minimum empat bulan. Dengan kata lain, kondisi cuaca sangat berpengaruh pada kenaikan atau penurunan produksi garam, semakin panjang musim kemarau maka
semakin tinggi produksi garam yang dihasilkan pada tahun bersangkutan. Berdasarkan sumber dari Pusat Wilayah Laut dan Sumberdaya Non Hayati
2001, dijelaskan sumber dan teknologi pembuatan garam serta proses produksi sebagai berikut.
4.1.1 Sumber dan Teknologi Pembuatan Garam a.
Sumber Garam
Sumber garam di Indonesia sebagian besar berasal dari air laut dan dalam jumlah yang relatif sangat kecil didapat dari sumber air garam tanah
seperti yang mungkin dijumpai di daerah Purwodadi. Teknologi pembuatan garam dari air laut dilakukan melalui proses penguapan dengan
tenaga matahari solar evaporation. Selama ini garam di Indonesia diproduksi oleh Badan Usaha Milik Negara BUMN dalam hal ini PT
Garam Persero, dan petani-petani garam atau yang dikenal sebagai pegaraman rakyat.
b. Areal Pembuatan Garam di Indonesia
PT Garam Persero memiliki jumlah areal yang relatif luas dan menyatu atau tidak terpencar-pencar. Hal ini memungkinkan untuk menerapkan
system pengelolaan secara korporasi melalui kristalisasi bertahap. Berbeda dengan yang dimiliki oleh petani garam rakyat, dimana meskipun total
area pegaraman rakyat seluruh Indonesia adalah relatif lebih luas namun karena merupakan milik pribadi dengan luas kepemilikan masing-masing
dengan rata-rata kurang dari tiga hektar dan letaknya terpencar-pencar, maka satu tahapan proses produksi dilakukan pada lahan yang sama. Hal
ini tentu saja mempengaruhi kualitas produksi yang dihasilkan.
c. Teknologi Pembuatan Garam
Hampir keseluruhan garam di Indonesia diperoleh dengan Teknologi Penguapan Air Laut dengan Tenaga Sinar Matahari Solar Evaporation.
Dalam jumlah yang sangat kecil diperoleh dari sumber air tanah seperti yang terdapat di Purwodadi-Grobogan, Jawa Tengah. Sedangkan garam
dari deposit dalam tanahtambang garam sampai saat ini belum ditemukan
di Indonesia. Dalam proses pembuatan garam yang bersumber dari air laut, maka factor sumber daya alam dominan, yang berpengaruh baik kualitas
maupun kuantitas garam yang dihasilkan adalah sebagai berikut : 1.
Air laut -
Kandungan garam relatif tinggi dan tidak tercampur aliran muara sungai tawar
- Jernih, tidak tercampur dengan lumpur dan sampah
- Mudah masuk ke dalam areal lading garam
Faktor lokasi berpengaruh secara langsung terhadap kualitas maupun kuantitas penyediaan air laut. Lokasi yang sangat bagus untuk dipilih
adalah yang jauh dari pengaruh air tawar atau muara sungai besar. Tempat yang berdekatan dengan muara sungai akan memberikan air
laut dengan mutu rendah konsentrasi rendah. Adapun lokasi di teluk yang tertutup akan memberikan air laut dengan mutu yang relatif baik
konsentrasi tinggi. Guna menjamin kontinuitas ketersediaan bahan baku, maka lebih baik memilih lokasi yang aliran lautnya tidak
terganggu oleh selat yang sempit, sehingga pasang surut air laut berjalan dengan normal. Pasang surut air laut sangat mempengaruhi
pengadaan air laut bagi lahan-lahan pegaraman, untuk antisipasi dapat dibuat waduk-waduk penampungan air laut tersebut.
2. LahanArealTanah
- Topografi Tanah
Kondisi topografi tanah sangat berpengaruh terhadap pengaturan lay out maupun sirkulasi air di pegaraman. Topografi tanah yang ideal
adalah yang permukaannya landai dengan tingkat kemiringan yang kecil. Ketinggian tanah maksimal tiga meter di atas permukaan air laut
dengan luas minimal satu hektar. -
Sifat Fisis Tanah Tanah harus kedap air sehingga air yang ditampung di atasnya tidak
bocor ke dalam tanah. Tanah liat memiliki tingkat permeabilitas yang kecil tetapi pada kondisi tingkat kelembaban yang rendah akan mudah
retakpecah sehingga tingkat kebocorannya tinggi.
