memperoleh perasaan prestise dan serba tau.
2. Untuk menghilangkan keraguan tentang pembelian yang telah
dilakukannya. 3.
Untuk meningkatkan keterlibatan dengan orang-orang yang disenanginya.
4. Untuk memperoleh manfaat yang nyata.
b Kebutuhan dari pencari informasi
1. Untuk mencari informasi dari orang yang dipercaya daripada orang
yang menjual produk. 2.
Untuk mengurangi risiko kekhawatiran tentang risiko pembelian. Tentang risiko karena harga dan rumitnya produk, risiko
kekhawatiran konsumen tentang apa yang dipikirkan orang lain, dan risiko kurangnya kriteria objektif untuk mengevaluasi produk.
3. Untuk mengurangi waktu dalam mencari informasi.
3. Faktor Pribadi
Keputusan seorang pembeli juga dipengaruhi oleh karakteristik pribadi seperti umur dan tahap siklus hidup, pekerjaan, situasi ekonomi,
gaya hidup, kepribadian, dan konsep diri sesorang. Semua hal ini melekat dalam diri dan pribadi seseorang.
4. Faktor Psikologis
Pilihan pembelian dipengaruhi empat faktor psikologis utama yaitu motivasi, persepsi, pembelajaran, serta kepercayaan sikap konsumen
terhadap sesuatu yang akan dikonsumsi atau dibelinya.
2.6 Loyalitas Merek