68 rataan harga lahan Rp 51.667,00m
2
. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat 44 lahan responden yang harganya beada dibawah rata-rata dan 16 lahan responden
yang harganya diatas rata-rata. Distribusi harga lahan responden dapat dilihat pada Gambar 9.
Sumber : Data Primer diolah, 2011
Gambar 9 Distribusi Harga Lahan Responden Harga lahan di Desa Galuga di duga dipengaruhi oleh keberadaan TPAS
Galuga. Harga lahan responden dapat dipengaruhi oleh jarak lahan dengan TPAS Galuga dan kebersihan lingkungan. Status lahan juga dapat berpengaruh terhadap
harga lahan tersebut. Responden yang memiliki sertifikat hak milik atas lahan yang dimilikinya maka harga lahannya akan lebih tinggi. Perbedaan harga lahan
responden diduga dapat menunjukkan adanya perbedaan kualitas lingkungan, oleh karena itu digunakan harga lahan sebagai indikator untuk melihat bahwa terjadi
perbedaan kualitas lingkungan yang dipengaruhi oleh keberadaan TPAS Galuga.
6.3.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Harga Lahan di Sekitar TPAS Galuga
Pendugaan fungsi faktor-faktor yang mempengaruhi harga lahan pemukiman di sekitar TPAS Galuga dilakukan dengan analisis regresi berganda.
40,00 46,67
13,33 ≤Rp 40000,00
Rp 40001,00-Rp 80000,00 Rp 80000,00
69 Variabel tidak bebas dependent variabel yang digunakan adalah harga lahan,
sedangkan variabel yang dimasukkan dalam variabel bebas independent variabel adalah jarak tempat tinggal dengan TPAS Galuga X
1
, biaya kesehatan X
2
, luas lahan X
3
, biaya konsumsi air bersih X
4
, status lahan D
5
. Hasil persamaan regresinya adalah :
= 101008 − 81,2
1
+ 45257
5
Menurut Gujarati 2003 semakin besar nilai Adjusted-Squared adj-R
2
menunjukkan bahwa model yang didapat semakin baik. Penggunaan adj-R
2
lebih disarankan daripada R-squared R
2
, karena R
2
cenderung untuk memberikan gambaran yang terlalu baik terhadap hasil regresi. Hal ini terjadi terutama saat
penambahan variabel atau jumlah variabel bebas dalam model cukup besar. Hasil estimasi menunjukkan bahwa nilai adj-R
2
sebesar 86,9 berarti bahwa 86,9 persen keragaman harga lahan permukiman masyarakat Desa Galuga dapat diterangkan
oleh variabel-variabel penjelas yang terdapat pada model, sedangkan sisanya 13,1 persen dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan ke dalam model.
Nilai F
hitung
sebesar 79,02 dengan P-value sebesar 0.000 menunjukkan bahwa secara serentak, variabel-variabel penjelas berpengaruh nyata terhadap model.
Sementara secara individu, variabel yang berpengaruh nyata terhadap model pada taraf α = 5 persen adalah jarak tempat tinggal dengan TPAS Galuga dan status
lahan. Variabel-variabel yang tidak berpengaruh nyata adalah biaya kesehatan, luas lahan, dan biaya konsumsi air bersih.
Data yang digunakan dalam analisis ini telah diuji normalitasnya sehingga data tersebut valid untuk diolah dengan teknis regresi berganda. Hasil uji
heteroskedastisitas juga menunjukkan bahwa model ini tidak terdapat
70 heteroskedastisitas. Selain itu, untuk menguji apakah model yang diduga terjadi
multikolinearitas atau tidak maka peneliti menggunakan nilai VIF Variance Inflation Factor. Berdasarkan uji Marquardt apabila VIF 10 maka terjadi
multikolinearitas pada persamaan. Nilai VIF yang dihasilkan dari pendugaan model berkisar antara 1,0 sampai 1,1. Hal ini menunjukkan bahwa tidak terjadi
multikolinearitas pada model. Hasil analisis regresi dapat dilihat pada Tabel 14. Tabel 14 Hasil Estimasi Harga Lahan di Desa Galuga
Variabel Koefisien
P VIF
Konstanta 104234 0,000
X1 -81,52
0,000
a
1,1 X2
-0,03737 0,369
b
1,1 X3
-1,581 0,767
b
1,0 X4
-0,00691 0,645
b
1,0 D5
47905 0,000
a
1,1 R-Squared
88,0 Adjusted R-Squared
86,9 Keterangan :
a : Nyata pada selang kepercayaan 95 persen
b : Tidak berpengaruh nyata
1 Variabel yang berpengaruh nyata pada model
a. Jarak tempat tinggal dengan TPAS Galuga
Jarak tempat tinggal dengan TPAS Galuga memiliki P-value sebesar 0,000 yang artinya bahwa variabel ini berpengaruh nyata terhadap harga
lahan. Nilai elastisitas pada variabel jarak tempat tinggal dengan TPAS Galuga terhadap harga lahan per meter adalah -81,52 yang artinya jika terjadi
peningkatan jarak tempat tinggal dengan TPAS Galuga sebesar 1 persen maka harga lahan akan turun sebesar 81,52 persen per meter. Nilai koefisien
bertanda negatif menunjukkan semakin jauh jarak tempat dari TPAS Galuga maka harga lahan semakin rendah.
71 Dilihat dari pengamatan, sebagian besar lahan responden dengan jarak
dari TPAS Galuga yang lebih jauh, harga lahan yang dimiliki semakin rendah. Hal ini diduga karena : 1 wilayah RT 09 memiliki jarak lebih jauh
daripada wilayah responden lainnya. Wilayah ini merupakan wilayah di Desa Galuga yang di sekitarnya terdapat parit yang terkena aliran lindi yang
mencemari air tanah sehingga akses terhadap air bersih sangat sulit, 2 secara geografis RT 09 memiliki ketinggian rata-rata 219 dpl yang lebih rendah dari
rata-rata ketinggian lahan seluruh responden yaitu sebesar 227 dpl serta kondisi topografi yang bergelombang menyebabkan masyarakat sulit untuk
menjangkau sarana dan prasarana yang ada seperti sekolah, pasar, dan sebagainya. Perbedaan harga lahan dapat ditunjukkan untuk tempat tinggal
pada jarak 880 meter harga lahan sebesar Rp 30.000,00m
2
, sedangkan untuk tempat tinggal yang berjarak 588 meter harga lahan Rp 100.000,00m
2
. b.
Status lahan Status lahan memiliki P-value 0,000 yang artinya bahwa variabel ini
berpengaruh nyata terhadap harga lahan. Nilai koefisien bertanda positif menunjukkan jika lahan bersertifikat maka harga lahan akan semakin tinggi.
Hal ini terjadi karena suatu lahan yang memiliki sertifikat sebagai hak milik biasanya memerlukan proses yang cukup panjang dan membutuhkan dana
yang tidak sedikit sehingga dengan adanya bukti konkret kepemilikan akan menyebabkan harga lahan ikut meningkat. Sedangkan status lahan milik adat
seringkali lahan tersebut tidak memiliki sertifikat hak milik atau hanya berupa akta lahan, sehingga kejelasan kepemilikannya kurang kuat dan kurang dapat
72 dipertanggungjawabkan yang kemungkinan besar dapat menyebabkan
konflik.
6.4 Upaya Meminimalisir Dampak Negatif Keberadaan TPAS Galuga