Mekanik Menulis Hakikat Keterampilan Menulis Cetrita

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa manfaat menulis adalah sebagai alat komunikasi tidak langsung antara penulis dan pembaca, serta dapat mengembangkan gagasan dan berpikir kreatif untuk mengumpulkan informasi.

e. Mekanik Menulis

Suatu karangan secara umum terdiri atas dua hal, yaitu isi dan bentuk. Isi merupakan sesuatu yang ingin diungkapkan penulisnya. Sedangkan bentuk merupakan unsur mekanik tulisan atau karangan seperti ejaan, pungtuasi kata, kalimat dan alinea. Agar gagasan atau ide yang dituangkan dapat dipahami pembaca, seorang penulis harus memperhatikan hal-hal yang berkaitan dengan unsur-unsur dalam bahasa seperti ejaan, pilihan kata dan kosakata, gaya bahasa, penyusunan kalimat efektif dan pengembangan paragraf. Kelima unsur bahasa tersebut memiliki kedudukan yang amat penting dalam mendukung terciptanya sebuah tulisan yang baik. Adapun kelima unsur-unsur bahasa adalah sebagai berikut: 1. Ejaan Ejaan adalah seperangkat sistem yang digunakan dalam memindahkan bahasa lisan ke dalam bahasa tulis, Atar Semi 1990: 95. Di dalam ejaan ini tercakup sistem penulisan huruf, penulisan kata , penulisan unsur serapan, dan pengguna an tanda baca. Cara menulis ini sudah harus mendapat perhatian pada tingkat permulaan, karena kemampuan yang dicapai ditingkat ini akan menentukan bagi perkembangan dalam kemampuan menulis reseptif-produktif dan produktif. Makin mahir pengetahuan, keterampilan dan kemampuan siswa dalam tehnik menulis, makin mudah siswa dapat mendalami bahasa tulis. Menurut The Liang Gie 2002: 39 menyatakan bahwa bahasa tulis mencakup sejumlah unsur-unsur bahasa yaitu macam-macam huruf daru huruf kecil, huruf besar sampai huruf miring dan cetakan, berbagai kata dari kata dasar, kata turunan, dan gabungan sampai kata tingkatan dan akronim dan aneka tanda baca. Dalam bahasa nasional Indoesia tertib penulisan unsur-unsur bahasa itu harus ditulis secara tepat menurut ketentuan-ketentuan yang berlaku agar gagasan yang disampaikan dapat dimengerti secara jelas oleh pembaca. Bertolak pada beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa ejaan adalah penulisan huruf, penulisan kata, dan pemakaian tanda baca yang sudah menjadi suatu kesepakatan secara bersama yang dapat menimbulkan suatu pengertian bagi para penggunanya. 2. Kata dan Kosakata Penguasaan kosakata sangat penting sebelum seseorang menjadi seorang penulis yang sukses, sebab faktor utama yang mempengaruhi keberhasilan karya tulia adalah kosakata, Johanna B.S.Pantow. 2002: 79. Makna suatu wacana sebagai bentuk penggunaan bahasa, sebagian besar ditentukan oleh kosakata yang digunakan dalam pengungkapannya. Berikut ini akan dipaparkan mengenai konsep kosakata atau perbendaharaan kata. Menurut Sabarti Akhadiah 1988: 83 ada dua syarat pokok dalam memilih kata,, yaitu ketepatan dan kesesuaian. Ketepatan menyangkut makna, aspek logika kata-kata, kata-kata yang dipilih harus secara tepat mengungkapkan apa yang ingin diungkapkan. Dengan demikian pendengar atau pembaca juga menafsirkan kata-kata tersebut tepat seperti maksud kita. Kosakata atau perbendaharaan kata menurut Soejito 1988: 1 adalah a semua kata yang terdapat dalam suatu bahasa , b kekayaan kata yang dimiliki oleh seorang pembicara atau penulis, c kata-kata yang dipakai oleh suatu bidang pengetahuan, d daftar kata yang disusun disertai penjelasan secara singkat dan praktis. Soenardi Djiwandono 1996: 43 mengatakan bahwa penguasaan kosa kata dapat dibedakan dalam penguasaan yang aktif-produjtif dan penguasaan pasif represif. Penguasaan aktif produktif sering dikenal sebagai kosakata aktif, yaitu kosakata yang dapat digunakan seorang pemakai bahasa secara wajar dan tanpa banyak kesulitan dalam mengungkapkan dirinya. Sebaliknya, kosakata yang merupakan bagian dari penguasaan pasif –represif atau disebut kosa kata pasif yaitu seorang pemakai bahasa hanya mampu menggunakan untuk memahami ungkapan bahasa orang lain, tanpa mampu menggunakannya sendiri secara wajar dalam ungkapannya. Dikatakan oleh Burhan Nurgiyantoro 2001: 213 bahwa kosakata adalah kekayaan kata yang dimilki oleh atau terdapat dalam suatu bahasa. Roekhan dan Martutik 1991: 51 menyatakan membaca dapat menambah perbendaharaan kosa kata seseorang. Semakin banyak membaca, semakin banyak pula jumlah kosakata yang dikuasai seseorang. Ditinjau dari jenisnya kosakata terdiri