III. METODE PENELITIAN
3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Peternakan Sapi Perah Rakyat Kecamatan Cisarua-Kabupaten Bogor selama dua bulan yaitu Februari-Maret 2011.
3.2 Teknik dan Pengambilan Sampel
Teknik dan pengambilan sampel dalam penelitian ini dengan metode random sampling dari 4 kelompok peternak di Kecamatan Cisarua desa Baru Tegal, Baru
Sireum, Tirta Kencana, dan Bina Warga. Jumlah peternak anggota kelompok peternak yang mempunyai ternak sapi perah berjumlah 98 peternak dari total
keseluruhan jumlah anggota yaitu 108 peternak. Sampel diambil 30 dari populasi yang memiliki ternak sapi perah. Gay dan Diehl mengemukakan bahwa
untuk penelitian deskriptif minimal diambil sampel 10 dari populasi Sanusi, 2003.
3.3 Pengumpulan Data
Data Primer.
Data primer diperoleh dari hasil wawancara langsung dengan responden. Data primer tersebut meliputi 1 Karakteristik sosial demografi dan
ekonomi responden, 2 Pendapat responden tentang pengolahan limbah peternakan menggunakan instalasi biogas, 3 Besarnya WTP dari responden
dalam pengadaan instalasi biogas untuk pengolahan limbah. Data ini digunakan sebagai pendukung analisis Contingent Valuation Method CVM.
Data Sekunder
. Data sekunder diperoleh dari berbagai instansi yang terkait dengan pengolahan limbah peternakan menggunakan instalasi biogas. Instansi-
instansi tersebut diantaranya Dinas Peternakan Kabupaten Bogor, KUD Giri Tani, Kecamatan Cisarua. Data sekunder juga diperoleh dari literatur-literatur yang
sesuai dengan topik.
3.4 Pengolahan dan Analisis Data
Pengolahan dan analisis data dilakukan secara manual dengan bantuan Microsoft Excel dan Minitab 14.
3.4.1 Analisis Deskriptif
3.4.1.1 Karakteristik Peternak di Peternakan Sapi Perah Rakyat Kecamatan
Cisarua-Kabupaten Bogor
46
Analisis karakteristik peternak dengan cara deskriptif melalui pengamatan di lapangan. Kondisi sosio demografi dan ekonomi keluarga peternak, parameter
dalam analisis ini terdiri dari: 1 umur peternak, 2 tingkat pendidikan peternak, 3 jumlah anggota keluarga yang terlibat dalam usaha ternak, 4 pengalaman
beternak 5 pendapatan peternak dari usaha ternak sapi perahbulan, 6 persentase Sapi Laktasi. Variabel ini dianalisis menggunakan pendekatan
deskriptif kuantitatif dengan cara menginterpretasikan kondisi dan parameter tersebut dalam tabel sebaran frekuensi. Penentuan jarak interval menurut Walpole
1995 adalah sebagai berikut:
………………….
2.1
3.4.1.2 Kegiatan Peternakan Sapi Perah rakyat di Kecamatan Cisarua
Parameter analisis meliputi populasi ternak sapi perah, jumlah kepemilikan ternak, manajemen usaha sapi perah dan potensi limbah. Variabel ini dianalisis
secara deskriptif kuantitatif yaitu dengan menginterpretasikan kondisi dan variabel tersebut dalam tabel frekuensi.
3.4.2 Analisis Regresi
3.4.2.1 Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi Kesediaan
Membayar Peternak
Analisis ini dilakukan untuk mengetahui peluang peternak bersedia membayar dalam pengadaan instalasi biogas untuk pengolahan limbah. Analisis dilakukan
dengan menggunakan analisis regresi logistik biner. Model umum dari regresi logistik dengan variabel respon bersifat biner dichotomous adalah Drapper dan
Smith, 1992 : p = 1{1+e
- βo+βixi
} ………………1.1 dimana: p
: peluang kejadian pada kondisi x, nilainya antara 0 dan 1 0 ≤p≤1
x : peubah bebas penduga
e : bilangan natural bernilai 2,7182
β :
intersep β
i
: koefisien fungsi logit i
: jumlah variabel bebas yang dianalisis Persamaan di atas bisa dimodifikasi menjadi :
p = ln{p1- p} = β
+ β
i
x………………1.2 Model regresi logistik biner, nilai Y mengikuti sebaran Bernoulli, yang nilai
variance merupakan fungsi dari p. Nilai p bervariasi tergantung pada variabel
47
penjelas X. Persamaan dan prosedur analisis regresinya dapat diuraikan sebagai
berikut. Variabel Dependen P adalah peluang kesediaan peternak dalam
membayar WTP pengelolaan limbah dengan menggunakan instalasi biogas
bernilai 1 untuk bersedia dan bernilai 0 untuk tidak bersedia. Variabel Independen X
merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi peternak bersedia
membayar investasi instalasi biogas untuk pengelolaan limbah ternak. Variabel ini terdiri dari 9 parameter yaitu X1 umur peternak X2 tingkat pendidikan
peternak X3 pengalaman beternak X4 jumlah kepemilikan induk X5 pendapatan X6 jumlah tanggungan X7 jumlah anggota keluarga yang terlibat
dalam usaha ternak X8 sudahbelum memiliki instalasi biogas X9 pendapatan dari selain usaha ternak.
