Pembiayaan yang diberikan oleh Kospin Jasa Syariah dapat mencapai milyaran rupiah. Hal ini disebabkan perkembangan Kospin Jasa Syariah yang
sangat pesat dengan melakukan ekspansi ke berbagai daerah dengan mendirikan cabang-cabang baru dari Kospin Jasa Syariah. Apabila melihat dari besarnya
pembiayaan yang diberikan, sebagian besar anggota 85 orang merasa puas atas jumlah pembiayaan yang diberikan karena besarnya pembiayaan sedang sesuai
dengan apa yang diajukan oleh anggota. Kospin Jasa Syariah dalam memberikan pembiayaan kepada anggotanya dilakukan secara bertahap. Anggota yang
mempunyai pengalaman usaha baik dan keuntungan usahanya meningkat akan diutamakan oleh Koperasi untuk diberikan pembiayaan. Semakin sering anggota
melakukan pembiayaan dengan catatan anggota tersebut baik selama meminjam, maka jumlah modal yang diberikan akan semakin besar, demikian juga
sebaliknya. Berdasarkan hasil yang diperoleh terlihat salah satu komponen yang
memiliki skor terendah atau tidak efektif yaitu sebesar 209. Namun, karena total skor yang didapat bersifat kumulatif dari empat aspek yang dinilai, maka secara
keseluruhan Kospin Jasa Syariah Pekalongan dapat dikatakan efektif dalam hal prosedur pencairan pembiayaan berdasarkan total skor yang didapat yaitu sebesar
1075. Kemampuan Kospin Jasa Syariah dalam memenuhi permohonan pembiayaan yang diajukan tergolong mampu. Hal ini dapat dibuktikan dengan
tingkat pembiayaan sektor UMK pada tahun 2009 yang mencapai 1,026 miliar rupiah.
5.1.3. Analisis Efektivitas Tahap Pengembalian Pembiayaan
Jangka waktu pembayaran angsuran dan pelunasan pembiayaan oleh anggota ditentukan berdasarkan kesepakatan bersama antara pihak koperasi dan
anggota. Jangka waktu angsuran adalah selang waktu anggota harus mengangsur dan melunasi pinjamannya. Dalam Kospin Jasa Syariah sendiri terdapat dua
macam cara mengangsur pembiayaan, yaitu pertama secara angsuran dan kedua secara jatuh tempo. Cara yang pertama yaitu secara angsuran akan
menguntungkan Kospin Jasa Syariah karena setiap bulanhari anggota harus mengangsur angsuran pokok sekaligus bagi hasilnya. Sedangkan cara yang kedua
yaitu jatuh tempo, anggota hanya memberikan bagi hasilnya saja, kemudian pada saat jatuh tempo baru memberikan pokoknya.
Penetapan jangka waktu mengangsur ini diserahkan sepenuhnya kepada anggota sesuai dengan kemampuannya dalam membayar. Anggota yang
kemampuannya relatif tinggi akan lebih memilih membayar pelunasan pembiayaan secara jatuh tempo dibandingkan anggota yang mempunyai
kemampuan relatif rendah. Jangka waktu mengangsur secara jatuh tempo biasanya tiga sampai lima bulan. Lama angsuran ini telah disepakati bersama
dengan pihak Kospin Jasa Syariah. Setiap lembaga keuangan baik lembaga keuangan bank maupun bukan bank pasti berusaha untuk menghindari adanya
kemacetan dalam pembiayaannya. Oleh karena itu, efektivitas pengembalian pembiayaan menjadi tujuan utama bagi sebuah lembaga keuangan manapun.
Beberapa aspek yang memengaruhi efektivitas pengembalian pembiayaan dapat dilihat pada Tabel 5.3.
