Potensi Ekonomi Tempat Pembuangan Akhir Sampah Konsep Ideal Tempat Pembuangan Akhir Sampah

17 b. Memberikan dampak negatif bagi kepariwisataan. c. Pengelolaan sampah yang tidak memadai menyebabkan efek rendahnya tingkat kesehatan masyarakat dan menimbulkan pembiayaan secara langsung untuk mengobati orang sakit dan pembiayaan secara tidak langsung tidak masuk kerja. d. Pembuangan sampah padat ke badan air dapat menyebabkan banjir dan akan memberikan dampak bagi fasilitas pelayanan umum seperti jalan, jembatan, drainase, dan lain-lain.

2.1.4 Potensi Ekonomi Tempat Pembuangan Akhir Sampah

Pengolahan sampah yang baik dapat memberikan manfaat bagi manusia yaitu memiliki potensi ekonomi dan lingkungan dengan meminimalisir pencemaran yang terjadi. Hal ini dapat dilakukan dengan cara mendaur ulang sampah padat, pengolahan sampah organik menjadi pupuk kompos, maupun pengolahan terhadap air lindi. Hadiwiyoto 1981 mengungkapkan bahwa sampah memiliki dampak positif dalam kehidupan manusia, terutama yang tinggal di sekitar tempat pembuangan sampah. Dampak positif tersebut adalah sebagai berikut : a. Sampah dapat dipakai unuk menimbun tanah. b. Dapat digunakan untuk pupuk sebagai penyubur tanah dan mempercepat pertumbuhan tanaman. c. Dapat digunakan sebagai pakan ternak. d. Gas-gas yang dihasilkan mempunyai nilai ekonomi karena dapat dikonversi menjadi tenaga listrik. e. Proses pengelolaan sampah dapat membuka lapangan kerja. 18

2.1.5 Konsep Ideal Tempat Pembuangan Akhir Sampah

Penentuan lokasi TPA sampah berdasarkan SNI 03-3241-1994 tentang tata cara pemillihan lokasi TPA sampah dengan beberapa pertimbangan Dardak, 2007, antara lain yaitu TPA sampah tidak boleh berlokasi di danau, sungai, dan laut. Pertimbangan tersebut disusun berdasarkan tiga tahapan. Tahap pertama adalah tahap regional yang merupakan tahapan untuk menghasilkan peta yang berisi daerah atau tempat dalam wilayah tersebut yang terbagi menjadi beberapa zona kelayakan. Kedua, tahap penyisih yang merupakan tahapan untuk menghasilkan satu atau dua lokasi terbaik diantara beberapa lokasi yang dipilih dari zona-zona kelayakan pada tahap regional. Ketiga, tahap penetapan yang merupakan tahap penentuan lokasi terpilih oleh instansi yang berwenang. Selain itu, pemilihan lokasi perlu mempertimbangkan aspek-aspek penataan ruang sebagai berikut : 1. Lokasi TPA sampah diharapkan berlawanan arah dengan arah perkembangan daerah perkotaan Urbanized Area 2. Lokasi TPA sampah harus berada di luar dari daerah perkotaan yang didorong pengembangannya Urbanized Promotion Area 3. Diupayakan transportasi menuju TPA sampah tidak melalui jalan utama menuju perkotaandaerah padat. Berdasarkan PP 16 tahun 2005 tentang pengembangan sistem penyediaan air minum yang didalamnya mengatur masalah persampahan bagian ketiga pasal 19-22, bahwa penanganan sampah yang memadai perlu dilakukan untuk perlindungan air baku air minum dan secara tegas dinyatakan bahwa TPA sampah wajib dilengkapi dengan zona penyangga dan metoda pembuangan akhirnya 19 dilakukan secara sanitary landfill untuk kota besar dan metropolitan dan controlled landfill untuk kota kecil dan sedang. Selain itu perlu juga dilakukan pemantauan kualitas hasil pengolahan leachate secara berkala. Menurut Soedradjat 2005 dalam Suhan 2009 kawasan sekitar TPA dibagi menjadi dua zona, yaitu : 1. Zona Penyangga Zona penyangga diukur mulai dari batas terluar tapak TPA sampai pada jarak tertentu sesuai dengan pedoman pengoperasian dan pemeliharaan Tempat Pembuangan Akhir TPA Sistem Controlled landfill dan Sanitary Landfill, yakni 500 meter, dengan pemanfaatan sebagai berikut : a. 0 – 100 meter harus berupa sabuk hijau. b. 101 – 500 meter pertanian non pangan, hutan. 2. Zona Budidaya Terbatas Zona budidaya terbatas ditentukan mulai dari batas terluar zona penyangga sampai pada jarak yang telah aman dari pengaruh dampak TPA yang berupa : a. Bahaya meresapnya lindi ke dalam mata air dan badan air lainnya yang dipakai penduduk untuk kehidupan sehari-sehari. b. Bahaya ledakan gas metan. c. Bahaya penyebaran vektor penyakit melalui lalat. Zona budidaya terbatas ditentukan pada jarak 501 – 800 meter dari batas terluar TPA. Pemanfaatan ruang adalah sebagai berikut : a. Rekreasi dan RTH, misalnya rekreasi pendidikan dan penghijauan di sekitar lokasi TPA. 20 b. Industri terkait sampah, misalnya industri daur ulang sampah anorganik dan pembuatan pupuk kompos. c. Pertanian non pangan, misalnya penggunaan lahan untuk budidaya pohon jati, sengon, dan lain-lain. d. Permukiman yang telah ada sebelumnya harus memperhatikan persyaratan-persyaratan teknis dalam penggunaan air tanah. Khususnya untuk air minum disarankan untuk tidak menggunakan air tanah.

2.2 Aspek Sumberdaya Lahan

Lahan merupakan sumberdaya fisik wilayah utama yang sangat penting untuk diperhatikan dalam perencanaan tataguna lahan. Lahan termasuk sumberdaya alam yang multifungsi dalam aktivitas dan kegiatan manusia baik untuk kegiatan fasilitatif atau penggunaan tempat seperti untuk permukiman, perkantoran, lokasi industri dan jalan maupun untuk kegiatan ekstraktif seperti pertanian dan pertambangan. Lahan sebagai obyek dari aktivitas manusia, ketersediaannya relatif tetap dari waktu ke waktu. Lahan memiliki jumlah yang terbatas dan merupakan sumberdaya yang hampir tak terbarui non renewable, sedangkan jumlah permintaan lahan terus bertambah. Kelangkaan dari sumberdaya lahan ini akan berpengaruh terhadap harga lahan itu sendiri. Peningkatan permintaan lahan tidak hanya terjadi pada penggunaan lahan untuk permukiman, tetapi juga penggunaan lain seperti penggunaan lahan untuk sektor perekonomian.

2.2.1 Harga Lahan

Alonso 1970 menggunakan istilah harga lahan land price sebagai pengganti istilah nilai lahan land value dalam menganalisis masalah ekonomi