dari : .kata-kata absrak dan konkrit, kata umum dan khusus, kata populer dan kajian, kata baku dan non baku, dan e kata asli dan serapan Soejita, 1988:39. Kata yang mengikuti kaidah bahasa Indonesia yang telah ditentukan atau kata yang mengikuti Ejaan Yang Disempurnakan atau mengikuti Pedoman Umum Pembentukan Istilah dinamakan kata baku. Roekhan dan Martutik 1991: 27 menyebutkan bahwa ada kosakata aktif dan kosakata pasif. Kosakata aktif adalah kosakata yang dipakai dalam keterampilan produktif untuk berbicara dan menulis sedangkan kosakata pasif yang digunakan dalam keterampilan reseptif menyimak dan membaca . Berpijak pada uraian di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa kata adalah kesatuan terkecil yang mengandung ide, yang diperoleh dari bagian-bagian kalimat yang tidak dapat dibagi-bagi lagi menjadi bentuk bebas yang lebih kecil. Kosakata adalah perbendaharaan atau kekayaan kata yang dimiliki suatu bahasa yang dapat digunakan dalam menyusun kalimat untuk berkomunikasi atau menyampaikan pikiran, ide atau gagasan kepada orang lain. 3. Gaya Bahasa Gaya bahasa merupakan langgam bahasa yang digunakan oleh seorang penulis. Tiap penulis memiliki kekhasan sendiri, di mana ciri khususnnya ditandai dengan bentuk kata yang dipakai yang meliputi pemilihan kata dan struktur atau bentuk bahasa. Gaya bahasa merupakan sumber dan daya yang amat penting dalam menulis, karena apabila dipergunakan dengan tepat untuk membuat ekspresi kita akan lebih cepat sehingga akan menghasilkan tulisan yang baik. Dengan demikian gaya bahasa adalah sumber dan daya bahasa yang amat penting yang digunakan oleh seorang penulis untuk membuat ekspresi sehingga akan menghasilkan tulisan yang abaik. 4. Kalimat Menurut The Liang Gie 2002: 7 mengatakan bahwa dalam proses karang mengarang diperlukan bahasa tulis untuk menyangkut gagasan dari pikiran seseorang kepada pembaca, setiap butir ide perlu dilekatkan pada suatu kata , kata-kata dirangkai menjadi ungkapan atau frasa, beberapa frasa digabung menjadi anak kalimat, sejumlah anak kalimat membangun sebuah kalimat. Sabarti Akhadiah 1988: 116 menyatakan kalimat yang baik adalah kalimat yang disusun berdasarkan kaidah-kaidah yang berlaku.. Kaidah – kaidah tersebut meliputi; a unsur-unsur penting yang harus dimiliki oleh setiap kalimat unsur subjek dan predikat; b aturan-aturan tentang ejaan yang disempurnakan EYD; dan 3 cara memilih kata dalam kalimat diksi. Kalimat adalah satuan bahasa terkecil, dalam wujud lisan atau tulisan, yang mengungkapkan pikiran yang utuh. Dalam wujud lisan, kalimat diucapkan dengan suara naik turun dan keras lembut, disela jeda , dan diakhiri intonasi akhir yang diikuti oleh kesenyapan yang mencegah terjadinya perpaduan ataupun asimilasi bunyi ataupun proses morfologis lainnya. Dalam wujud tulisan berhuruf latin , kalimat dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik . , tanda tanya ? , titik dua : , tanda pisah - , dan spasi. Tanda titik, tanda seru sepadan dengan intonasi akhir, sedangkan tanda baca lain sepadan dengan jeda. Spasi yang mengikuti tanda titik, tanda tanya, dan tanda seru melambangkan kesenyapan Hasan Alwi,dkk, 2003: 311. Dengan demikian setiap tuturan berupa kata atau untaian kata yang memiliki ciri-ciri disebutkan di atas pada suatu wacana atau teks berstatus kalimat. Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan kalimat adalah satuan bahasa yang disusun berdasarkan kaidah-kaidah yang berlaku yang diucapkan dengan naik turun dan keras lembut , di sela jeda, serta diakhiri dengan intonasi akhir. 5. Paragraf The Liang Gie 2002: 67 mengatakan bahwa alenia atau paragraf adalah bagian dari karangan, biasanya terdiri dari kalimat, yang merupakan kesatuan pembicaraan. Paragraf merupakan rangkaian suatu kalimat yang mengacu pada masalah, ide pokok. Pokok pikiran pembicara yang sama. Paragraf dikatakan memiliki kesatuan apabila paragraf tersebut hanya mengandung satu gagasan pokok. Paragraf adalah kelompok kalimat yang ditandai dengan baris baru yang ditulis agak menjorok ke dalam sekitar empat atau lima karakter, dan kalimat-kalimat yang tergabung dalam sebuah kelompok itu saling berhubungan dan bersama-sama menjelaskan satu unit buah pikiran yang sejalan dengan buah pikiran seluruh tulisan,Asul Wiyanto, 2006: 13. Dengan demikian paragraf dianggap mempunyai kesatuan bila kalimat-kalimat dalam paragraf tidak terlepas dari topiknya