Segmentasi dalam konteks Community Based Marketing

2. Hubs

Komunitas kedua adalah komunitas tipe hubs, dimana komunitas-komunitas yanga ada pada saat-saat tertentu ditarik ke pusat oleh sesuatu orang, event, dan lain sebagainya. Contohnya komunitas penggemar musik yang tersebar dimana-mana akan ditarik ke sebuah music event akbar. Ini adalah pendekatan yang banyak dilakukan brands owners lewat sponsorship grup musik. Sayangnya, komunitas seperti ini biasanya mengandalkan magnet atau ikon. Artinya, ketertarikan anggota komunitasnya pada daya magnetik tesebut sangat kuat. Dengan demikian, keterikatannya bisa jadi hanya bersifat temporer atau sementara.

3. Webs

Komunitas ketiga adalah Webs yang merupakan bentuk komunitas yang paling kuat dan stabil, diamana para anggotanya mempunyai hubungan yang cukup erat satu sama lainnya dan memiliki hubungan yang cukup erat dengan pusat atau brand perusahaan.

2.2.3 Strategi Community Based Marketing

Terdapat beberapa penyesuaian strategi pemasaran ketika sebuah perusahaan mulai beralih dari strategi yang umum dan mulai mengembangkan strategi Community Based Marketing dalam kegiatan pemasarannya. Penyesuaian strategi perlu dilakukan untuk menjamin kesuksesan dari pengembangan strategi tersebut.

1. Segmentasi dalam konteks Community Based Marketing

Kartajaya 2010 menyebutkan bahwa segmentasi adalah proses memanfaatkan peluang dengan membagi-bagi pasar menjadi beberapa segmen. Segmentasi dilakukan dengan cara mengelompokkan pasar berdasarkan atribut yang sifatnya statis maupun dinamis untuk melihat secara lebih jelas pasar mana yang akan dimasuki. Namun, segmentasi dilakukan secara top-down atas inisiatif perusahaan yang mengkotak- kotakan konsumennya berdasarkan atribut yang ada. Di era teknologi Web 2.0 yang telah berkembang, konsumen menjadi lebih agresif dalam mengekspresikan aspirasi dan keinginan mereka melalui berbagai media seperti blog, facebook, dan web. Hal ini yang membuat konsumen menjadi semakin komunal dan berlandaskan persaudaraan. Dengan demikian konsumen tidak seharusnya lagi ditempatkan sebagai sasaran tembak pemasar, sehingga praktik memetakan konsumen ke dalam kelompok berdasarkan atribut statis dan dinamis sudah menjadi kurang relevan lagi. Menjamurnya berbagai komunitas konsumen seperti saat ini, menuntut perusahaan melakukan praktek segmentasi yang lebih horizontal. Caranya dengan mengkomunitisasikan konsumen sebagai sekelompok orang yang saling peduli, memiliki kesamaan tujuan, nilai dan identitas. Tidak hanya mengkomunitisasikan, perusahaan juga harus mengerti akan tujuan dan nilai dari komunitas tersebut. Komunitas bisa dimasuki dengan cara diajak berkolaborasi atau dibentuk sendiri oleh perusahaan by-design. Yang terpenting adalah bagaimana komunitas menjadi sentral dari segi bisnis perusahaan, bukan sekedar aktifitas pemasaran atau Public Relation semata. Filosofi dari hal ini adalah perusahaan harus memberikan kesempatan agar brand-nya bisa dimiliki dan dibesarkan oleh komunitasnya. Segala masukan yang berasal dari komunitas mengenai produk, baik kelebihan, kekurangan ataupun pengembangan produk sebaiknya dipertimbangkan secara baik. Dengan demikian, jika strategi komunitas ingin berjalan dengan baik, maka segala keputusan strategis untuk pemasar pada akhirnya harus sejalan dengan kesejahteraan komunitasnya. Pada Tabel 2 disajikan beberapa hal yang membedakan cara segmentasi dengan komunitisasi konsumen : Tabel 2. Perbedaan segmentasi dengan komunitisasi Kartajaya, 2010 Segmentasi Segmentation Komunitisasi Communitization Motivasi Memilah konsumen ke dalam satu kotak pasar dimana semua konsumen mempunyai karakteristik yang sama dalam hal keputusan pembelian. Bersatu dengan konsumen yang berkelompok atau dikempokan karena mereka memiliki tujuan, nilai-nilai dan identitas yang sama satu sama lain. Tujuan Akhir Mendapatkan gambaran langsung peta konsumen secara demografis, psikografis dan prilakunya. Bagaimana komunitas yang diciptakan baik secara by-default maupun by-design bisa menjadi relevan dengan karakter perusahaan. Indikator Persamaan yang homogen dari preferensi dan kebutuhan konsumen. Tingkat kohesifitas komunitas, atau keterkaitan anggota komunitas satu sama lain. Paradigma Mindset Bagaimana pemasar dapat memuaskan preferensi dan kebutuhan masing-masing segmen yang dibidik. Komunitas ini diberikan kesempatan untuk berpartisipasi dan berinteraksi dengan perusahaan. Proses Melakukan identifikasi dan profiling sebelum melakukan targeting. Melakukan eksplorasi yang mendalam terhadap konsumen- konsumen yang berpotensi dibentuk.

2. Targeting dalam konteks Community Based Marketing