Persepsi Masyarakat terhadap Kondisi Lingkungan Permukiman

34 Tabel 3 Matriks Keterkaitan Tujuan, Sumber Data, dan Metode Analisis Data No Tujuan Penlitian Sumber Data Metode Analisis Data 1 Deskripsi kondisi lingkungan pemukiman di sekitar TPAS Galuga berdasarkan penilaian responden Data Primer wawancara menggunakan kuisioner Analisis Deskriptif 2 Estimasi besarnya nilai ekonomi dari penurunan kualitas lingkungan akibat keberadaan TPAS Galuga Data Primer wawancara menggunakan kuisioner Analisis Regresi linier berganda dengan Microsoft Office Excel dan minitab 14 3 Mengkaji faktor-faktor yang mempengaruhi harga lahan di sekitar TPAS Galuga Data sekunder dan data primer wawancara menggunakan kuisioner Metode Cost of Illness dan Replacement Cost

4.5.1 Persepsi Masyarakat terhadap Kondisi Lingkungan Permukiman

di Sekitar Tempat Pembuangan Akhir Sampah Galuga Analisis data yang digunakan untuk mengetahui kondisi lingkungan permukiman di sekitar TPAS Galuga dilakukan dengan menggunakan analisis deskriptif. Analisis deskriptif merupakan suatu metode dalam meneliti status kelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuannya adalah untuk membuat deskripsi, gambaran secara sistematis, aktual dan akurat, mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki Nazir, 1999. Data dan informasi yang berasal dari kuisioner diolah dan disajikan dalam bentuk diagram pie sederhana dan dikelompokkan berdasarkan jawaban yang sama. Hasil yang diperoleh kemudian dipersentasekan berdasarkan jumlah responden. Persentase terbesar dari setiap hasil merupakan faktor dominan dari masing-masing variabel yang dianalisis. 35 Selain itu dihitung nilai rata-rata skala perbedaan semantik semantic differential untuk menyimpulkan hasil penilaian responden. Skala perbedaan semantik untuk penilaian responden terhadap kebersihan digunakan lima nilai skala, yaitu nilai satu untuk kategori sangat kotor, nilai dua untuk kategori kotor, nilai tiga untuk kategori biasa saja, nilai empat untuk kategori bersih, dan nilai lima untuk kategori sangat bersih. Skala perbedaan semantik untuk penilaian responden terhadap kondisi air digunakan dua nilai skala, yaitu nilai nol untuk kategori tercemar dan nilai satu untuk kategori tidak tercemar. Skala perbedaan semantik untuk penilaian responden terhadap pengelolaan TPAS Galuga digunakan tiga nilai skala, yaitu nilai satu untuk kategori tidak baik, nilai dua untuk kategori cukup, dan nilai tiga untuk kategori baik. Skala perbedaan semantik untuk penilaian responden terhadap tingkat gangguan digunakan lima nilai skala, yaitu nilai satu untuk kategori sangat tidak terganggu, nilai dua untuk kategori terganggu, nilai tiga untuk kategori biasa saja, nilai empat untuk kategori terganggu, dan nilai lima untuk kategori sangat mengganggu. 4.5.2 Estimasi Besarnya Nilai Ekonomi dari Penurunan Kualitas Lingkungan Akibat Keberadaan Tempat Pembuangan Akhir Sampah Galuga Penurunan kualitas lingkungan di sekitar TPAS Galuga diestimasi berdasarkan biaya kesehatan cost of illness dan biaya pengganti replacement cost, maka dilakukan analisis terhadap data-data yang dikumpulkan. Biaya-biaya tersebut dilihat dari asumsi pertama yaitu, biaya kesehatan akan dikeluarkan oleh masyarakat di sekitar TPAS Galuga akibat dari mengkonsumsi air sumur dan menghirup udara di sekitar TPAS Galuga. Kedua, biaya pengganti akan dikeluarkan oleh masyarakat sebagai akibat dari penggantian konsumsi air karena air sumur mereka sudah tercemar akibat keberadaan TPAS Galuga. 36 1 Cost of Illness Menurut Dwight et al. 2004 dalam Gita 2010 pendekatan cost of illness atau biaya penyakit dapat digunakan untuk mengukur nilai dari kerugian kesehatan karena pencemaran, pendekatan ini didasarkan kepada keterkaitan fungsi kerusakan yang berhubungan dengan tingkat pencemaran dan pengaruhnya terhadap kesehatan fisik. Metode ini digunakan untuk memperkirakan biaya morbiditas akibat perubahan yang menyebabkan orang menderita sakit. Cost of illness dari opporunity cost, mencakup peluang orang sakit untuk bekerja tidak dapat direalisasikan, dan currative cost atau biaya pengobatan atau penyembuhan. Total biaya dihitung baik secara langsung maupun tidak langsung. Biaya langsung, yaitu mengukur biaya yang harus disediakan untuk perlakuan penderita lain meliputi perawatan pada rumah sakit, perawatan selama penyembuhan, obat-obatan, serta biaya transportasi. Biaya tidak langsung mengukur nilai kehilangan produktivitas akibat seseorang menderita sakit. Biaya tidak langsung di ukur melalui penggandaan upah oleh kehilangan waktu karena tidak bekerja. Dengan kata lain, besarnya biaya penyakit dapat dihitung dengan model sebagai berikut : = + � … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … . . … . 1 dimana : = biaya penyakit = hilangnya pendapatan � = biaya pengobatan 37

a. Nilai Pendapatan yang Hilang