atau sesuai dengan topiknya. Kepaduan paragraf ditandai dengan adanya kalimat-kalimat yang mempunyai hubungan timbal balik. Menurut Sabarti Akhadiah 1988: 144 menyatakan bahwa paragraf adalah inti penuangan buah pikiran dalam sebuah karangan . Dalam paragraf terkandung saru unit buah pikiran, selain itu paragraf yang baik haruslah memenuhi persyaratan adanya kesatuan, kepaduan, dan kelengkapan. Menurut Gorys Keraf 1994: 67 bahwa sebuah paragraf atau alenia yang baik memiliki tiga unsur : kesatuan bahwa semua kalimat yang membina alenia secara bersama-sama menyatakan suatu hal, suatu tema tertentu; Koherensi, kelompok hubungan antara sebuah kalimat dengan kalimat yang lain yang membentuk alenia itu.; dan perkembangan alenia , penyusunan atau rincian dari pada gagasan-gagasan yang membina alenia itu. Dalam perkembangan paragraf, seorang penulis harus menyajikan dan mengoganisasikan gagasannya menjadi satu paragraf yang baik. Paragraf yang baik menurut Sabarti Akhadiah,Maidar G Arsyad dan Sakura H. Ridwan,1987: 149 adalah paragraf yang memenuhi persyaratan kesatuan, kepaduan, dan kelengkapan. Paragraf dikatakan memiliki kesatuan apabila paragraf tersebut hanya mengandung satu gagasan. Dengan demikian, paragraf dianggap mempunyai kesatuan jika kalimat-kalimat dalam paragraf tidak terlepas dari topiknya atau selalu relevan dengan topik. Semua kalimat terfokus pada topik dan untuk mencegah masuknya hal-hal yang tidak relevan. Penulis yang masih dalam taraf belajar sering mendapat kesulitan dalam memelihara kesatuan ini Kepaduan paragraf ditandai dengan hadirnya kalimat-kalimat yang mempunyai hubungan timbal balik. Pembaca dapat dengan mudah memahami dan mengikuti jalan pikiran penulis tanpa hambatan karena adanya loncatan pikiran yang membingungkan. Urutan pikiran yang teratur, akan memperlihatkan adanya kepaduan. Jadi, kepaduan atau koherensi dititikberatkan pada hubungan antara kalimat dengan kalimat. Suatu paragraf dikatakan lengkap, jika berisi kalimat topik atau kalimat utama dan kalimat – kalimat penjelas yang cukup menunjang penjelasan kalimat topik. Oleh karena itu, kalimat-kalimat harus disusun sedemikian rupa sehingga menggambarkan urutan pikiran, yang satu memberikan penjelasan kepada yang lain baik secara induktif maupun secara deduktif. Sebaliknya satu paragraf dikatakan tidak lengkap, jika tidak dikembangkan atau hanya diperlukan dengan pengulangan-pengulangan. Karangan pada hakekatnya adalah akumulasi dari beberapa paragraf yang tersusun dengan sistematis, koheren dan padu. Paragraf merupakan karangan mini, baik paragraf maupun karangan memiliki sebuah maksud. Berpijak pada beberapa pendapat di atas, paragraf adalah bagian dari karangan yang terdiri dari beberapa kalimat yang tergabung dalam sebuah kelompok dan bersama- sama menjelaskan satu unit pikiran yang merupakan kesatuan pembicaraan, yang ditandai dengan baris baru dan ditulis agak menjorok ke dalam sekitar empat atau lima karakter. The Liang Gie, 2002: 4-5 menyatakan bahwa menulis sebagai kegiatan untuk mengungkapkan gagasan melalui bahasa tulis meliputi empat unsur sebagai berikut: gagasan; tuturan; tatanan; wahana; paragraf. a. Gagasan Gagasan dapat berupa pendapat, pengalaman, atau pengetahuan yang ada dalam pikiran seseorang. b. Tuturan Tuturan adalah bentuk pengungkapan gagasan sehingga dapat dipahami pembaca. c.Tatanan Tatanan ialah tertib pengaturan dan penyusunan gagasan dengan mengindahkan berbagai azas, aturan, dan teknik sampai merencanakan rangka dan langkah. d.Wahana Wahana adalah sarana pengantar gagasan berupa bahasa tulis yang terutama menyangkut kosakata, gramatika, dan retorikaseni memakai bahasa secara efektif. Bahasa tulis merupakan kendaraan angkut untuk menyampaikan gagasan seseorang kepada pembaca. Untuk dapat menyampaikan gagasan secara lincah dan kuat, seseorang perlu memiliki perbendaharaan kata yang memadai, terampil menyusun kata-kata itu menjadi aneka kalimat yang jelas, dan mahir memakai bahasa secara efektif. Untuk memiliki berbagai kemampuan itu perlu dipelajari diksi, tata bahasa, dan retorika. Berdasarkan pada beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa mekanik menulis adalah sejumlah unsur-unsur yang menyatu dalam aktivitas menulis yang meliputi: ejaan, kalimat, gaya bahasa, kata dan kosa kata, paragraf, wahana, dan gagasan yang tergabung dalam sebuah kelompok dan memiliki perbendaharaan yang memadai.

