3. Produk Jasa
Rahn Merupakan akad mengadaikan barang dari satu pihak ke pihak lain, dengan
uang sebagai gantinya. Akad ini dapat berubah menjadi produk jika digunakan untuk pelayanan kebutuhan konsumtif dan jasa seperti pendidikan, kesehatan, dll.
Wakalah Merupakan akad perwakilan antara dua pihak. Umumnya digunakan untuk
penerbitan LC Letter of Credit, akan tetapi juga dapat digunakan untuk mentransfer dana anggota ke pihak lain.
Kafalah Merupakan akad untuk penjaminan. Akad ini digunakan untuk penerbitan
garansi ataupun sebagai jaminan pembayaran lebih dulu. Hawalah
Merupakan akad pemindahan utang-piutang. Kebanyakan ulama menyatakan bahwa koperasi tidak boleh mengambil keuntungan dari produk ini.
2.1.4. Karakteristik Usaha Mikro dan Kecil di Indonesia
Pengertian dan batasan ruang lingkup usaha mikro dan kecil memiliki definisi yang berbeda
menurut beberapa undang-undang dan institusi, antara lain : a. Menurut UU No. 9 Tahun 1995 pasal 1 ayat 1
Menjelaskan tentang, usaha mikro dan kecil adalah kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil dan memenuhi kriteria kekayaan bersih atau hasil
penjualan tahunan serta kepemilikan yang diatur dalam UU ini. Kriteria yang ditetapkan dalam UU no. 9 Tahun 1995 tentang usaha mikro dan kecil adalah :
1. Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 200.000.000,00, tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha atau,
2. Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp 1 Milyar. 3. Milik Warga Negara Indonesia.
4. Berdiri sendiri, bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau berafiliasi baik langsung atau
tidak langsung dengan Usaha Menengah atau Usaha Besar. 5. Bentuk usaha adalah orang perorangan, tidak boleh berbadan hukum atau
badan usaha yang berbadan hukum, termasuk koperasi. b. Menurut UU No. 20 Tahun 2008
Usaha mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan atau badan usaha perorangan yang memiliki aset maksimal 50 juta rupiah dan omset
maksimal 300 juta rupiah per tahun. Sedangkan usaha kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan
usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak
langsung dari usaha menengah atau usaha besar yang mempunyai aset lebih dari 50 juta rupiah sampai 500 juta rupiah dan omset lebih dari 300 juta rupiah sampai
2.5 miliar rupiah per tahun.
c. Badan Pusat Statistik BPS Usaha mikro adalah usaha yang mempekerjakan lima orang termasuk
pekerja keluarga yang tidak dibayar. Sedangkan usaha kecil adalah usaha yang mempekerjakan lima sampai sepuluh orang.
d. Bank Indonesia BI Usaha mikro adalah usaha yang dilakukan orang miskin atau hampir
miskin yang merupakan milik keluarga dengan sumber daya lokal dan menggunakan teknologi sederhana. Dalam usaha mikro, masyarakat dapat dengan
bebas masuk dan keluar dari usaha ini. Usaha mikro mendapatkan kredit mikro hingga 50 juta rupiah. Sedangkan usaha kecil adalah usaha yang memiliki aset
hingga 200 juta rupiah di luar tanah dan bangunan dengan omset 1 miliar rupiah dan menerima kredit mulai 50 juta rupiah hingga 500 juta rupiah.
Ciri-ciri usaha mikro dan kecil, diantaranya Suharto dalam Oktavi 2009 :
1.
Jenis barangkomoditi yang diusahakan umumnya sudah tetap tidak gampang berubah;
2.
Lokasi tempat usaha umumnya sudah menetap tidak berpindah-pindah;
3.
Pada umumnya sudah melakukan administrasi keuangan walau masih sederhana, keuangan perusahaan sudah mulai dipisahkan dengan keuangan
keluarga, sudah membuat neraca usaha;
4.
Sudah memiliki izin usaha dan persyaratan legalitas lainnya termasuk NPWP;
5.
Sumberdaya manusia
pengusaha memiliki
pengalaman dalam
berwiraswasta;
6.
Sebagian sudah akses ke perbankan dalam hal keperluan modal;
7.
Sebagian besar belum dapat membuat manajemen usaha dengan baik seperti business planning.
Berdasarkan Tabel 2.3 menunjukkan besaran Produk Domestik Bruto yang diciptakan UMKM dalam tahun 2009 mencapai nilai Rp 2.993,1 triliun 56,53
persen dari PDB. Jumlah unit usaha UMKM pada tahun 2006 mencapai 52,7 juta, sedangkan jumlah tenaga kerja yang bekerja di sektor ini tercatat 96,2 juta
pekerja.
