Analisis Efektivitas Tahap Pengajuan Pembiayaan

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1. Analisis Efektivitas Pembiayaan

Berasarkan penelitian Aryati, 2006, menjelaskan bahwa efektivitas suatu pembiayaan dilihat dari prosedur pembiayaan yang terdiri dari tahap pengajuan, tahap pencairan, hingga tahap pengembalian pembiayaan, dan juga dari dampak pembiayaan yang diberikan.

5.1.1. Analisis Efektivitas Tahap Pengajuan Pembiayaan

Pada tahap pengajuan pembiayaan ada beberapa prosedur yang telah ditetapkan oleh pihak koperasi untuk meminimalkan pembiayaan yang bermasalah. Seluruh anggota yang hendak mengajukan pembiayaan dari pihak koperasi, terlebih dahulu harus memenuhi segala prosedur yang diberlakukan koperasi. Dari beberapa anggota yang menjadi responden penelitian ini mengatakan bahwa prosedur pembiayaan yang dilakukan oleh Kospin Jasa Syariah sangat sederhana dan mudah untuk dipenuhi oleh para anggotanya. Dalam tahap pengajuan pembiayaan pihak Kospin Jasa Syariah senantiasa memberikan penjelasan mengenai akad perjanjian sebelum anggota mendapatkan pembiayaan. Dalam pembiayaan UMK, sebagian besar akad yang digunakan adalah akad murabahah. Akad murabahah jual beli dipilih karena karakternya yang profitable yang didasarkan dengan marginkeuntungan yang disepakati oleh kedua belah pihak, mudah dalam penerapan, serta faktor resiko yang ringan untuk diperhitungkan. Sebagian besar anggota yang menjadi responden 60 persen mengatakan bahwa mereka cukup paham tentang prinsip bagi hasil dalam akad murabahah dan sisa responden sebesar 40 orang kurang paham mengenai prinsip bagi hasil dalam akad murabahah dan juga diantara mereka ada yang menganggapnya sebagai bunga, sehingga sering dibandingkan dengan bunga rentenir yang rata-rata tiap bulannya 10 hingga 15 persen. Tabel 5.1. Efektivitas Prosedur Pengajuan Pembiayaan di Kospin Jasa Syariah Pekalongan No Aspek n i Total responden A r 1 =3 B r 2 =2 C r 3 =1 Total Skor ∑n i = ∑r j x p i,j 1 Persyaratan awal pembiayaan 100 orang 93 orang 7 orang 293 2 Kemudahan proses prosedur awal pembiayaan 100 orang 74 orang 26 orang 274 3 Nilai jaminan dengan besarnya pembiayaan 100 orang 93 orang 4 orang 3 orang 290 4 Pelayanan petugas Kospin 100 orang 82 orang 18 orang 282 Total Skor 1139 Keterangan : A,B,C merupakan kriteria bobot penilaian yang diberikan responden ∑n i =∑r j x p i,j , dimana : n i merupakan aspek kriteria penilaian r j merupakan bobot nilai masing-masing kriteria p i,j merupakan jumlah responden yang memilih kriteria tertentu Jenjang bobot penilaian skor yang digunakan yaitu ada tiga kriteria A, B, dan C ini mempertimbangkan karakteristik dari populasi anggota, agar dapat membedakan pendapatnya dengan lebih tajam terhadap keempat aspek yang ditanyakan. Kriteria A untuk responden yang menjawab ringan mudah dipenuhi oleh nasabah, cepat tidak berbelit-belit dan prosesnya cepat, kecil jaminan lebih kecil daripada pinjaman, dan ramah. Kriteria B untuk yang menjawab sedang ada item yang tidak bisa dipenuhi, sedang tidak berbelit-belit tapi prosesnya lambat, sedang jaminan sebanding dengan nilai pinjaman dan biasa saja. Sedangkan kriteria C untuk responden yang menjawab berat sulit dipenuhi oleh nasabah, lama berbelit-belit prosesnya panjang dan lambat, besar jaminan lebih besar nilainya dari pinjaman, dan tidak ramah. Berdasarkan hasil yang disajikan Tabel 5.1, dapat diketahui bahwa 74 orang menyatakan proses prosedur awal pembiayaan tergolong cepat. Persyaratan yang harus dipenuhi oleh anggota dalam mengajukan pembiayaan adalah fotokopi KTP, fotokopi KK, surat keterangan domisili dari kelurahan jika tidak mempunyai KTP, surat pernyataan bersedia dijadikan agunan apabila sertifikat bukan atas nama sendiri, surat pernyataan potong gaji bagi PNS atau pegawai swasta yang memiliki gaji tetap jika ada. Untuk meminimalkan resiko bermasalahnya pengembalian pembiayaan oleh anggota, pihak koperasi mensyaratkan adanya jaminan pembiayaan. Biasanya jaminan tersebut adalah surat-surat berharga seperti BPKB kendaraan bermotor, surat tanah dan sebagainya. Ada 4 orang dari 100 orang anggota yang menjadi responden mengatakan bahwa jaminan tersebut sebanding dengan jumlah pembiayaan yang diperoleh, terdapat 3 orang yang mengatakan jaminan tersebut lebih ringan dari jumlah pembiayaan yang diambil dan 93 orang mengatakan bahwa nilai jaminan dengan besarnya pembiayaan menurut sebagian besar responden tergolong besar. Kospin Jasa Syariah memang mensyaratkan adanya jaminan bagi anggota yang mengajukan pembiayaan dalam skala tinggi. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari adanya moral hazard karena Kospin Jasa Syariah tergolong koperasi yang sudah mempunyai nama dalam skala nasional sehingga manajemennya sangat teratur dengan peningkatan asset dan pembiayaan setiap tahun. Secara keseluruhan berdasarkan total skor yang didapat yaitu sebesar 1139, maka Kospin Jasa Syariah Pekalongan dapat dikatakan sangat efektif dalam hal prosedur pengajuan pembiayaan, serta prosedur pengajuan pembiayaan dapat diterima oleh anggota. Hal ini memudahkan anggota dalam mengajukan pembiayaan dan menyebabkan ketertarikan kepada anggota baru untuk melakukan pembiayaan di koperasi.

