31
Obat  fitofarmaka  yang  menggunakan  bahan  baku  jahe  baru  satu  macam  yaitu  zinax.    Obat tersebut  merupakan  penemuan  ahli  biokimia  Denmark,  Dr.  Morten  Weidner  1991  dengan  nama
HMP  33  Hydroxy-methoxy-Phenyl-Compound.    HMP  33  merupakan  hasil  isolasi  ekstrak  jahe  dari unsur gingerol yang telah dihilangkan shogaolnya.  HMP 33 ini digunakan sebagai bahan aktif utama
zinax  yang  berkhasiat  mengatasi  keluhan  rasa  sakit  pada  tulang,  otot,  dan  sendi.    Setiap  kapsul mengandung  255  mg  ekstrak  HMP  33  yang  setara  dengan  6600  mg  ekstrak  bubuk  jahe  Anonim
1997.
2.5.4. Jeruk Purut Citrus hystrix DC.
Klasifikasi jeruk purut menurut Sarwono 1994 dan  Rukmana 2000 adalah sebagai berikut. Kingdom
: Plantae Divisi
: Spermatophyta Subdivisi
: Angiospermae Kelas
: Dicotyledoneae Subkelas
: Dialypetales Ordo
: Rutales Famili
: Rutaceae Genus
: Citrus Spesies
: Citrus hystrix D.C jeruk purut Verheijj  dan  Coronel  1997  menyatakan  bahwa  tanaman  jeruk  purut  berawakan  pohon,
tingginya  mencapai  12  m,  memiliki  batang  bengkok-bengkok  dan  duri-duri  pendek  tetapi  kaku. Daunnya berbentuk bundar-telur-lebar sampai lonjong-bundar-telur, berukuran 3-15 cm x 2-6 cm,
bunganya kecil-kecil,  harum,  dan berwarna putih.  Buahnya bertipe buah buni, berbentuk bulat telur sampai  menjorong,  berdiameter  5-7  cm,  berwarna  hijau  sampai  kuning,  sangat  tidak  rata  dan  tak
beraturan, memiliki 10-12 segmen.  Buahnya kecil, biasanya tidak pernah berdiameter lebih dari 2 cm, membulat  dengan  tonjolan-tonjolan  dan  permukaan  kulitnya  kasar,  kulit  buah  tebal.  Perbanyakan
tanaman dilakukan dengan biji atau dengan pencangkokan  Anonim 2010
b
. Hariana  2008  menyatakan  bahwa  jeruk  purut  memiliki  rasa  agak  asin  asam,  kelat,  dan
bersifat  simultan  serta  penyegar.    Beberapa  bahan  kimia  yang  terdapat  pada jeruk  purut  diantaranya daun  mengandung  minyak  atsiri  1-1,5  ,  steroid  triterpenoid,  dan  tannin  1.8  .    Kulit  buah
mengandung  saponin, tannin  1 , steroid triterpenoid, dan minyak atsiri dengan kandungan sitrat 2- 2.5  .    Minyak  essensial  dari  jeruk  purut  dapat  digunakan  untuk  aroma  terapi,  nutraceutical,  dan
pemeliharaan kesehatan tubuh Azlim et al. 2010. Efek farmakologis jeruk purut diantaranya adalah anti-spasmodik dan anti-septik.  Jeruk purut
berkhasiat  mengobati  penyakit  influenza.    Verheijj  dan  Coronel  1997  menyatakan  bahwa  ekstrak jeruk purut dapat digunakan sebagai bahan penyedap dan dapat diolah menjadi minuman.  Jeruk purut
merupakan salah satu kerabat dekat jeruk nipis dari famili Rutaceae Rukmana 2000. Jeruk  purut  memiliki  ukuran  lebih  kecil  dari  kepalan  tangan,  berbentuk  buah  pir,  banyak
tonjolan  sehingga  bentuknya  susah  dipertahankan.    Kulit  buahnya  tebal  dan  berwama  hijau  tetapi ketika masak buahnya akan berwarna  sedikit kuning.  Daging buahnya benwarna hijau kekuningan,
rasanya sangat masarn dan kadang pahit.  Kulit buahnya dapat diparut dan dicampur air untuk bahan pencuci rambut, dapat digunakan dalam masakan, dan pembuatan kue serta manisan.
Ketiak daun berduri, durinya pendek halus, warnanya hitam dengan ujung kecoklatan.  Panjang duri antara 0,2-1 cm.  Letak daun berpencar dan silih berganti.  Daun berbentuk bulat telur, ujungnya
tumpul, dan bertangkai satu.   Tangkai daun bersayap lebar dan bentuknya  hampir  menyerupai daun. Sumber: Anonim
2010
b
32
Daunnya  berwarna    hijau  dan  baunya  beraroma  sedap,  sehingga  banyak  dipakai  sebagai  bumbu bermacam-macam  masakan  Sarwono  1994.    Daun  jeruk  purut  berkhasiat  sebagai  stimulan  dan
penyegar.  Kulit buahnya berkhasiat sebagai stimultan, berbau khas aromatik, bersifat mengelat, dan rasanya  agak  asin  dan    pahit.    Buahnva  dapat  membantu  mengatasi  gejala  influenza,  memperbaiki
stamina  tubuh,  mengatasi  rambut  kepala  yang  bau,  serta  mangatasi  kulit  bersisik  dan  mengelupas Sarwono 1994.
2.5.5. Jeruk Nipis Citrus aurantifolia Swingle