pembiayaan yang diberikan dapat menigkatkan pendapatan dan keuntungan usaha anggota.
Tolok  ukur  efektivitas  pembiayaan  dinilai  dari  beberapa  aspek  sebagai berikut  Kospin Jasa, 2011  :
1.  Untuk  Kospin  Jasa  Syariah  efektivitas  dinilai  dari  pembiayaan  itu  lancar dan tidak pernah ada tunggakan.
2.  Untuk  anggotacalon  anggota  efektivitas  dinilai  dari  pembiayaan  yang diberikan  dari  Kospin  Jasa  Syariah  dapat  meningkatkan  harkat  dan
kesejahteraan anggota  calon anggota serta usaha semakin berkembang.
2.2. Penelitian Terdahulu
Hidayat  2004  dalam  penelitiannya  yang  berjudul “Efektivitas
Pembiayaan  Pola  Bagi  Hasil  Pada  Batul  Maal  Wat  Tamwil  BMT  Hubbul Wathon, Kecamatan Cilamaya, Kabupaten Karawang, Jawa Barat
”, menjelaskan bahwa  faktor-faktor  yang  memengaruhi  pengambilan  pembiayaan  oleh  anggota
KBMT  adalah  nisbah  bagi  hasil,  pendapatan  keluarga,  pengalaman  usaha, frekuensi  pinjaman,  besarnya  tunggakan,  jangka  waktu  angsuran,  jumlah
tanggungan  keluarga  dan  tingkat  pendidikan.  Namun,  diantara  faktor-faktor tersebut,  faktor  besarnya  tunggakan  dan  jangka  waktu  angsuran  berpengaruh
secara  nyata.  Akan  tetapi,  dampak  dari  pembiayaan  yang  diberikan  oleh  BMT tidak  sesuai  dengan  apa  yang  diharapkan  sehingga  efektivitas  pembiayaan  yang
telah  dilakukan  oleh  BMT  dirasa  belum  sepenuhnya  tercapai  dibuktikan  dengan frekuensi pinjaman yang rendah serta tunggakan yang semakin meningkat.
Aryati  2006  dalam  penelitiannya  yang  berjudul “Analisis  Permintaan
Dan Efektivitas Pembiayaan Usaha Kecil Pada Lembaga Keuangan Mikro Studi Kasus  KBMT  Khidmatul  Ummah,  Kecamatan  Cibungbulang,  Bogor
”, menyatakan  bahwa pembiayaan  yang dipengaruhi  secara  nyata oleh skala usaha,
lama  menjadi  anggota,  dan  jenis  usaha.  Sedangkan  biaya  peminjaman  tidak berpengaruh  nyata  terhadap  permintaan  pembiayaan.  Variabel  pembiayaan
dipengaruhi  secara  nyata  oleh  skala  usaha.  Pembiayaan  yang  diberikan
dipengaruhi oleh pengalaman pembiayaan. Umumnya  anggota lama  memperoleh pembiayaan  yang  semakin  besar,  karena  pihak  KBMT  telah  mengenal
karakteristik  anggota.Sedangkan,  variabel  biaya  peminjaman  tidak  berpengaruh nyata  terhadap  permintaan  pembiayaan.  Hal  ini  mengindikasikan  bahwa  biaya
peminjaman  relatif  kecil  terhadap  pembiayaan  yang  diberikan  sehingga  tidak mempengaruhi  anggota  untuk  melakukan  peminjaman.  Kelemahan  dalam
penelitian  ini tidak  mengkaji alokasi dana pembiayaan oleh  anggota  yang sangat berpengaruh terhadap keberhasilanefektivitas pembiayaan.
Oktavi 2009 dalam penelitiannya yang berjudul “Analisis Faktor-Faktor
yang Memengaruhi Pengambilan Pembiayaan dan Efektivitas Pembiayaan Usaha Kecil  pada  Lembaga  Keuangan  Mikro  Syariah  Studi  Kasus  :  KJKS  BMT  Bina
Umat  Sejahtera,  Lasem,  Jawa  Tengah ”,  menjelaskan  bahwa  efektivitas
pembiayaan  dinilai  dengan  melihat  tanggapan  responden  mengenai  prosedur pembiayaan dan dengan melihat dampak pembiayaan terhadap pendapatan usaha
dan  keuntungan  usaha.  Dari  tanggapan  responden  mengenai  prosedur pembiayaan, pembiayaan usaha kecil di KJKS BMT BUS tergolong cukup efektif.
Akan  tetapi,  dinilai  dari  dampak  pembiayaan  terhadap  pendapatan  usaha  dan keuntungan  usaha,  tujuan  pembiayaan  belum  sepenuhnya  tercapai.  Hal  ini
disebabkan  besarnya  pembiayaan  yang  diberikan  tidak  berpengaruh  nyata terhadap peningkatan pendapatan.
Tidak  adanya  pengaruh  yang  nyata  terhadap  perubahan  pendapatan  dalam pembiayaan  lembaga  keuangan  mikro  syariah  menunjukkan  belum  adanya
pengaruh  yang  besar  dalam  meningkatkan  pendapatan  usaha  anggota.  Pengaruh yang rendah ini menunjukkan efektivitas pembiayaan belum sepenuhnya tercapai.
Tidak  efektifnya  kegiatan  operasional  yang  dilakukan  penelitian  terdahulu, memerlukan  adanya  evaluasi  mengenai  kinerja  pembiayaan  lembaga  keuangan
syariah.  Selain  itu  terdapat  perbedaan  hasil  penelitian  terdahulu  yang  meneliti tentang efektivitas pembiayaan yaitu pada hasil penelitian Hidayat 2004, Aryati
2006 dan hasil penelitian Oktavi 2009.
Perbedaan  penelitian  ini  dengan  penelitian  terdahulu,  dapat  ditinjau  dari aspek  studi  kasus  LKMS  yang  mengambil  permasalahan  pada  koperasi  syariah,
bertambahnya  variabel  eksogen  yang  digunakan  untuk  menduga  faktor-faktor yang  memengaruhi  pengambilan  pembiayaan.  Penelitian  terdahulu  mayoritas
menggunakan metode analisis regresi linier berganda, sedangkan dalam penelitian ini  menggunakan  metode  analisis  jalur  path  analysis.  Penelitian  kali  ini
mengkaji  tujuan  dan  alokasi  pembiayaan  anggota  yang  diklasifikasikan  sebagai modal kerja dan investasi.
2.3. Kerangka Pemikiran