memiliki letak yang sesuai dengan peta RBI. Proses penempalan citra dengan peta RBI merupakan salah satu cara dalam melakukan koreksi geometris, dengan cara
rectifikasi image to map. Koreksi ini dilakukan untuk memastikan posisi citra sudah sesuai dengan posisi RBI. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan akurasi
area, arah dan perhitungan luasan, sehingga dapat meminimalkan kesalahan geometris. Proses ini menghasilkan citra yang secara planimetris cukup akurat,
sehingga dapat dianggap ketelitiannya setara dengan peta Baplan 2008. Pada umumnya proses koreksi geometris ini melibatkan perhitungan Root
Mean Squere Error RMSE dengan terlebih dahulu membuat Ground Control Point GCP pada citra terkoreksi dan belum terkoreksi. Akan tetapi, karena data
lapangan berupa koordinat lapang pengamatan dari GPS yang sudah dipetakan dalam bentuk shp sudah tersedia, maka perhitungan RMSE dan pembuatan GCP
diganti dengan meng-overlay citra yang sudah memiliki project UTM 50S dengan RBI dan titik pengamatan lapangan. Hasil yang diperoleh titik pengamatan
lapangan sudah sesuai dengan posisi pada citra dan RBI.
d. Koreksi radiometrik Radiometric enhanchment
Jaya 2010 mengatakan sudah merupakan prosedur umum pada pengolahan citra bahwa untuk kegiatan interpretasi, citra yang akan dicetak atau
yang langsung diinterpretasi pada layar monitor perlu dilakukan penajaman kontras. Hal ini di maksudkan agar tampilan pada masing-masing citra memiliki
kontras yang sama. Perbaikan kontras ada empat macam yaitu perbaikan kontras secara linear,
perbaikan kontras non-linear, perbaikan kontras dengan piswais, dan penyamaan histogram. Dari tiga cara tersebut, perbaikan yang digunakan adalah penyamaan
histogram Histogram equalization. Penyamaan histogram adalah metode penajaman kontras yang tidak linear sehingga distribusi histogram dari pikselnya
mendekati uniform, atau menghasilkan histogram yang mendekati datar. Kontras hasil penajaman ini akan merata diseluruh areal. Kontras meningkat pada puncak
histogram dan menurun pada ujung-ujung histogram Jaya 2010.
e. Pembuatan citra mozaik Mozaik process
Setelah citra tersebut diperbaiki secara geometris dan radiometrik, tahap selanjutnya adalah pembuatan citra mozaik Mozaik Process. Proses ini
merupakan proses penggabungan beberapa citra secara bersama membentuk satu kesatuan satu lembar peta atau citra yang kohesif. Citra baru dapat dimozaik jika
citra yang akan digabungkan memiliki koordinat yang sama, tingkat kontras yang sama dan jumlah band saluran dan panjang gelombang yang sama pula. Ketiga
syarat tersebut sudah dipenuhi pada tahap sebelumnya. Pada penelitian ini tiap satu tahun citra berasal dari tiga citra dengan path-
row berbeda. Sebelum digabungkan ketiga citra tersebut sudah disamakan histogramnya, selanjutnya agar ketiganya memiliki kontras yang sama dilakukan
proses pencocokan histogram histogram matching. Proses ini dilakukan sebelum proses mozaik dijalankan. Dengan memilih menu color corection pada menu file
edit, selanjutnya memilih use histogram matching untuk semua band. Proses ini dilakukan berulang untuk citra pada tiap tahunnya.
Agar hasil setiap mozaik memiliki kontras yang sama pula, maka proses histogram matching juga dilakukan pada citra hasil mozaik untuk tiga tahun
berbeda. Citra mozaik 2005 dihistogram-matcingkan dengan citra mozaik tahun 2012, sedangkan citra mozaik tahun 1997 dihistogram-matchingkan dengan citra
mozaik tahun 2005.
3.3.4. Klasifikasi Tutupan Lahan
Pada penelitian ini klasifikasi dilakukan dengan dua metode yaitu metode visual on-screen digitation dan digital dengan menggunakan metode klasifikasi
terbimbing Supervised classification. Kedua metode ini mengunakan arahan supervisi dari penafsir. Perbedaan cara pengolahan ini dilakukan karena citra
pada tahun 2005 dan 2012 mengalami kerusakan stripping, sehingga terjadi kekosongan nilai digital pada areal yang terkena stripping, walaupun kedua citra
pada kedua tahun ini sudah diperbaiki, namun hasil yang diperoleh nilai digital pada citra tersebut tetap tidak bisa digunakan untuk proses interpretasi secara
digital. sedangkan citra tahun 1997 tidak mengalami gangguan sehingga dapat diolah secara digital.
Setelah proses pra-pengolahan citra kemudian citra tersebut di clipping sesuai batas areal PT. Austral Byna agar citra tersebut mudah diolah karena
menggunakan kapasitas yang lebih kecil. Citra pada tahun 2005 dan 2012 dipotong sebelum citra diolah, sedangkan citra tahun 1997 dipotong setelah
dianalisis secara digital. Hal ini dilakukan untuk menghindari adanya pengurangan luas areal karena perbedaan bentuk raster ke vektor.
a. Klasifikasi secara digital