1.2. Tujuan
Beberapa tujuan yang ingin dicapai pada penelitian ini adalah: 1. Mengidentifikasi kelas tutupan lahan di areal kerja IUPHHK-HA PT.
Austral Byna, 2. Mengidentifikasi perubahan tutupan lahan di areal IUPHHK-HA PT.
Austral Byna pada tahun 1997, 2005 dan 2012, 3. Menghitung laju degradasi hutan dan reforestasi di areal IUPHHK-HA PT.
Austral Byna pada tahun 1997, 2005 dan 2012.
1.3. Manfaat
Bagi perusahaan dan masyarakat sekitar dan didalam hutan areal kerja IUPHHK-HA PT. Austral Byna penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan
untuk mengetahui perkembangan luasan hutan dan bentuk perubahan didalamnya, selain itu hasil dalam penelitian ini juga diharapkan dapat membantu masyarakat
agar perusahaan mengetahui lokasi yang sudah sejak lama dimanfaatkan masyarakat. Sedangkan untuk civitas akademika diharapkan penelitian ini dapat
menjadi bahan masukan untuk melakukan monitoring hutan Indonesia.
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Deforestasi dan Degradasi hutan
Definisi deforestasi dan degradasi hutan berdasarkan Permenhut No.30Menhut-II2009 tentang Tata Cara Pengurangan Emisi dari Deforestasi dan
Degradasi Hutan REDD adalah perubahan secara permanen dari areal berhutan menjadi tidak berhutan yang diakibatkan oleh kegiatan manusia. Sedangkan
Degradasi hutan didefinisikan sebagai penurunan kuantitas tutupan hutan dan stok karbon selama periode tertentu yang diakibatkan oleh kegiatan manusia.
Hanggumantoro 2007 mengungkapkan pada umumnya degradasi hutan yang terjadi pada hutan produksi mengakibatkan kerusakan atau pengurangan luas
hutan produktif terhadap keseluruhan luas kawasan hutan yang akan mempengaruhi produksifitas. Pengurangan ini terjadi karena berkurangnya
kualitas kelas kesuburan lahan atau bonita dan dipengaruhi pula oleh kegiatan pencurian kayu, kebakaran hutan dan hama penyakit tanaman. Selain itu faktor
degradasi genetika yang ditandai dengan bentuk morfologi dari suatu pohon dapat menyebabkan menurunnya kualitas batang dan produksi kayu.
Kanninen et.al 2009 dalam FWI pada penelitian yang dilakukan oleh CIFOR menyebutkan penyebab terjadinya deforestasi dan degradasi biasanya
terjadi karena kombinasi beberapa faktor. Penyebab tersebut dapat terjadi secara langsung dan tidak langsung, keduanya saling berinteraksi dengan cara yang
sangat kompleks dan bervariasi. Ragam penyebab deforestasi dan degradasi hutan diantaranya:
a. Penyebab langsung -
Ekspansi pertanian -
Ekstraksi kayu -
Pembangunan infrastruktur b. Penyebab tidak langsung
- Faktor ekonomi makro
- Faktor tata kelola
c. Faktor lain seperti faktor budaya, demografi dan teknologi
Berdasarkan hasil penelitian CIFOR yang dilakukan oleh Sunderlin 2012 pelaku deforestasi secara umum dapat dikelompokkan menjadi empat kelompok
besar yaitu: a. Petani rakyat yang terdiri dari perladangan berpindah, perambah hutan dan
perkebunan rakyat. b. Faktor kependudukan yang menyebabkan deforestasi dan juga berkorelasi
pada pertani rakyat yaitu transmigrasi dan kepadatan penduduk. c. Kegiatan pembalakan dan industri perkayuan atau yang sekarang lebih
dikenal dengan istilah IUPHHK-HA d. Perkebunan besar dan hutan tanaman industri IUPHHK-HT
Para pelaku dapat beroperasi pada lokasi yang terpisah dan hampir tidak mempunyai hubungan sama sekali, serta dapt juga beroperasi pada lokasi yang
sama. Sebagai contoh peladang berpindah beroperasi di areal hutan produksi termasuk pada pola beropersi pada lokasi yang sama. Sedangkan peladang
berpindah yang tinggal dihutan primer dan tidak mampu dijangkau oleh pelaku usaha dihutan produksi masuk pada pola beroperasi pertama. Kedua pola
beroperasi ini memiliki andil yang sama dalam penuruna jumlah luasan hutan Indonesia walau pada skala berbeda.
2.2. Penginderaan Jauh