Tabel 5.3. Efektivitas Pelaksanaan Prosedur Pengembalian Pembiayaan Kospin Jasa Syariah Pekalongan
No Aspek
n
i
Total responden
A r
1
=3 B
r
2
=2 C
r
3
=1 Total
Skor ∑n
i
= ∑r
j
xp
i,j
1 Besar
angsuran 100 orang
76 orang 23 orang
274 2
Jangka waktu angsuran
100 orang 29 orang
50 orang 21 orang 208
3 Keaktifan
petugas di
lapang 100 orang
20 orang 80 orang
220
4 Nisbah
bagi hasil koperasi
100 orang 47 orang
52 orang 245
Total Skor 947
Keterangan : A,B,C merupakan kriteria bobot penilaian yang diberikan responden
∑n
i
=∑r
j
x p
i,j
, dimana : n
i
merupakan aspek kriteria penilaian r
j
merupakan bobot nilai masing-masing kriteria
p
i,j
merupakan jumlah responden yang memilih kriteria tertentu
Jenjang bobot penilaian skor yang digunakan yaitu ada tiga kriteria A, B, dan C ini mempertimbangkan karakteristik dari populasi anggota, agar dapat
membedakan pendapatnya dengan lebih tajam dalam menilai keempat aspek yang ditanyakan. Kriteria A untuk responden yang menjawab kecil angsuran tidak
memberatkan, lama 36-48 bulan, aktif selalu datang untuk mengambil angsuran, dan Ringan nasabah tidak merasa dirugikan. Kriteria B untuk
responden yang menjawab sedang angsuran masih terjangkau namun terkadang telat dibayar, sedang 24 bulan, kurang aktif terkadang tidak datang untuk
mengambil angsuran, dan sedang sama-sama untung. Sedangkan kriteria C untuk responden yang menjawab besar angsuran memberatkan, cepat 12-18
bulan, tidak aktif angsuran diantarkan sendiri oleh nasabah, pihak koperasi tidak pernah mengambil angsuran di lapang, dan berat nasabah merasa rugi.
Berdasarkan Tabel 5.3. diperoleh keterangan bahwa sebesar 76 orang dari jumlah responden mengatakan besarnya angsuran yang ditetapkan ringan,
sedangkan sisanya sebesar 24 orang mengatakan besarnya anggsuran sedang masih terjangkau tapi terkadang telat dibayar. Hal ini menunjukkan secara
umum besarnya angsuran pembiayaan tidak memberatkan, karena sebelumnya pihak koperasi sudah menganalisis kemampuan calon anggota dalam membayar
angsuran. Dari 100 orang responden sebanyak 29 orang mengatakan lama dalam
penetepan jangka waktu angsuran, 50 orang dari jumlah responden mengatakan sedang, terutama disebabkan anggota tidak ingin menanggung resiko yang
berlebihan dalam mengangsur pembiayaan. Hal ini berarti anggota memiliki keleluasaan dalam mengembalikan pembiayaan dan dapat memanfaatkan
pembiayaan dalam jangka waktu yang cukup lama. Di samping itu, anggota mempunyai cukup banyak waktu untuk meningkatkan capital dari usaha mikro
dan kecilnya. Dan sisanya sebanyak 21 orang mengatakan cepat. Kospin Jasa Syariah sangat memperhatikan kemampuan setiap anggota dalam membayar
angsurannya, karena itulah koperasi dapat memberikan penangguhan pembiayaan
bagi anggota jika alasannya sesuai dengan kondisi usahanya, bukan karena moral hazard anggota yang ingin mengulur-ulur waktu pelunasan pembiayaan.
Sebagian besar lokasi usaha responden berada tidak jauh dari lokasi berdirinya koperasi. Oleh karena itu, sebesar 80 responden mengantarkan
angsuran sendiri ke Kospin Jasa Syariah kurang aktif. Akan tetapi, sebagian besar responden yaitu sebesar 20 responden menyatakan bahwa petugas koperasi
yang aktif menagih angsurannya ke lokasi usaha. Untuk penarikan pembiayaan yang bermasalah pihak koperasi menerapkan metode jemput bola yang artinya
pihak koperasi yang selalu melakukan penarikan angsuran anggotanya langsung ke lokasi usahanya ataupun ke tempat tinggal dari anggota yang mendapatkan
pembiayaan. Hal ini mempunyai nilai plus sendiri bagi Kospin Jasa Syariah. Selain mengetahui kondisi responden yang sedang meminjam, hal ini dapat
meminimalisir terjadinya
penangguhan pembayaran
pembiayaan. Ini
menunjukkan bahwa Kopsin Jasa Syariah Pekalongan telah memiliki SDM yang menjalankan tugas dan fungsinya dengan baik.
Mengenai pembagian nisbah bagi hasil yang didapatkan koperasi, sebagian besar responden yaitu sebesar 52 orang menyatakan bahwa pembiayaan
di koperasi menyebabkan masing-masing pihak untung koperasi dan anggota dan sisanya sebesar 47 orang mengatakan ringan. Marginkeuntungan untuk
pembiayaan UMK yang ditetapkan oleh Kospin Jasa Syariah yaitu sebesar 15 , dengan menggunakan akad yang telah disepakati. Hal ini membuktikan bahwa
pelaksanaan pembiayaan di koperasi menurut persepsi anggota memberikan dampak yang cukup baik bagi kelangsungan usaha mikro dan kecil anggota.
Secara keseluruhan berdasarkan skor yang didapat yaitu 947 menunjukkan bahwa prosedur pengembalian pembiayaan pada Koperasi Jasa Syariah cukup efektif.
5.1.4. Analisis Efektivitas Dampak Pembiayaan Bagi Anggota