29
selama  3  bulan.    Minuman  pada  minggu  ke-0  memiliki  aktivitas  antioksidan  sebesar  621.7  ppm AEAC dan pada minggu ke-12 sebesar 359 ppm  AEAC.  Skor kesukaan terhadap citarasa minuman
berkisar  antara  agak  suka  dan  suka  skala  hedonik  5.57  dari  skala  7.00.    Karakteristik  lain  dari minuman fungsional berbasis kumis kucing ini adalah nilai pH 3.82, TPT 16
Brix, derajat warna L= ±
25, a= 1.1, b= 5.5, Hue= 81.
Pengujian aktivitas anti-hiperglikemik  minuman  secara in  vitro inhibisi enzim α
-glukosidase dan
α -amilase dan ex vivo peningkatan penyerapan glukosa oleh sel diagrafma mencit selanjutnya
dilakukan  oleh  Diana  2010.    Minuman  ini  mempunyai  kemampuan  inhibisi α
-glukosidase  dan α
- amilase  dengan  IC
50
sebesar  217.12  dan  217.41  mgml.    Minuman  ini  juga  dapat  meningkatkan penyerapan glukosa oleh sel diafragma mencit sebesar 37.48  g glukosag sel.  Minuman fungsional
berbasis  kumis  kucing  lebih  berpotensi  dalam  stimulasi  penyerapan  glukosa  menurunkan  kadar glukosa  darah  yang  tinggi  dibandingkan  dengan  inhibisi
α -glukosidase  dan
α -amilase  mencegah
peningkatan kadar glukosa darah.
2.5.1. Kumis Kucing Orthosiphon aristatus Bl. Miq
Tanaman  kumis  kucing  Orthosiphon  aristatus  Bl.  Miq  termasuk  ke  dalam  divisi Spermatophyta,  sub  divisi  Angiospemae,  kelas  Dicotyledoneae,  keluarga  Lamiaceae,  genus
Orthosiphon, dan spesies Orthosiphon spp.  Mahendra 2005  menjelaskan bahwa daun kumis kucing mengandung  komponen-komponen  bioaktif  seperti  senyawa  sinensetin,  flavon-  flavon,  2  flavonol
glikosida, zat samak, saponin, garam kalium, asarn-asarn organik, tanin, dan  minyak atsiri.  Tejasari 2003  menyebutkan  bahwa  zat  aktif  yang  terdapat  pada  ekstrak  daun  kumis  kucing  meliputi:
flavonoid,  triterpene,  dan  alkaloid.    Ekstrak  daun  kumis  kucing  dapat  meningkatkan  fungsi  imun, stimulasi sel T, makrofag, antimutagenik, anti inflamasi, peluruh urin diuretik, dan penghancur batu
kemih.
2.5.2. Kayu Secang Caesalpinia sappan L.
Kayu secang banyak digunakan untuk  memberi  warna  merah pada minuman.  Pewarna  alami dapat  memberikan  fungsi  tambahan  sebagai  perisa,  antioksidan,  antimikroba,  dan  fungsi  lainnya.
Pewarna  alami  umumnya  rentan  terhadap  pH,  sinar  matahari,  dan  suhu  tinggi,  sehingga  sebaiknya disimpan  pada  4-8
o
C  untuk  meminimumkan  pertumbuhan  mikroba  dan  degradasi  pigmen  Wijaya dan Mulyono 2009.
Ekstrak kayu secang secara empiris dipakai sebagai obat luka, batuk berdarah, penawar racun, sipilis,  menghentikan  pendarahan,  pengobatan  pascapersalinan,  desinfektan,  antidiare  dan  astringent
Winarti  dan    Nurdjanah    2005.    Kayu  secang  juga  berkhasiat  mengobati  demam  berdarah  dan katarak mata.
Kandungan  kimia  dari  kayu  secang  adalah  tannin,  asam  galat,  resin,  resorsin,  brazilin. brazielin,  minyak  atsiri,  sappanin,  proto  sappanin,  senyawa  metohidroksibrasilin,turunan
bensildihidrobensolfuran,  senyawa  brazilin,  dan  brazilein  Firmansyah  2003  dan  Fuke  et  al.  1985. Sumber  zat  warna  alami  secang  menurut  Zerrudo  1999  berasal  dari  komponen  pigmen  brazilin
C
16
H
14
O
5
yang berwarna merah yang bersifat mudah larut dalam air panas.  Brazilin memiliki warna kuning dalam bentuk murninya, dapat dikristalkan, dan larut air.  Suasana asam tidak mempengaruhi
warna pigmen brazilin, tetapi dalam suasana basa dapat membuat warna brazilin menjadi lebih merah. Brazilin akan cepat membentuk warna merah jika terpapar sinar matahari dan akan terjadi perubahan
secara lambat oleh pengaruh cahaya Anonim 1976.
30
Brazilin  memiliki  aktivitas  sebagai  antioksidatif,  antibakteri,  dan  bakteriostatik.  Brazilin merupakan senyawa antioksidan yang mempunyai katekol dalam struktur kimianya.  Oleh karena itu,
brazilin  diharapkan  mempunyai  efek  melindungi  tubuh  dari  keracunan  akibat  radikal  kimia  dan pelindung terhadap radikal bebas pada sel Winarti dan Nurdjanah 2005.
2.5.3. Jahe Zingiber officinale Roscoe