Salah satu sektor usaha yang dapat bertahan dalam kondisi krisis. Berdasarkan data Kementrian Koperasi dan UMKM, kontribusi UMKM terhadap
PDB besar dan meningkat, rata-rata 56,53 persen per tahun 2009. Kontribusi terbesar di sektor pertanian, perternakan, kehutanan, dan perikanan. Kontribusi
kedua terbesar di sektor perdagangan, hotel dan restoran, serta bangunan atau sektor yang banyak bergerak di wilayah perkotaan.
Kebanyakan usaha mikro dan kecil ini terkonsentrasi pada sektor perdagangan, pangan, olahan pangan, tekstil
dan garmen, kayu dan produk kayu, serta produksi mineral non-logam. Mereka bergerak dalam kondisi yang amat kompetitif dan ketidakpastian; juga amat
dipengaruhi oleh situasi ekonomi makro. Lingkungan usaha yang buruk lebih banyak merugikan UMKM daripada usaha besar.
Karakteristik Usaha Koperasi Syariah
Menurut Mustika 2009, usaha-usaha yang termasuk dalam kategori koperasi syariah adalah sebagai berikut :
1.
Usaha koperasi syariah meliputi semua kegiatan usaha yang halal, baik dan bermanfaat thayyib serta menguntungkan dengan sistem bagi hasil
dan tanpa riba, judi atau pun ketidakjelasan ghoro.
2.
Untuk menjalankan fungsi perannya, koperasi syariah menjalankan usaha sebagaimana tersebut dalam sertifikasi usaha koperasi.
3.
Usaha-usaha yang diselenggarakan koperasi syariah harus sesuai dengan fatwa dan ketentuan Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia.
4.
Usaha-usaha yang diselenggarakan koperasi syariah harus tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
2.1.5. Faktor-Faktor yang Memengaruhi Permintaan Pembiayaan Produk
Mempelajari faktor-faktor yang memengaruhi keputusan pengambilan pembiayaan oleh anggotacalon anggota pada dasarnya sama halnya dengan
mempelajari faktor-faktor yang memengaruhi permintaan terhadap pembiayaan. Secara teori, perubahan permintaan terhadap pembiayaan dapat disebabkan karena
pergeseran kurva permintaan seperti dapat dilihat pada Gambar 2.4. pergeseran
kurva permintaan Do ke araِ kiri atau kanan D1 atau D1’ yanُ disebabkan oleh berbagai faktor penggeser atau demand shifter.
Margin Keuntungan S
i1 i0
i1
D1 Do
D1’ X1
Xo X1’
∑ Pembiayaan Sumber : Rachmina dalam Aryati 1994
Gambar 2.4. Pergeseran Kurva Demand Faktor-faktor yang diduga sebagai demand shifter dalam penelitian ini
adalah biaya administrasi, lama menjadi anggota, jangka waktu angsuran, besarnya pendapatan per hari sebelum pembiayaan, tingkat pendidikan, alokasi
pembiayaan, dan jenis usaha. Margin keuntungan penentuannya diberikan pada waktu akad murabahah musyarakah dengan berpedoman pada kemungkinan
untung rugi.
2.1.6. Efektivitas Pembiayaan
Efisiensi adalah kemampuan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan dengan benar atau dalam pandangan matematika didefinisikan sebagai perhitungan rasio
output keluaran dan atau input masuk atau jumlah keluaran yang dihasilkan dari satu input yang digunakan. Suatu perusahaan dikatakan efisien apabila:
1. Menggunakan jumlah input yang lebih sedikit bila dibandingkan dengan jumlah unit input yang digunakan oleh perusahaan lain dengan
menghasilkan output yang sama.
2. Menggunakan jumlah unit input yang sama dapat menghasilkan jumlah output yang lebih besar Syafroedin dalam Hidayat, 2000. Ditinjau dari
Teori Ekonomi, ada dua pengertian efisiensi yaitu efisiensi teknik dan efisiensi ekonomi Ghafur dalam Oktavi, 2007. Efisiensi ekonomi
mempunyai sudut pandang makro yang mempunyai jangkauan lebih luas dibandingkan dengan efisiensi teknik yang bersudut pandang mikro.
