bagi anggota jika alasannya sesuai dengan kondisi usahanya, bukan karena moral hazard anggota yang ingin mengulur-ulur waktu pelunasan pembiayaan.
Sebagian besar lokasi usaha responden berada tidak jauh dari lokasi berdirinya koperasi. Oleh karena itu, sebesar 80 responden mengantarkan
angsuran sendiri ke Kospin Jasa Syariah kurang aktif. Akan tetapi, sebagian besar responden yaitu sebesar 20 responden menyatakan bahwa petugas koperasi
yang aktif menagih angsurannya ke lokasi usaha. Untuk penarikan pembiayaan yang bermasalah pihak koperasi menerapkan metode jemput bola yang artinya
pihak koperasi yang selalu melakukan penarikan angsuran anggotanya langsung ke lokasi usahanya ataupun ke tempat tinggal dari anggota yang mendapatkan
pembiayaan. Hal ini mempunyai nilai plus sendiri bagi Kospin Jasa Syariah. Selain mengetahui kondisi responden yang sedang meminjam, hal ini dapat
meminimalisir terjadinya
penangguhan pembayaran
pembiayaan. Ini
menunjukkan bahwa Kopsin Jasa Syariah Pekalongan telah memiliki SDM yang menjalankan tugas dan fungsinya dengan baik.
Mengenai pembagian nisbah bagi hasil yang didapatkan koperasi, sebagian besar responden yaitu sebesar 52 orang menyatakan bahwa pembiayaan
di koperasi menyebabkan masing-masing pihak untung koperasi dan anggota dan sisanya sebesar 47 orang mengatakan ringan. Marginkeuntungan untuk
pembiayaan UMK yang ditetapkan oleh Kospin Jasa Syariah yaitu sebesar 15 , dengan menggunakan akad yang telah disepakati. Hal ini membuktikan bahwa
pelaksanaan pembiayaan di koperasi menurut persepsi anggota memberikan dampak yang cukup baik bagi kelangsungan usaha mikro dan kecil anggota.
Secara keseluruhan berdasarkan skor yang didapat yaitu 947 menunjukkan bahwa prosedur pengembalian pembiayaan pada Koperasi Jasa Syariah cukup efektif.
5.1.4. Analisis Efektivitas Dampak Pembiayaan Bagi Anggota
Kehadiran Kospin Jasa Syariah di wilayah Pekalongan dirasakan sangat bermanfaat bagi warga setempat. Alasannya yaitu dapat membuka akses
permodalan diluar dari akumulasi keuntungan usaha sendiri, membantu menjaga keberlangsungan usaha khususnya dirasakan oleh para pedagang dan wirausaha
setempat. Selain itu juga berperan menutup akses masyarakat yang terjerat kepada para rentenir dalam peminjaman modal usaha. Dampak ekonomi yang cukup
banyak dirasakan oleh anggota responden yaitu perbaikan kondisi usaha. Pembiayaan yang didapat para anggota dari Kospin Jasa Syariah
sebagian besar digunakan untuk modal usaha, sehingga manfaatnya secara langsung yang dirasakan adalah perbaikan kondisi usaha. Perbaikan usaha yang
dirasakan oleh anggota berbeda-beda tergantung jenis usahanya, seperti penigkatan modal sehingga omset penjualan dapat meningkat bagi anggota yang
berusaha di sektor non jasa bidang perdagangan, pengrajin, pertanian, kehutanan dan menjaga keberlangsungan usaha bagi para anggota yang bergerak di bidang
usaha jasa. Tabel 5.4. Efektivitas Dampak Pembiayaan yang Diberikan oleh Kospin Jasa
Syariah. No
Aspek n
i
Total responden
A r
1
=3 B
r
2
=2 C
r
3
=1 Total
Skor ∑n
i
= ∑r
j
xp
i,j
1 Kondisi
Usaha 100 orang
93 7
293 2
Tingkat Pendapatan
100 orang 76
24 276
3 Kesejahteraan
Keluarga 100 orang
87 13
287 4
Asset yang
dimilki 100 orang
27 73
227 Total Skor
1083
Keterangan : A,B,C merupakan kriteria bobot penilaian yang diberikan responden
∑n
i
=∑r
j
x p
i,j
, dimana : n
i
merupakan aspek kriteria penilaian r
j
merupakan bobot nilai masing-masing kriteria p
i,j
merupakan jumlah responden yang memilih kriteria tertentu
Jenjang skor yang digunakan yaitu tiga krieria A,B,dan C dalam penilaian keempat aspek yang ditanyakan. Kriteria A untuk responden yang
menjawab meningkat dengan skor tiga, kriteria B untuk yang menjawab tetap
dengan skor dua, dan kriteria C untuk responden yang menjawab menurun dengan skor satu.
Berdasarkan respon anggota dalam menanggapi dampak pembiayaan yang diberikan Kospin Jasa Syariah pada tabel 5.4, terlihat sebagian besar anggota
responden mengatakan bahwa pembiayaan yang diberikan oleh Kospin Jasa Syariah bermanfaat bagi peningkatan usaha mereka, yaitu sebesar 93 anggota.