- Kehidupan
Lahanareal yang digunakan sebagai pegaraman sebaknya tida terdapat kehidupan baik flora maupun fauna. Terdapatnya binatang yang
hidup di tanah akan merusak pegaraman, sedangkan tumbuh-tumbuhan akan menghalangi sinar matahari. Dengan demikian kedua hal tersebut
sangat mempengaruhi produktifitas areal. 3.
Kondisi Iklim -
Hujan merupakan faktor negatif Kondisi iklim yang baik adalah memiliki curah hujan yang sngat kecil
antara 1.000-1.400 mmtahun. Musim kemaraunya panjang dan kering minimal 4-5 bulan tanpa hujan berturut-turut.
- Penguapan
Suhu udara yang dimiliki ralatif tinggi dengan penyinaran matahari yang cukup. Memiliki kelembaban udara yang rendahkering sehingga
proses penguapan semakin cepat. 4.
Sumber Daya Manusia Diperlukan jumlah tenaga yang cukup sebagai pelaksana pembuatan
garam, karna pembuatan garam di Indonesia masih belum sepenuhnya menggunakan peralatan mekanisasi.
4.1.2 Proses Produksi
a. Proses Produksi Garam Rakyat
Produksi garam Indonesia dilakukan secara tradisional oleh pembudidaya penghasil garam di tambak rakyat di beberapa daerah
pantai di Indonesia. Garam diproduksi dengan cara menguapkan air laut pada sebidang tanah pantai dengan bantuan angin dan sinar
matahari sebagai sumber energi penguapan. Pemisahan garam dengan pasir dilakukan dengan proses pencucian dengan air laut bersih pada
sebuah bak beton yang kemudian untuk selanjutnya dilakukan penjemuran dalam keadaan cuaca normal memerlukan waktu dua hari
Dirjen PKKP, 2003. Total areal pergaraman rakyat di seluruh Indonesia relatif lebih
luas dan letaknya terpencar-pencar. Luas kepemilikan lahan secara
pribadi rata-rata sekitar kurang dari tiga hektar. PT Garam meskipun luasnya tidak terpencar-pencar, tetapi letaknya menyatu. Oleh karena
itu, system pergaraman rakyat sebagian besar, mengunakan Sistem Kristalisasi Total yaitu satu tahapan proses produksi dilakukan pada
lahan yang sama, sehingga berpengaruh terhadap kualitas produk yang dihasilkan. Permasalahan terkait dalam hal teknologi produksi, mutu
garam yang dihasilkan, penyimpanan, pemasaran, dan pengaruh perubahan iklim yang tidak menentu merupakan sebagian dari masalah
yang harus diperhatikan untuk terjaminnya persediaan garam nasional. Melalui Surat Keputusan Menteri Perindustrian Nomor
77MSK51995, pemerintah berusaha untuk meningkatkan mutu garam rakyat dengan mengeluarkan standar mutu yang dicantumkan
dalam Standar Nasional Indoensia SNI. Upaya peningkatan mutu tersebut anatara lain dengan melakukan pembinaan pembudidaya garam
tentang cara produksi yang baik.
b. Proses Produksi PT Garam
PT Garam Persero merupakan perusahaan peninggalan Pemerintah Belanda. Areal pembuatan garam perusahaan ini berupa
kesatuan lahan yang cukup lusa minimal 1000 hektar sedangkan areal yang dimiliki oleh rakyat atau swasta berupa petak-petak yang relatif
sempit umumnya berkisar 0,5 - 3 hektar. PT Garam menggunakan sistem pembuatan garam sebagai berikut :
a. Tata letak : petakan komplek
b. Luas areal : minimal 100 hektar
c. Pungutan : pungutan garam di atas lantai garam lantai garam
umur 30 hari d.
Umur pungutan garam : 10 hari e.
Cara pungutan : padat karya f.
Pengangkutan dan handing : dump truck, bel conveyor Produktivitas garam PT Garam dan Pergaraman Rakyat masih
relatif rendah dibandingkan dengan produktivitas garam Australia yang
mencapai 200-300 tonhektartahun, demikian pula dengan kandungan NaCl garam impor dari Australia yang mencapai 99 – 99,5 persen.
Dirjen PKKP, 2003
4.2 Konsumsi Garam di Indonesia