Tabel 2.3. Perkembangan Data Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah UMKM dan Usaha Besar
NO INDIKATOR
SATUAN TAHUN 2008
TAHUN 2009 PERKEMBANGAN
Jumlah Pangsa
Jumlah Pangsa
Jumlah Pangsa
1 Unit Usaha
unit 51.414.262
52.769.280 1.355.018
2.64 Usaha Mikro
unit 50.847.771
98.9 52.176.795
98.88 1.329.024
2.61 Usaha Kecil
unit 532.124
1.02 546.675
1.04 24.551
4.7 Usaha Menengah
unit 39.717
0.08 41.133
0.08 1.416
3.57 UMKM
unit 51.409.612
99.99 52.764.603
99.99 1.354.991
2.64 Usaha Besar
unit 4650
0.01 4.677
0.01 27
0.58 2
Tenaga Kerja orang
96.780.483 98.886.003
2.105.520 2.18
Usaha Mikro orang
87.810.366 90.73
90.012.694 91.03
2.202.328 2.51
Usaha Kecil orang
3.519.843 3.64
3.521.073 3.56
1.23 0.03
Usaha Menengah orang
2.694.069 2.78
2.667.565 2.71
16.504 0.61
UMKM orang
92.024.278 97.15
96.211.322 97.30
2.187.054 2.33
Usaha Besar orang
2.756.205 2.85
2.674.671 2.7
81.934 2.96
3 PDB Atas Dasar
Harga Berlaku Rp.Milyar
4.693.809,0 5.294.860,9
601.051,9 12.81
Usaha Mikro Rp.Milyar
1.510.055,8 32.17
1.751.644,6 33.08
241.558,8 16
Usaha Kecil Rp.Milyar
472.830,3 10.07
528.244,2 9.98
55.413,9 11.72
Usaha Menengah Rp.Milyar
630.339,9 13.43
713.262,9 13.47
82.923,0 13.16
UMKM Rp.Milyar
2.613.226,1 55.67
2.993.151,7 56.53
379.925,17 Usaha Besar
Rp.Milyar 2.080.582,9
44.33 2.301.709,2
43.47 221.126,2
10.63 4
PDB Atas Dasar Harga Konstan
2000 Rp.Milyar
1.997.938,0 2.088.297,3
90.354,3 4.52
Usaha Mikro Rp.Milyar
635.703,8 32.82
682.462,4 32.68
26.758,6 4.08
Usaha Kecil Rp.Milyar
217.130,2 10.87
225.478,3 10.8
8.348,1 3.84
Usaha Menengah Rp.Milyar
292.919,1 14.66
306.784,6 14.69
13.865,5 4.73
UMKM Rp.Milyar
1.165.753,2 58.35
1.214.725,3 58.14
48.972,1 4.26
Usaha Besar Rp.Milyar
832.184,8 41.65
873.567 41.83
41.382,2 4.97
5 Total Ekspor Non
Migas Rp.Milyar
983.54 953.089,9
30.450,5 3.10
Usaha Mikro Rp.Milyar
16.464,8 1.67
14.375,3 1.51
2.089,5 12.69
Usaha Kecil Rp.Milyar
40.062,5 4.07
36.839,7 3.87
3.222,8 8.04
Usaha Menengah Rp.Milyar
121.481,0 12.35
111.089,6 11.65
10.441,4 8.60
UMKM Rp.Milyar
178.008,3 18.10
162.254,5 17.02
15.753,8 8,86
Usaha Besar Rp.Milyar
805.532,1 81.9
790.835,3 82.98
14.696,8 1.82
Sumber: Kementrian Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah UMKM , 2009.
Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah mempunyai peranan penting dalam perekonomian Indonesia dan sekaligus menghadapi banyak permasalahan.
Peranan penting UMKM khususnya sektor usaha mikro dan kecil di wilayah desa, kota dan nasional adalah sebagai penciptaan lapangan pekerjaan, penyediaan
barang dan jasa dengan harga murah, mengatasi masalah kemiskinan, dan salah satu komponen utama pengembangan ekonomi lokal merupakan salah satu
kekuatan pendorong terdepan dan pembangunan ekonomi. Gerak sektor usaha mikro, kecil, dan menengah sangat vital untuk menciptakan pertumbuhan dan
lapangan pekerjaan. Sektor usaha ini cukup fleksibel dan dapat dengan mudah beradaptasi dengan pasang surut dan arah permintaan pasar.
Salah satu sektor usaha yang dapat bertahan dalam kondisi krisis. Berdasarkan data Kementrian Koperasi dan UMKM, kontribusi UMKM terhadap
PDB besar dan meningkat, rata-rata 56,53 persen per tahun 2009. Kontribusi terbesar di sektor pertanian, perternakan, kehutanan, dan perikanan. Kontribusi
kedua terbesar di sektor perdagangan, hotel dan restoran, serta bangunan atau sektor yang banyak bergerak di wilayah perkotaan.
Kebanyakan usaha mikro dan kecil ini terkonsentrasi pada sektor perdagangan, pangan, olahan pangan, tekstil
dan garmen, kayu dan produk kayu, serta produksi mineral non-logam. Mereka bergerak dalam kondisi yang amat kompetitif dan ketidakpastian; juga amat
dipengaruhi oleh situasi ekonomi makro. Lingkungan usaha yang buruk lebih banyak merugikan UMKM daripada usaha besar.
Karakteristik Usaha Koperasi Syariah
Menurut Mustika 2009, usaha-usaha yang termasuk dalam kategori koperasi syariah adalah sebagai berikut :
1.
Usaha koperasi syariah meliputi semua kegiatan usaha yang halal, baik dan bermanfaat thayyib serta menguntungkan dengan sistem bagi hasil
dan tanpa riba, judi atau pun ketidakjelasan ghoro.
2.
Untuk menjalankan fungsi perannya, koperasi syariah menjalankan usaha sebagaimana tersebut dalam sertifikasi usaha koperasi.
3.
Usaha-usaha yang diselenggarakan koperasi syariah harus sesuai dengan fatwa dan ketentuan Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia.
4.
Usaha-usaha yang diselenggarakan koperasi syariah harus tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
2.1.5. Faktor-Faktor yang Memengaruhi Permintaan Pembiayaan Produk