Terdapat sebesar 7 anggota mengatakan bahwa tidak ada perubahan bagi usahanya. Perbaikan kondisi usaha yang dirasakan oleh para anggota yang
menjadi responden mempengaruhi kepada pendapatan yang mereka dapatkan. Sedangkan 76 anggota mengatakan bahwa tingkat pendapatan mereka meningkat
seiring dengan perbaikan usaha yang dirasakan setelah mendapatkan pembiayaan dari Kospin Jasa Syariah, sisanya sebanyak 24 anggota mengatakan tidak ada
perubahan pendapatan baik sebelum ataupun sesudah mendapat pembiayaan. Dikarenakan pembiayaan yang mereka ajukan digunakan untuk konsumsi bukan
untuk perbaikan usahanya Peningkatan pendapatan yang diperoleh anggota tersebut sebagian besar
digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari seperti untuk kebutuhan konsumsi dan kebutuhan sekolah anaknya. Sedangkan penggunaan tambahan
pendapatan adalah untuk memperbesar volume usaha. Ini terlihat dari pendapat anggota mengenai kesejahteraanya yang meningkat setelah mendapatkan
pembiayaan. Sedangkan bagi anggota yang tidak mengalami kenaikan pendapatan, dikarenakan pengajuan pembiayaan digunakan untuk konsumsi
seperti pembelian rumah, motor, ataupun mobil. Kesejahteraan tersebut sebagian besar berupa kemampuan pemenuhan kebutuhan konsumsi yang meningkat dan
kemampuan untuk menyekolahkan anaknya. Sebesar 87 anggota responden mengatakan kesejahteraannya meningkat dan 13 anggota mengatakan tidak ada
yang berubah dari kesejahteraan mereka. Peningkatan kesejahteraan para anggota dalam bentuk perbaikanrenovasi rumah, peningkatan saranaperalatan rumah
tangga, dan penigkatan volume usaha.
Jarang sekali anggota yang menggunakan kelebihan pendapatannya untuk menambah asset mereka dengan artian bahwa kelebihan pendapatan digunakan
sepenuhnya untuk modal usaha dan memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari konsumsi. Asset ini tidak terbatas pada barang-barang elektronik semata, tetapi
juga mencakup pada peralatan usaha. Hal ini dikarenakan peningkatan pendapatan yang diperoleh tidak terlalu besar sehingga habis untuk memenuhi kebutuhannya
sehari-hari. Anggota responden yang mengatakan adanya peningkatan aset hanya sebesar 27 anggota dan sebagian besar mengatakan tetap yaitu sebesar 73 anggota.
Berdasarkan skor yang didapat yaitu sebesar 1083, maka manfaat pembiayaan yang diberikan oleh Kospin Jasa Syariah Pekalongan sudah efektif. Secara
keseluruhan dapat diperoleh rata-rata skor data dari data yang telah diolah dan ditampilkan pada Tabel 5.1 sampai dengan Tabel 5.4 sebagai berikut:
Tabel 5.5. Rekapitulasi Tanggapan Responden Terhadap Pembiayaan Yang Diberikan Oleh Kospin Jasa Syariah
No Tanggapan Anggota Kospin Jasa Syariah
Total Skor 1.
Tahap Pengajuan Pembiayaaan 1139
2. Tahap Pencairan Pembiayaan
1075 3.
Tahap Pengembalian Pembiayaan 947
4. Dampak Pembiayaan Terhadap Anggota
1083 Rata-Rata Skor
1061
Dari keseluruhan skor dalam tahap-tahap pembiayan sampai dampak terhadap anggota diperoleh rata-rata skor dengan nilai 1061. Ini menunjukkan
bahwa tahapan prosedur pembiayaan sampai dengan tahap pengembalian pembiayaan yang dirasakan oleh anggota sudah memenuhi kriteria efektif dalam
penilaian. Ini berarti bahwa keseluruhan prosedur sudah berjalan dengan baik. Akan tetapi pada bagian pengembalian pembiayaan, pihak koperasi masih belum
cukup optimal dalam memberikan bantuan teknik dan pengawasan rutin terhadap anggotanya yang mendapatkan modal pembiayaan untuk menjalankan usaha dan
masih terdapat beberapa anggota yang memanfaatkan untuk konsumsi. Beberapa responden mengatakan bahwa koperasi hanya aktif bertugas ke lapang, hanya
untuk pembiayaan yang bermasalah, selebihnya responden mengantarkan sendiri angsuran pembiayaan ke lokasi koperasi. Ini dikarenakan kekurangan sumber
daya manusia pada pihak koperasi itu sendiri yang bertugas untuk memberikan pengawasan dan bantuan teknik secara langsung.
5.2. Analisis Faktor-Faktor yang Memengaruhi Permintaan Pembiayaan