bertampalan satu sama lain Purwadhi 2006. Hasil uji separabilitas pada citra landsat TM tahun 1997 disajikan pada Tabel 14.
Tabel 14 Separabilitas citra landsat TM tahun 1997
Kelas 1
2 3
4 5
6 Ladang 1
2000 2000
2000 2000
1999.09
Semak belukar 2
2000 1989.42
1993.76 1999.78
Perkebunan 3
1988.21 2000
1991.94
Tanah terbuka 4
1939.17 1826.65
Awan 5
1931.33
Hutan 6
Uji akurasi klasifikasi dilakukan dengan membuat matriks konjugasi. Pada citra yang diklasifikasikan secara visual citra tahun 2012 uji akurasi berdasarkan
titik observasi yang dicocokan dengan hasil klasifikasi visual. Hasil uji akurasi disajikan pada Tabel 15.
Tabel 15 Hasil uji akurasi citra
Tahun Akurasi
Overall Kappa
2012 91.4
88.6
Nilai keakuratan dapat dilihat berdasarkan kappa akurasi. Secara teoritis nilai kappa akurasi yang mengindikasikan hasil digitasi yang baik adalah diatas
85 Jaya, 2010 .
Nilai kappa akurasi pada klasifikasi visual tahun 2012 yang diperoleh sebesar 88,6. Uji akurasi tidak dilakukan untuk hasil klasifikasi citra
tahun 1997 dan 2005, hal ini dikarenakan dalam mengklasifikasi kedua citra tersebut digunakan informasi berdasarkan kunci interpretasi yang sebelumnya
digunakan pada klasifikasi citra tahun 2012.
5.4. Analisis Perubahan Tutupan Lahan
Penutupan lahan merupakan istilah yang berkaitan dengan jenis kenampakan yang ada dipermukaan bumi. Sedangkan perubahan penutupan lahan
adalah keadaan suatu lahan yang mengalami perubahan pada waktu berbeda baik karena manusia Lillesand dan Kiefer 1990. Analisis perubahan tutupan lahan
pada tahun 1997-2005 dan 2005-2012 dihitung menggunakan matriks perubahan
tutupan lahan. Matrik ini mengandung informasi luas dan bentuk perubahan dari suatu kelas tutupan lahan ke tutupan lahan lainnya.
5.4.1. Perubahan tutupan lahan pada tahun 1997-2005
Hasil analisis menunjukan perubahan terluas tiap kelas tutupan lahan adalah sebagai berikut, hutan pada tahun 1997 menjadi semak belukar di tahun
2005 seluas 9.469,26 ha. Tejadi suksesi pada tanah terbuka menjadi semak belukar seluas 1.440,42 ha. Sedangkan semak belukar berkembang menjadi hutan seluas
6.557,83 ha. Perubahan tutupan lahan dari tahun 1997 sampai dengan tahun 2005 PT. Austral Byna disajikan pada Tabel 16.
Tabel 16 Perubahan tutupan lahan tahun 1997-2005
Tahun 2005
Tutupan Lahan ha
1 2
3 4
5
Total
1997 Hutan 1
148.986,62 2.845,72
1.491,83 9.469,26
3.887,84 166.681,27
Ladang 2
4.949,46 1.891,43
2.168,94 9.145,59
393,89 18.549,29
Perkebunan 3
2.497,91 1.056,55
2.474,86 4.362,98
143,00 10.535,31
Semak belukar 4
6.557,83 719,84
311,23 3.986,73
507,74 12.083,37
Tanah terbuka 5
841,82 376,85
305,09 1.440,42
352,03 3.316,21
Total
163.833,64 6.890,38
6.751,95 28.404,97
5.284,49 211.165,45
Sejak tahun 1997 masyarakat sudah memanfaatkan hutan untuk keperluan perladangan dan perkebunan didalam areal PT. AB. Keduanya mengalami
perubahan tertinggi menjadi semak belukar seluas 9.145,59 ha dari ladang dan 4.362,98 ha dari perkebunan. Hal ini mengindikasikan pemanfaatan untuk
keperluan berladang dan berkebun sebagian besar tidak dilakukan secara permanen.
5.4.2. Perubahan tutupan lahan pada tahun 2005-2012
Dari tahun 2005 hingga tahun 2012 terjadi perubahan tutupan lahan menjadi semak belukar secara besar-besaran. Hal ini dapat dilihat dari luas
perubahan tertinggi pada masing-masing tutupan lahan. Selain dari perubahan tiap kelas tutupan lahan, luas semak belukar pada tahun 2012 juga disebabkan areal
yang tetap menjadi semak belukar tetap tinggi yaitu seluas 19.305,73 ha. Perubahan tutupan lahan dari tahun 2005 sampai dengan tahun 2012 PT. Austral
Byna disajikan pada Tabel 17.
Tabel 17 Perubahan tutupan lahan tahun 2005-2012
Tahun 2012
Tutupan Lahan ha
1 2
3 4
5
Total
2005 Hutan 1
148.430,95 3.520,02
262,24 10.688,45
932,00 163.833,64
Ladang 2
1.182,91 1.470,17
152,60 3.885,53
199,17 6.890,38
Perkebunan 3
505,27 246,29
2.563,72 3.319,60
117,08 6.751,95
Semak belukar 4
8.090,27 526,23
396,74 19.305,73
86,01 28.404,97
Tanah terbuka 5
219,96 126,65
75,82 3.999,66
862,41 5.284,49
Total
158.429,35 5.889,36
3.451,12 41.198,96
2.196,66 211.165,45
Hutan yang telah dimanfaatkan pada tahun 2005 berkembang menjadi semak belukar di tahun 2012 seluas 10.688,45 ha. Tanah terbuka mengalami
suksesi menjadi semak belukar sebesar 3.999,66 ha. Areal yang dimanfaatkan masyarakat untuk kegiatan perladangan dan perkebunan juga berubah menjadi
semak belukar, luas perubahan pada ladang dan perkebunan secara berturut-turut sebesar 3.885,53 ha dan 3.319,60 ha.
5.5. Laju degradasi hutan dan reforestasi