penanggulangan Gangguan Akibat Kekurangan Yodium GAKY. Sebagai bahan aneka industri dalam berbagai skala, garam semakin strategis terlebih sejalan
dengan berbagai penemuan ilmu dan teknologi yang menciptakan industrialisasi. Perkembangan industrialisasi secara signifikan menyebabkan permintaan terhadap
garam untuk kepentingan industri meningkat dengan tajam. Hal ini karena garam dengan segala variannya merupakan bahan kimia yang dibutuhkan sebagai bahan
dasar banyak industri.
Pada produksi garam dalam negeri, baik mutu maupun jumlah, sampai saat ini belum dapat memenuhi kebutuhan garam terutama garam sebagai bahan baku
industri sehingga masih diperlukan garam yang bersumber dari impor. Adanya kelebihan permintaan atas komoditas garam ini dipenuhi dengan mengimpor dari
negara lain. Untuk mengatasi permasalahan impor ini maka diperlukan suatu upaya untuk mengetahui perkembangan produksi, konsumsi dan impor garam di
Indonesia selama beberapa tahun terakhir dan faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi volume impor garam di Indonesia. Faktor-faktor yang diduga
dapat mempengaruhi permintaan impor untuk komoditi garam negara yakni, GDP, populasi penduduk domestik, harga garam luar negeri, serta nilai tukar
Rupiah terhadap Dollar Amerika, produksi, dan jumlah industri dengan menggunakan bahan baku garam. Adapun kerangka pemikiran operasional dapat
dilihat pada Gambar 2.3.
2.5 Hipotesis Penelitian
1. Faktor Populasi Domestik memiliki hubungan positif terhadap volume
impor garam. Semakin banyak populasi negara Indonesia maka akan semakin meningkatkan volume impor garam.
2. Faktor Harga Garam Impor memiliki hubungan negatif terhadap volume
impor garam. Semakin rendah harga garam impor maka akan semakin meningkatkan volume impor garam.
3. Faktor Nilai Tukar Riil Rupiah terhadap Dolar memiliki hubungan positif
terhadap volume impor garam. Semakin tinggi nilai tukar Rupiah maka akan meningkatkan volume impor garam.
4. Faktor Jumlah Industri yang Menggunakan Bahan Baku Garam memiliki
hubungan positif terhadap volume impor garam. Semakin banyak jumlah industri yang menggunakan bahan baku garam maka akan semakin
meningkatkan volume impor garam. 5.
Faktor GDP Growth Domestic Product memiliki hubungan positif terhadap volume impor garam. Semakin besar GDP maka emakin
meningkat volume impor garam. 6.
Dummy Negara Australia mempunyai hubungan yang positif terhadap volume impor kedelai. Impor garam dari negara Australia yang semakin
tinggi mengakibatkan peningkatan jumlah volume impor garam ke Indonesia.
7. Dummy Negara India mempunyai hubungan yang positif terhadap volume
impor kedelai. Impor garam dari negara Australia yang semakin tinggi mengakibatkan peningkatan jumlah volume impor garam ke Indonesia.
8. Dummy Negara Selandia Baru mempunyai hubungan yang positif terhadap
volume impor kedelai. Impor garam dari negara Australia yang semakin tinggi mengakibatkan peningkatan jumlah volume impor garam ke
Indonesia.
III. METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Jenis dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder dalam bentuk deret waktu time series periode waktu sepuluh tahun yakni tahun 2001
hingga tahun 2010 dan data cross section untuk perdagangan komoditi garam antara negara Indonesia dengan negara Australia, India, serta Selandia Baru. Jenis
data yang dikumpulkan berupa volume beserta nilai impor garam, harga garam impor, nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika, pendapatan per kapita dan
populasi negara Indonesianegara pengimpor. Data tersebut diperoleh dari berbagai instansi yakni, BPS, World Integrated
Trade Solution WITS, Kementerian Kelautan dan Perikanan, Kementerian Perdagangan, Kementerian Perindustrian, World Bank serta beberapa sumber lain
yakni jurnal atau skripsi penelitian terdahulu dan media cetak.
3.2 Metode Analisis dan Pengolahan Data
Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dan metode kuantitatif. Analisis deskriptif digunakan untuk
menjelaskan gambaran perkembangan produksi, konsumsi, serta impor garam. Analisis secara kuantitatif digunakan untuk menganalisa faktor-faktor yang
mempengaruhi impor garam. Metode ini menggunakan regresi data panel.
3.2.1 Data Panel
Untuk menduga suatu model ekonometrik, diperlukan data contoh untuk melihat adanya hubungan antara variabel bebas dengan variabel tak bebas. Data
panel merupakan bagian dari pengumpulan gabungan dua jenis bentuk data yakni data runtut waktu time series dan data silang cross section . Data runtut waktu
biasanya meliputi satu objekindividu, tetapi meliputi beberapa periode. Data silang terdiri dari atas beberapa atau banyak objek, sering disebut responden
dengan beberapa jenis data dalam suatu periode waktu tertentu. Penggunaan data panel dilakukan bila dalam suatu penelitian ditemukan keterbatasan dalam data
baik dalam bentuk pengamatan waktu time series maupun dalam bentuk