f. Jenis-Jenis Karangan

Dokumen yang terkait

Peningkatan Keterampilan Menulis dan Berfikir Kritis Melalui Media Gambar Berseri dengan Metode Pembelajaran Jigsaw Pada Siswa Kelas III SDN Sumberjaya Gondanglegi.

1 18 18

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN SEDERHANA BERBAHASA JAWA DENGAN MEDIA GAMBAR BERSERI PADA SISWA KELAS III SDN POTROBANGSAN 4 MAGELANG

1 22 198

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS CERPEN DENGAN MEDIA GAMBAR BERSERI PADA SISWA Peningkatan Keterampilan Menulis Cerpen Dengan Media Gambar Berseri Pada Siswa Kelas X-1 SMA Negeri 2 Karanganyar.

0 5 16

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS CERPEN Peningkatan Keterampilan Menulis Cerpen Dengan Media Gambar Berseri Pada Siswa Kelas X-1 SMA Negeri 2 Karanganyar.

0 2 16

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI DENGAN MEDIA GAMBAR BERSERI PADA SISWA KELAS V Peningkatan Keterampilan Menulis Karangan Narasi Dengan Media Gambar Berseri Pada Siswa Kelas V SD Negeri 1 Kalangbancar Kecamatan Geyer Kabupaten Grobogan T

0 4 12

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI DENGAN PEMANFAATAN MEDIA GAMBAR BERSERI PADA SISWA KELAS VIID SMP NEGERI 2 SAWIT TAHUN PELAJARAN 2009/2010.

0 2 6

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS CERPEN DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR BERSERI PADA SISWA KELAS X SMA AL-ISLAM 3 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2009/2010.

0 0 9

PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR BERSERI UNTUK PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN PADA SISWA KELAS VI SD PABELAN III TAHUN AJARAN 2009.

0 0 6

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR BERSERI SISWA KELAS V MI ISLAMIYAH WIDODAREN GERIH NGAWI TAHUN AJARAN 2008/2009.

0 0 7

Peningkatan partisipasi dan kemampuan menulis narasi siswa kelas X7 SMAN2 Bantul, Yogyakarta tahun 2008/2009 dengan menggunakan media gambar berseri - USD Repository

0 0 105