Proses analisis nilai dari tiap parameter X
i
dikelompokkan menjadi 5 kelas dan tiap kelas diberi skala Linkert dengan nilai 1,2,3,4 dan 5 yang mencerminkan
kategori sangat buruk sampai dengan sangat baik Natzir, 1999. Analisis regresi logistik biner akan dilakukan dengan menggunakan program statistik Minitab 14.
3.4.2.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Besarnya WTP
Hal ini dilakukan dengan menggunakan analisis regresi linier berganda. Analisis dilakukan dengan menggunakan program statistik Minitab 14. Analisis
regresi digambarkan dengan persamaan sebagai berikut Sumodiningrat, 1999 Y
i
= β
1
+ β
2
X
1
+ β
3
X
2
+……+ β
11
X
10
+U
i ....................................................................
1.3 Dimana variabel Yi merupakan besarnya nilai WTP dan varibel X adalah faktor-
faktor yang mempengaruhi besarnya nilai WTP terdiri dari 9 parameter yaitu X1 umur peternak X2 tingkat pendidikan peternak X3 pengalaman beternak X4
jumlah kepemilikan induk X5 pendapatan X6 jumlah tanggungan X7 jumlah anggota keluarga yang terlibat dalam usaha ternak X8 sudahbelum memiliki
instalasi biogas X9 pendapatan dari selain usaha ternak. β
1
adalah interceptpengarah,
β
2 –
β
11
adalah koefisien regresi masing-masing variabel independen dan U
i
adalah galaterror. 3.4.3
Analisis CVM
Analisis besarnya WTP dari peternak sapi perah dilakukan dengan menggunakan pendekatan Contingent Value Method CVM. Tahap-tahap dalam
analisis ini meliputi Hanley dan Spash, 2003 :
48
1. Membuat Skenario yang bersifat hipotetik
Skenario penelitian ini adalah mengajak masyarakat peternak terlibat secara finansial dalam rangka pengadaan instalasi biogas untuk mengolah limbah
peternakan, sebagai upaya untuk mengatasi permasalahan lingkungan.
2. Mendapatkan penawaran WTP Obtaining Bids
Nilai tawar merupakan jumlah uang yang ditawarkan kepada responden. Nilai tawar dapat ditetapkan dengan menggunakan beberapa metode antara lain metode
pertama dengan mekanisme FGD dari perwakilan peternak yang dianggap sejahtera, metode ini merupakan cara yang paling bagus untuk menetapkan
besaran nilai tawar namun kendala terbesar dalam penerapan metode ini adalah kendala waktu dan kendala dalam proses pengarahan dan pelaksanaan diskusi.
Metode kedua yang dapat digunakan untuk menentukan nilai tawar adalah metode survai percontohan dengan mengambil sampel dari beberapa responden yang
mampu mewakili keseluruhan populasi. Metode ketiga adalah metode komparasi nilai. Komparasi nilai merupakan metode yang paling sederhana dan tidak
menyita waktu dan dana karena nilai tawar cukup dibandingkan dengan nilai harga yang terkait Widjanarko, 2007. Penelitian ini menggunakan metode
ketiga. Berdasarkan harga elpiji dimana di asumsikan setiap keluarga berjumlah 3-5 orang setiap bulan menggunakan 3 tabung gas elpiji 3 kg untuk memasak
seharga Rp 45.000,- per bulan maka nilai tawar yang ditetapkan dalam penelitian ini adalah sebesar Rp 45.000,- dan Rp 60.000,- per bulan berdasarkan jumlah
anggota keluarga tertinggi yaitu 8-10 orang. Sedangkan untuk mendapatkan nilai tawar adalah dengan menggunakan metode bidding game.
