mencapai 200-300 tonhektartahun, demikian pula dengan kandungan NaCl garam impor dari Australia yang mencapai 99 – 99,5 persen.
Dirjen PKKP, 2003
4.2 Konsumsi Garam di Indonesia
Menurut data yang diperoleh dari Kementerian Perindustrian pada tahun 2012, konsumsi garam di Indonesia mengalami peningkatan setiap tahunnya.
Pertumbuhan rata-rata konsumsi garam baik untuk industri maupun konsumsi setiap tahunnya meningkat sebesar 3,1 persen. Pertumbuhan konsumsi garam ini
sejalan dengan peningkatan jumlah populasi penduduk negara Indonesia. Peningkatan populasi penduduk mengakibatkan bertambahnya jumlah kebutuhan
dalam konsumsi garam. Berikut dijelaskan pada Gambar 4.3 serta Tabel 4.2.
Sumber : Kementerian Perindustrian, 2012 Diolah
Gambar 4.3 Grafik Pertumbuhan Konsumsi Garam Indonesia Tahun 2001-2010 Ton
Garam mengandung senyawa Kalium Iodat Garam Beryodium merupakan salah satu nutrisi penting yang harus dikonsumsi secara teratur oleh
manusia. Jumlah garam yang harus dikonsumsi per hari untuk setiap orang kurang lebih adalah sembilan gram. Untuk masyarakat di negara berkembang seperti
Indonesia, garam diperuntukkan untuk memenuhi kebutuhan nurisi serta yodium. Selain untuk memenuhi kebutuhan konsumsi secara langsung, garam digunakan
juga sebagai bahan baku maupun penolong dalam rangkaian proses produksi bidang industri.
500,000 1,000,000
1,500,000 2,000,000
2,500,000 3,000,000
3,500,000
2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010
Tabel 4.2 Populasi, Total Konsumsi Garam Nasional dan Perubahan Konsumsi
Tahun Populasi
Konsumsi Garam Ton Perubahan
2001 219.000.000
2.111.752 - 2002
221.800.000 2.145.000 1,6
2003 224.600.000
2.285.000 6,5 2004
227.300.000 2.485.434 8,8
2005 229.900.000
2.530.992 1,8 2006
232.500.000 2.589.250 2,3
2007 235.000.000
2.706.300 4,5 2008
237.400.000 2.742.000 1,3
2009 239.900.000
2.783.250 1,5 2010
216.200.000 2.870.000 3,1
Perubahan Rata-rata 3,1
Sumber : World Bank dan Kementrian Perindustrian Diolah
Pada dasarnya, terdapat
p
engelompokkan kegunaan dan jenis garam di Indonesia SNI dengan spesifikasi sebagai berikut Ditjen PKKP, 2003
1. Garam Konsumsi
Garam dengan kadar NaCL sebesar 97 persen atas dasar persen berat kering dry basis, kandungan impurities Sulfat, Magnesium dan Kalsium
sebesar dua persen dan kotoran lainnya lumpur,pasir sebesar satu persen serta kadar air maksimal sebesar tujuh persen. Garam konsumsi dipakai untuk
konsumsi langsung oleh tubuh manusia di Indonesia diperkirakan sebanyak 3,5-4 kgtahunorang diproses oleh industri aneka pangan maupun untuk
pengasisnanpengawetan ikan. Berdasarkan rata-rata kualitas kandungan kimia garam produksi dalam negeri Rakyat dan PT Garam dan persyaratan
minimal kualitas, maka produk dalam negeri tersebut hanya dapat memenuhi kelompok kebutuhan garam konsumsi. Kelompok kebutuhan Garam
Konsumsi antara lain untuk konsumsi rumah tangga, industri makanan, industry minyak goreng, industri pengasinan dan pengawetan ikan. Garam
konsumsi ini masih dibagi menjadi tiga jenis : food grade, medium grade dan low grade.
Food atau high grade yaitu garam konsumsi mutu tinggi dengan kandungan NaCl 97 persen, kadar air dibawah 0,05 persen, warna putih
bersih, butiran umumnya berupa kristal yang sudah dihaluskan. Garam
jenis ini digunakan untuk garam meja, industri makanan mutu tinggi, industri sosis dan keju, industri minyak goreng serta industri mentega.
Medium grade yaitu garam konsumsi kelas menengah dengan kadar NaCl 94,7- 97 persen dan kadar air 3 – 5 persen untuk garam dapur, dan
industri makanan menengah seperti kecap, tahu, pakan ternak.
Low grade, yaitu garam konsumsi mutu rendah dengan kadar NaCl 90 – 94.7 persen, kadar air 5 –10 persen, warna putih kusam, digunakan untuk
pengasinan ikan. 2.
Garam Industri Garam dengan kadar NaCl sebesar 97.5 persen dengan kandungan
impurities Sulfat, Magnesium, dan kalsium serta kotoran lainnya yang sangat kecil. Penggunaan garam industri antara lain : industri perminyakan,
industri kulit, industri tekstil, pabrik es, industri Chlor Alkali Plant CAP dan industri Farmasi.
Saat ini penggunaan garam sebagai konsumsi sangat kecil bila dibandingkan dengan penggunaannya sebagai bahan baku untuk pengolahan
industri terutama untuk pabrik pulp dan industri yang membutuhkan banyak chlor dan soda. Menurut kajian PKSPL-IPB 2006,
p
enggunaan garam untuk industri secara nasional diperkirakan mencapai sekitar 1,9 - 2 juta ton tahun,
sedangkan untuk konsumsi hanya membutuhkan sekitar 0,8 juta ton tahun, sehingga kebutuhan nasional akan garam mencapai 2,7 - 2,8 juta ton tahun.
Kekurangan suplai garam terutama untuk industri tersebut dipenuhi dengan impor garam sebanyak kurang lebih 1,7 - 1,8 juta ton tahun. Untuk pengadaan
garam untuk industri seluruhnya berasal dari impor, namun untuk garam konsumsi hanya sebagian kecil saja dari impor.
4.2 Impor Garam di Indonesia