5.1.2. Analisis Efektivitas Tahap Pencairan Pembiayaan

Dokumen yang terkait

ANALISIS DETERMINAN FAKTOR PEMBEDA KELAYAKAN PEMBIAYAAN USAHA KECIL DAN MIKRO

0 14 17

Pengaruh Pembiayaan Lembaga Keuangan Mikro Syariah Terhadap Perkembangan Usaha Mikro Dan Kecil (Studi Kasus Koperasi Jasa Keuangan Syariah BMT Al-Fath IKMI, Ciputat, Kota Tangerang Selatan)

1 10 124

Strategi lembaga keuangan mikro syariah dalam mengembangkan dan meningkatkan pembiayaan usaha kecil dan menengah al-Munawwarah Pamulang

4 43 105

Peran lembaga keuangan mikro Syariah dalam melakukan pembiayaan di sektor Agribisnis (studi BMT Miftahussalam Ciamis Koppontren Al-ittfaq Bandung)

0 25 107

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT USAHA MIKRO KECIL MENENGAH (UMKM) MENJADI NASABAH PEMBIAYAAN DI LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH (LKS) DAN LEMBAGA KEUANGAN KONVENSIONAL (LKK)

0 11 120

KAJIAN PEMBIAYAAN SYARIAH PADA LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH MIKRO DI KABUPATEN KARANGANYAR

0 22 63

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT USAHA MIKRO KECIL MENENGAH (UMKM) MENJADI NASABAH PEMBIAYAAN DI LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH (LKS) DAN LEMBAGA KEUANGAN KONVENSIONAL (LKK)

0 17 117

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KREDIT MACET PADA LEMBAGA KEUANGAN MIKRO SYARIAH BMT Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kredit Macet Pada Lembaga Keuangan Mikro Syariah BMT Surya Madani Boyolali Tahun 2013-2014.

0 1 16

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMBIAYAAN MACET PADA LEMBAGA KEUANGAN ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMBIAYAAN MACET PADA LEMBAGA KEUANGAN MIKRO SYARIAH BMT AMANAH MANDIRI DI WONOGIRI.

0 0 14

PENDAHULUAN ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMBIAYAAN MACET PADA LEMBAGA KEUANGAN MIKRO SYARIAH BMT AMANAH MANDIRI DI WONOGIRI.

0 0 8