Pengukuran efisiensi teknik cenderung terbatas pada hubungan teknis dan operasional proses konversi input menjadi output. Akibatnya usaha untuk
meningkatkan efisiensi teknis hanya memerlukan kebijakan mikro yang bersifat internal, yaitu dengan pengendalian dan alokasi sumber daya yang
optimal.
Hidayat 2004 menyatakan bahwa efektif atau tidaknya suatu penyaluran pembiayaan pada Koperasi SyariahBMT dapat dinilai berdasarkan beberapa
parameter antara lain: persyaratan peminjaman, prosedur peminjaman, realisasi kredit, besar kecilnya biaya administrasi, pelayanan petugas bank, lokasi bank,
jaminanagunan, pengetahuan dan partisipasi anggota. Aryati 2006, menjelaskan bahwa dalam penelitiaanya, Efektivitas
pembiayaan dilihat dari: 1. Prosedur pembiayaanya, yaitu :
a. Mekanisme pengajuan pembiayaan b.
Mekanisme penyaluran pembiayaan’ c. Mekanisme pengembaliaan pembiayaan.
2. Dampak pembiayaan terhadap kondisi usaha anggota, yaitu : a. Peningkatan Pendapatan
b. Peningkatan Keuntungan. Pembiayaan yang diberikan kepada anggota untuk modal atau tambahan
modal usaha dikatakan efektif apabila prosedur pembiayaan tergolong mudah,
pembiayaan yang diberikan dapat menigkatkan pendapatan dan keuntungan usaha anggota.
Tolok ukur efektivitas pembiayaan dinilai dari beberapa aspek sebagai berikut Kospin Jasa, 2011 :
1. Untuk Kospin Jasa Syariah efektivitas dinilai dari pembiayaan itu lancar dan tidak pernah ada tunggakan.
2. Untuk anggotacalon anggota efektivitas dinilai dari pembiayaan yang diberikan dari Kospin Jasa Syariah dapat meningkatkan harkat dan
kesejahteraan anggota calon anggota serta usaha semakin berkembang.
2.2. Penelitian Terdahulu
Hidayat 2004 dalam penelitiannya yang berjudul “Efektivitas
Pembiayaan Pola Bagi Hasil Pada Batul Maal Wat Tamwil BMT Hubbul Wathon, Kecamatan Cilamaya, Kabupaten Karawang, Jawa Barat
”, menjelaskan bahwa faktor-faktor yang memengaruhi pengambilan pembiayaan oleh anggota
KBMT adalah nisbah bagi hasil, pendapatan keluarga, pengalaman usaha, frekuensi pinjaman, besarnya tunggakan, jangka waktu angsuran, jumlah
tanggungan keluarga dan tingkat pendidikan. Namun, diantara faktor-faktor tersebut, faktor besarnya tunggakan dan jangka waktu angsuran berpengaruh
secara nyata. Akan tetapi, dampak dari pembiayaan yang diberikan oleh BMT tidak sesuai dengan apa yang diharapkan sehingga efektivitas pembiayaan yang
telah dilakukan oleh BMT dirasa belum sepenuhnya tercapai dibuktikan dengan frekuensi pinjaman yang rendah serta tunggakan yang semakin meningkat.
Aryati 2006 dalam penelitiannya yang berjudul “Analisis Permintaan
Dan Efektivitas Pembiayaan Usaha Kecil Pada Lembaga Keuangan Mikro Studi Kasus KBMT Khidmatul Ummah, Kecamatan Cibungbulang, Bogor
”, menyatakan bahwa pembiayaan yang dipengaruhi secara nyata oleh skala usaha,
lama menjadi anggota, dan jenis usaha. Sedangkan biaya peminjaman tidak berpengaruh nyata terhadap permintaan pembiayaan. Variabel pembiayaan
dipengaruhi secara nyata oleh skala usaha. Pembiayaan yang diberikan