Asumsi Dasar METODE PENELITIAN

3.6 Asumsi Dasar

Analisis kelayakan pengusahaan biogas limbah peternakan, menggunakan beberapa asumsi yaitu : 1. Modal yang digunakan merupakan pinjaman dari dana bergulir. 2. Instalasi biogas yang digunakan adalah skala 5 m 3 . 3. Instalasi biogas skala 5 m 3 yang digunakan pada skenario pertama merupakan hibah dari Pemerintah Pusat dan pada skenario kedua membeli dengan dana bergulir. 4. Harga seluruh peralatan dan biaya-biaya yang digunakan dalam analisis ini bersumber dari penelitian sebelumnya. 5. Umur teknis dari proyek ditetapkan selama 15 tahun, berdasarkan umur teknis instalasi biogas berbahan fiber glass. 6. Harga seluruh input dan output yang digunakan dalam analisis ini adalah konstan berdasarkan penelitian sebelumnya yaitu berlaku pada akhir tahun 2009 hingga awal tahun 2011. 7. Dalam satu bulan diasumsikan 30 hari dan satu tahun 12 bulan. 8. Tanah merupakan modal investasi yang diperlukan sebagai tempat pembangunan instalasi biogas, maka dalam perhitungan perlu diperkirakan harga jual tanah yaitu Rp 100.000 per m 2 . 9. Biaya operasional hanya terdiri dari biaya tetap, pada analisis ini tidak ada biaya variabel. 10. Biaya operasional diasumsikan dikeluarkan pada tahun pertama dibulan keempat, dimana produksi dimulai setelah pembangunan instalasi biogas selama tiga bulan dan telah mencapai tingkat optimal. 11. Output yang dihasilkan diasumsikan laku terjual dan habis terpakai dalam satu tahun. 12. Sludge hasil proses instalasi biogas tidak mengalami pengolahan lebih lanjut menjadi pupuk organik. 13. Biogas yang dihasilkan diasumsikan optimal pada skala 5 ekor ternak. 14. Biogas yang dihasilkan dikonversikan dari jumlah penggunaan elpiji sebelum dan sesudah pemanfaatan feces menjadi biogas, dimana elpiji yang digunakan adalah tabung 3 kg dengan harga jual Rp 5.000 per kilogram. 52 15. Diasumsikan sludge hasil proses instalasi biogas adalah sebesar 70 persen dari total feces yang menjadi input biogas. 16. Tingkat suku bunga yang digunakan merupakan tingkat suku bunga kredit dana bergulir dalam analisis finansial adalah 12 persen. 17. Pajak pendapatan yang digunakan berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia No 36 tahun 2008 pasal 17 ayat 2a adalah 25 persen. 53

IV. GAMBARAN UMUM

4.1 Keadaan Umum Kecamatan Cisarua

Kecamatan Cisarua, terletak di bagian selatan wilayah Kabupaten Bogor pada 06 42’ LS dan 106 56’ BB serta ketinggian antara 650m – 1400m dpl diatas permukaan laut dengan curah hujan rata-rata 3.178mmtahun dan suhu udara antara 17,85 o -23,91 o C. Suhu udara tersebut sesuai untuk perkembangan ternak sapi perah FH Frishian Holland. Secara administratif Kecamatan Cisarua terdiri dari 9 Desa dan 1 kelurahan, 32 dusun, 73 RW dan 260 RT. Batas wilayah Kecamatan Cisarua : - Sebelah Utara : Kecamatan Megamendung - Sebelah Selatan : Kabupaten Cianjur - Sebelah Barat : Kecamatan Megamendung - Sebelah Timur : Kabupaten Cianjur Berdasarkan karakteristik wilayah, Kecamatan Cisarua termasuk kedalam kawasan Bopunjur Bogor-Puncak-Cianjur yang dilalui Daerah Aliran Sungai DAS Ciliwung Hulu yang merupakan wilayah khusus dalam penanganan, dan dalam pengembangannya. Kecamatan Cisarua merupakan wilayah pertanian, perkebunan, pariwisata dan penyangga kawasan hutan lindung. Secara demografis, Kecamatan Cisarua mempunyai penduduk sebanyak 111.940 jiwa yang tergabung dalam 31.137 KK. Luas wilayah Kacamatan Cisarua 6.373,62 ha, sehingga kepadatan penduduk rata-rata 1.281 jiwakm 2 . Mata pencaharian penduduk beragam seperti dapat dilihat dari tabel 7, dimana penduduk yang bermata pencaharian sebagai peternak sebanyak 1,8 . Di Kecamatan Cisarua mempunyai 4 kelompok peternak sapi perah masing-masing berada di wilayah Baru Tegal, Baru Sireum, Tirta Kencana, dan Bina Warga. Keempat kelompok peternak tersebut tergabung dalam Koperasi Unit Desa KUD Giri Tani. 54