3. Mendapatkan Estimasi Nilai Rerata dan Nilai Median WTP
Perkiraan model yang dihasilkan dari respon yang bersifat diskrit harus mempunyai ukuran tendensi sentral dari WTP, khususnya mean nilai rerata dan
median nilai tengah WTP. Mean WTP merupakan ukuran tendensi sentral yang telah lama digunakan dalam kaitannya pengukuran WTP, sedangkan median WTP
tidak digunakan karena kurang sensitif terhadap asumsi pola distribusi data. Sebagian ahli juga menyatakan bahwa median WTP bukan merupakan ukuran
49
kesejahteraan yang baik Haab et al, 1997 ; Viatiningsih, 2002. Gambaran umum untuk mengukur nilai Mean WTP dapat diekspresikan dalam persamaan berikut
Hanemann, 1989 dalam Mogas, 2003 EWTP
……………………………….. 1.4 dimana :
WTP = dugaan nilai rerata WTP
E = jumlah seluruh nilai pada persamaan 1.3
Β = koefisien dari variabel nilai tawar
3.5 Analisis Kelayakan Finansial
Kriteria penilaian
investasi untuk menganalisa aspek finansial antara lain: Net Present Value NPV, Internal Rate of Return IRR, dan Net Benefit-Cost Ratio
Net BC. Setiap kriteria menggunakan Prevent Value yang telah di discount dari arus-arus manfaat dan biaya selama umur proyek.
1. Net Present Value NPV NPV suatu proyek atau usaha adalah selisih antara nilai sekarang present
value manfaat dengan arus biaya. NPV juga dapat diartikan sebagai nilai sekarang dari arus kas yang ditimbulkan oleh investasi. Perhitungan NPV perlu
ditentukan tingkat bunga yang relevan. Kriteria kelayakan investasi berdasarkan NPV yaitu suatu bisnis dinyatakan layak jika NPV lebih besar dari nol NPV 0
yang artinya bisnis menguntungkan atau memberikan manfaat. Dengan demikian jika suatu bisnis mempunyai NPV lebih kecil dari nol NPV0 maka bisnis
tersebut tidak layak untuk dijalankan. Rumus menghitung NPV adalah sebagai berikut Nurmalina et al, 2009 :
Keterangan : B
C i
Bt = manfaat yang diperoleh tahun t Ct = biaya yang dikeluarkan pada tahun t
n = jumlah tahun i
= tingkat suku bunga diskonto 2. IRR Internal Rate of Return
50
IRR adalah tingkat rata-rata keuntungan intern tahunan bagi perusahaan yang melakukan investasi dan dinyatakan dalam satuan persen. Tingkat IRR
mencerminkan tingkat suku bunga maksimal yang dapat dibayar oleh proyek untuk sumberdaya yang digunakan. IRR juga merupakan nilai discount rate yang
membuat NPV proyek sama dengan nol. Suatu investasi dianggap layak apabila nilai IRR lebih besar dari tingkat suku bunga yang berlaku dan tidak layak jika
nilai IRR lebih kecil dari tingkat suku bunga yang berlaku. Rumus untuk menghitung IRR adalah Nurmalina et al, 2009 :
IRR
Keterangan : i =
Discount rate yang menghasilkan NPV positif i’ =
Discount rate yang menghasilkan NPV negatif NPV = NPV yang bernilai positif
NPV = NPV yang bernilai negatif 3. Net Benefit-Cost Ratio Net BC
Net Benefit-Cost Ratio Net BC merupakan angka perbandingan antara jumlah nilai sekarang yang bernilai positif dengan jumlah nilai sekarang yang
bernilai negative. Dengan kata lain, manfaat bersih yang menguntungkan bisnis yang dihasilkan terdapat setiap satu satuan kerugian dari bisnis tersebut.
Rumus untuk menghitung Net BC adalah Nurmalina et al, 2009 : ∑
B C
i ∑
B C
i
Keterangan : Bt = manfaat yang diperoleh tahun t
Ct = biaya yang dikeluarkan pada tahun t n = jumlah tahun
i
= tingkat suku bunga diskonto
51
3.6 Asumsi Dasar