Harga Lahan Permintaan dan Penawaran Lahan

20 b. Industri terkait sampah, misalnya industri daur ulang sampah anorganik dan pembuatan pupuk kompos. c. Pertanian non pangan, misalnya penggunaan lahan untuk budidaya pohon jati, sengon, dan lain-lain. d. Permukiman yang telah ada sebelumnya harus memperhatikan persyaratan-persyaratan teknis dalam penggunaan air tanah. Khususnya untuk air minum disarankan untuk tidak menggunakan air tanah.

2.2 Aspek Sumberdaya Lahan

Lahan merupakan sumberdaya fisik wilayah utama yang sangat penting untuk diperhatikan dalam perencanaan tataguna lahan. Lahan termasuk sumberdaya alam yang multifungsi dalam aktivitas dan kegiatan manusia baik untuk kegiatan fasilitatif atau penggunaan tempat seperti untuk permukiman, perkantoran, lokasi industri dan jalan maupun untuk kegiatan ekstraktif seperti pertanian dan pertambangan. Lahan sebagai obyek dari aktivitas manusia, ketersediaannya relatif tetap dari waktu ke waktu. Lahan memiliki jumlah yang terbatas dan merupakan sumberdaya yang hampir tak terbarui non renewable, sedangkan jumlah permintaan lahan terus bertambah. Kelangkaan dari sumberdaya lahan ini akan berpengaruh terhadap harga lahan itu sendiri. Peningkatan permintaan lahan tidak hanya terjadi pada penggunaan lahan untuk permukiman, tetapi juga penggunaan lain seperti penggunaan lahan untuk sektor perekonomian.

2.2.1 Harga Lahan

Alonso 1970 menggunakan istilah harga lahan land price sebagai pengganti istilah nilai lahan land value dalam menganalisis masalah ekonomi 21 lahan perkotaan. Istilah harga lebih dapat mencerminkan nilai pasar market expression atas harga kontrak contract rent, harga jual sales prices, dan biaya kepemilikan cost of ownership. Harga jual adalah harga yang disanggupi pembeli willingness to pay setelah mempertimbangkan berbagai alternatif dan merupakan nilai diskonto dari total nilai sewa di masa mendatang sedangkan biaya pemilikan lahan ialah fungsi dari harga jual dan harga kontrak. Alonso 1970 juga mendefinisikan harga lahan sebagai sejumlah uang yang dibayar kepada pemilik lahan atas hak menggunakan suatu unit lahan pada periode waktu tertentu. Definisi tersebut belum secara jelas membedakan antara harga lahan dengan nilai lahan. Akan tetapi harga lahan sudah mengaitkan dengan dimensi pasar sebagai wahana transaksi dan merupakan kumulatif nilai dari beberapa jenis rente Ricardian, rente lokasi atau rente sosial. Menurut Suparmoko 1989 harga lahan yang berlokasi dekat fasilitas umum akan meningkat. Maka dengan adanya kegiatan pembangunan, khususnya pembangunan prasarana umum, akan meningkatkan kegunaan dan kepuasan yang dapat diberikan oleh satuan luasan lahan, yang diikuti pula oleh meningkatnya pendapatan masyarakat sehingga harga lahan akan meningkat. Lahan yang dekat pasar oleh masyarakat digunakan untuk daerah pusat kegiatan ekonomi yang akan memberikan pendapatan dan harga sewa yang tinggi untuk berbagai alternatif penggunaan, seperti industri atau penggunaan lain yang menguntungkan.

2.2.2 Permintaan dan Penawaran Lahan

Barlowe 1972 dalam Nuryanti 2006 menjelaskan permintaan terhadap lahan secara fisik berarti keinginan, kebutuhan atau persyaratan terhadap fasilitas tertentu, seperti perumahan, rekreasi, sekolah, dan merupakan ruang publik. 22 Secara ekonomi, permintaan lahan merupakan keinginan dan minat masyarakat untuk membeli suatu lahan. Penawaran secara fisik adalah keberadaan fisik sumberdaya tanah, seperti fisik hutan, deposit mineral, tambang atau area dengan permukaan tanah yang tertutup, unit kepemilikan, dan wilayah administrasi. Penawaran secara ekonomi adalah porsi atau bagian dari penawaran fisik lahan yang digunakan oleh manusia dan secara aktual dimanfaatkan, dibutuhkan sehingga ada nilai value di atasnya serta menunjukkan keinginan atau minat untuk menanggung biaya pengembangannya. Daniel 2002 mengungkapkan bahwa ada dua faktor dalam menentukan harga lahan yaitu dilihat dari faktor penawaran dan faktor pemintaan lahan tersebut. Berdasarkan faktor penawaran yaitu kualitas dan lokasi lahan tersebut. Kualitas lahan dilihat dari segi kualitas air atau fasilitas air, kesuburan dan kandungan mineral di dalam lahan tersebut. Berdasarkan perbedaan lokasi lahan, dapat dilihat aksesibilitas lahan tersebut seperti tersedianya sarana angkutan umum, lembaga perkreditan, pasar, kondisi jalan, dan keamanan dari bahaya banjir. Permintaan lahan juga mempengaruhi harga lahan. Penentuan permintaan lahan tersebut adalah selera dan preferensi konsumen, jumlah penduduk, pendapatan, dan ekspektasi konsumen terhadap harga dan pendapatan di masa yang akan datang. Keempat penentu permintaan lahan tersebut berhubungan positif dengan harga lahan. Semakin meningkat penentu permintaan lahan tersebut maka harga lahan juga akan semakin mahal Harcrow,1992. Ketika penawaran bertemu unsur lain seperti harga dan permintaan, maka akan terjadi fenomena seperti kelangkaan scarcity atau kelimpahan. Penawaran 23 sangat dipengaruhi oleh harga, tingkat ketergantungan terhadap harga mengakibatkan elastisitas harga terhadap penawaran supply. Bila harga lahan meningkat secara relatif terhadap biaya, maka orang akan berlomba-lomba untuk memanfaatkan lahan, dan sebaliknya jika harga lahan turun, maka lahan akan dibiarkan saja. Hal yang sama akan terjadi pada permintaan lahan Rony, 1996 dalam Nuryanti 2006. Penetapan harga lahan juga dapat ditetapkan secara : 1 land rent berdasarkan tingkat kesuburan lahan maupun besarnya surplus yang didapat dari lahan tersebut, 2 ekonometrika berdasarkan karakeristik lingkungan yang mempengaruhi di sekitar lokasi lahan, 3 Nilai Jual Objek Pajak NJOP berdasarkan harga lahan di pasaran yang telah ditetapkan oleh pemerintah sesuai dengan kategori letak lahan Hasanah, 2004 dalam Nuryanti 2006.

2.2.3 Hubungan Harga Lahan dengan Kondisi Lingkungan