45
4.6.3 Kriteria Ekonometrika
Pengujian dengan menggunakan kriteria ekonometrika didasarkan pada pelanggaran asumsi yang digunakan dalam metode OLS. Adanya penyimpangan
terhadap asumsi BLUE Best Linier Unbiased Estimator, maka akan diperoleh estimasi yang tidak valid. Hal-hal yang dilihat dalam kriteria ekonometrika antara
lain adalah multikolinearitas dan heteroskedastisitas. Evaluasi kriteria tersebut dapat dilakukan sebagai berikut :
1 Uji Multikolinearitas
Multikolinearitas muncul jika dua atau lebih peubah atau kombinasi peubah bebas berkorelasi tinggi antar peubah yang satu dengan yang lainnya.
Pengujian adanya multikolinearitas dapat dilakukan dengan uji Marquardt dan dapat dilihat dari nilai VIF Varian Inflation Factor pada masing-masing variabel
bebas. Jika nilai VIF kurang dari 10 menunjukkan bahwa persamaan tersebut tidak mengalami multikolinearitas Gujarati, 1997.
2 Uji Heteroskedastisitas
Heteroskedastisitas muncul apabila kesalahan atau residual dari model yang diamati tidak memiliki varians yang konstan dari satu observasi ke observasi
lainnya. Keadaan heteroskedastisitas tersebut terjadi karena beberapa sebab, antara lain :
1. Sifat variabel yang diikutsertakan ke dalam model.
2. Sifat data yang digunakan dalam analisis, data cross section lebih sering
memunculkan heteroskedastisitas dibandingkan dengan data time series. 3.
Untuk mengetahui ada tidaknya heteroskedastisitas pada suatu model maka harus dilakukan Uji, salah satu uji yang digunakan adalah White
46 Heteroskedasticity Test. Pengujian ini dilakukan dengan cara melihat
probabilitas ObsR-squared-nya. H
: = 0 H
1
: ≠ 0 Kriteria Uji :
Probability ObsR-squared taraf nyata α, maka terima H
Probability ObsR-squaerd taraf nyata α, maka tolak H
Jika hasil menunjukkan tolak H maka persamaan tersebut tidak
mengalami gejala heteoskedastisitas. Begitu sebaliknya, jika terima H maka
persamaan tersebut mengalami gejala heteroskedastisitas Gujarati, 1997.
V. GAMBARAN UMUM 5.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Desa Galuga terletak di Kecamatan Cibungbulang Kabupaten Bogor. Desa ini terdiri dari 6 Rukun Warga RW dan 13 Rukun Tetangga RT. Secara
administratif Desa Galuga berbatasan dengan Desa Dukuh di sebelah utara, sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Leuwiliang, sebelah barat
berbatasan dengan Desa Cijujung, dan sebelah timur berbatasan dengan Desa Cemplang. Secara geografis Desa Galuga memiliki ketinggian 250 m di atas
permukaan laut dpl, sehingga beriklim sejuk. Desa Galuga memiliki curah hujan yang cukup banyak sekitar 2.000 mmtahun, dengan jumlah bulan hujan sebanyak
4 bulan. Suhu rata-rata harian Desa Galuga sekitar 23-32 ºC Potensi Desa Galuga, 2004.
Sarana pendidikan yang terdapat di Desa Galuga yaitu SD Dukuh 2 dan SD Dukuh 5 serta dua PAUD yang sekaligus digunakan sebagai Posyandu. Selain
itu, terdapat sarana olahraga seperti lapangan sepakbola dan sarana peribadatan berupa masjid, musholla, dan majlis .
Jumlah penduduk yang tercatat di Desa Galuga sampai pada bulan Februari 2011 berjumlah 5.652 jiwa terdiri dari 1.615 Kepala Keluarga KK.
Rasio beban tanggungan adalah 60, dimana 60 masyarakat usia tidak produktif ditanggung oleh 100 masyarakat usia produktif. Jumlah penduduk laki-laki terdiri
dari 2.864 jiwa dan jumlah penduduk perempuan terdiri dari 2.788 jiwa, dengan rasio jenis kelamin adalah 97 perempuan per 100 laki-laki. Jumlah penduduk Desa
Galuga yang merupakan usia produktif sebanyak 3.530 jiwa, sedangkan jumlah penduduk usia tidak produktif sebanyak 2.122 jiwa.