Tabel 25 Rekapitulasi Reinvestasi Barang Investasi
Umur Teknis Nilai Rp
Tahun 4 7 8 10 13 Kompor Biogas
8 300.000
Selang 3 125.000
125.000 125.000
125.000 Pipa paralon
3 1.120.000
1.120.000 1.120.000 1.120.000
Cangkul 3 70.000
70.000 70.000
70.000 Sekop 3
70.000 70.000
35.000 35.000
Total Reinvestasi 1.350.000
1.350.000 300.000
1.350.000 1.350.000 B. Biaya Operasional
Biaya operasional merupakan biaya keseluruhan yang berhubungan dengan kegiatan operasional dari pengusahaan biogas limbah peternakan. Biaya operasional tahun pertama
dapat dilihat pada Tabel 26. Tabel 26 Biaya Operasional Tahun I pada Pengusahaan Biogas Limbah
Peternakan Uraian Jumlah
Satuan HargaSatuan
Rp Nilai
Rp Upah Tenaga Kerja
1 Orang
300.000 2.700.000
Biaya PBB 100
Meter 50.000
Peralatan Kebersihan
Ember Plastik 3
Unit 3.500
10.500 Sapu Lidi
2 Unit
5.000 10.000
Gayung 2 Unit
5.000 10.000
Total Biaya Operasional 2.780.500
5.4.4 Analisa Rugi Laba
Komponen analisa rugi laba terdiri dari penerimaan, biaya operasional, biaya penyusutan, pajak penghasilan dan biaya lain diluar usaha. Penerimaan tertinggi
diperoleh dari penjualan sludge, pada tahun pertama usaha ini sudah mendapatkan keuntungan sehingga sudah dikenakan pajak penghasilan usaha, meskipun pada tahun
pertama investasi yang dikeluarkan lebih besar daripada tahun berikutnya. Keuntungan tertinggi yang diperoleh pada tahun pertama dari tiga bahan baku digester yang
digunakan adalah digester yang terbuat dari semen yaitu sebesar Rp 2.264.333, sedangkan digester yang terbuat dari plastik hanya Rp 2.114.333, dan digester terbuat
dari fiber glass Rp 1.681.000.
5.4.5 Kelayakan Finansial
Analisis kelayakan pengusahaan biogas limbah peternakan dapat dilihat dari tiga kriteria kelayakan investasi yaitu NPV, IRR, dan Net BC. Apabila NPV 0, IRR
discount rate 12 persen dan Net BC 1 menandakan bahwa pengusahaan biogas
82
limbah peternakan layak untuk dijalankan. NPV 1 berarti kegiatan pengusahaan biogas limbah peternakan dengan umur usaha 15 tahun dan menggunakan tingkat discount factor
12 persen dapat memberikan keuntungan, atau dengan kata lain nilai NPV menunjukkan manfaat bersih yang diterima oleh peternak dengan umur usaha 15 tahun dan
menggunakan tingkat discount factor 12 persen. IRR discount rate 12 persen menunjukkan tingkat pengembalian internal kegiatan pengusahaan biogas limbah
peternakan, jika tingkat pengembalian internal lebih kecil dari tingkat discount factor maka dikatakan kegiatan pengusahaan biogas limbah peternakan tidak layak untuk
dijalankan. Net BC 1 menunjukkan nilai manfaat yang diperoleh peternak dari setiap biaya yang dikeluarkan pada pengusahaan biogas limbah peternakan. Hasil kriteria
investasi pengusahaan biogas limbah peternakan pada tiga digester dapat dilihat pada Tabel 27 dan Tabel 28.
Tabel 27 Hasil Kriteria Investasi Pengusahaan Biogas Limbah Peternakan pada Tiga Digester Kapasitas 5 Satuan Ternak Skenario 1
Digester Kriteria Investasi
NPV IRR Net
BC Plastik Rp
12.504.742 37
2,57 Semen Rp
13.468.084 40
2,58 Fiber glass
Rp 15.910.786 44
3,06 Pada skenario pertama yaitu instalasi biogas merupakan hibah Pemerintah Pusat,
hasilnya menunjukkan bahwa kegiatan pengusahaan biogas limbah peternakan sangat layak untuk dijalankan. Dilihat dari tiga bahan digester, untuk instalasi biogas dengan
digester terbuat dari bahan fiber glass sangat layak untuk dijalankan karena memiliki nilai NPV, IRR dan Net BC paling tinggi diantara digester bahan plastik dan semen. Mulyani
2008 menyatakan bahwa reaktor model fixed yang terbuat dari bahan fiber glass memiliki keuntungan lebih dibandingkan yang lain yaitu desain yang sederhana, mudah
perawatan dan konstruksi operasional, lebih ringan, tahan bocor, mudah diperbaiki, hasil biogas optimal, mudah dipindahkan dan aman.
Tabel 28 Hasil Kriteria Investasi Pengusahaan Biogas Limbah Peternakan pada Tiga Digester Kapasitas 5 Satuan Ternak Skenario 2
Digester Kriteria Investasi
NPV IRR Net
BC Plastik Rp
9.813.189 27
1,92 Semen Rp
9.450.798 25
1,75 Fiber glass
Rp 2.071.500 14
1,10
83
Pada skenario kedua yaitu instalasi biogas dibeli oleh peternak dengan menggunakan uang pinjaman dari dana bergulir, hasilnya menunjukkan bahwa kegiatan pengusahaan
biogas limbah peternakan layak untuk dijalankan. Dilihat dari tiga bahan digester, untuk instalasi biogas dengan digester terbuat dari bahan plastik sangat layak untuk dijalankan
karena memiliki nilai NPV, IRR dan Net BC paling tinggi diantara digester bahan semen dan fiber glass. Wilkie 2005 menyatakan bahwa model digester teknologi instalasi
biogas harus disesuaikan dengan kondisi daerah dan skala usaha peternakannya.
84
VI. KESIMPULAN DAN SARAN