Tabel 10 Distribusi Kelas lereng di Areal Kerja IUPHHK-HA PT. AB
Kode Kelas lereng
Topografi Luasha
A – 8
Datar 53.171
21 B
8 -15 Landai
20.298 8
C 15
– 25 Agak Curam
148.947 58
D 25
– 40 Curam
30.865 12
E 40
Sangat Curam 1.063
1 Jumlah
255.530 100
Sumber: Peta Rupa Bumi Skala 1:50.000 BAKOSURTANAL 1985 dan Hasil Survey Lapangan 1994
4.4. Iklim
Berdasarkan kriteria Schmidt Ferguson, areal IUPHHK-HA PT. AB termasuk dalam tipe iklim A dengan nilai Q berkisar 0
– 13. Jumlah hari hujan tahunan rata-rata adalah 212 hari, tercatat curah hujan terendah terjadi pada tahun
1992 dengan curah hujan hanya 120 hari sedangkan curah hujan tertinggi terjadi pada tahun 1995 dengan 247 hari hujan. Jumlah hari hujan rata-rata bulanan
tertinggi terjadi dalam bulan Desember dan terendah pada bulan Agustus. Sesuai tipe iklimnya, areal IUPHHK PT. AB mempunyai curah hujan yang
tinggi dengan persebaran yang hampir merata sepanjang tahun, artinya tidak terjadi musim kemarau atau bulan kering yang panjang.
Rata-rata suhu udara tertinggi dalam kurun waktu sepuluh tahun 1992 –
2002 terjadi pada bulan Mei yakni 26,8°C Tabel 12. Secara umum daerah ini termasuk lembab, sehingga tidak rawan terhadap kebakaran hutan. Nilai curah
hujan rata-rata dan hari hujan tahunan rata-ratanya disajikan pada Tabel 11. Tabel 11 Keadaan iklim di areal IUPHHK-HA PT. AB
Bulan Curah hujan
mm Hari hujan
hari Suhu
°C Kelembaban
Kec. angin knot
Januari 294
19 26,1
85 0,23
Februari 254
18 26,1
84 0,24
Maret 285
19 26,1
85 0,3
April 325
19 26,1
84 0,26
Mei 283
19 26,8
85 0,2
Juni 141
13 26,5
84 0,2
Juli 170
14 26,9
85 0,2
Agustus 105
11 26,2
83 0,23
September 159
12 26,3
83 0,26
Oktober 251
17 26,7
83 0,26
November 327
20 26,3
85 0,24
Desember 321
22 26,3
85 0,24
Jumlah 2.195
203 -
- -
Rata-rata 183
17 26,3
84,25 0,24
Sumber: Stasiun Bandara Beringin, Muara Teweh 1992 – 2002
4.5. Keadaan Hutan
Hutan areal IUPHHK-HA PT. AB termasuk ke dalam hutan tropika basah dataran rendah. Bentuk vegetasinya merupakan areal berhutan primer, bekas
tebangan dan non hutan dengan luasan seperti disajikan pada Tabel 12. Tabel 12 Luasan setiap bentuk vegetasi di areal IUPHHK-HA PT. AB
Bentuk Vegetasi HP ha
HPK ha HPT ha
Bufferzone Jumlah
Hutan Bekas Tebangan 61.786
24.564 69.013
728 256.091
Non Hutan 38.890
36.246 19.113
141 94.390
Tertutup Awan 2.921
300 1.828
- 5.049
Jumlah 103.597
61.110 89.954
869 255.530
Sumber: PT. Austral Byna 2012
Berdasarkan hasil Invetarisasi Hutan Menyeluruh Berkala IHMB yang dilakukan pada tahun 2009 menunjukkan bahwa sediaan volume tegakan
keseluruhan mulai dari tingkat tiang, pohon kecil dan pohon besar hasil pengolahan spasial pada semua kelompok jenis dan kelas diameter menunjukkan
bahwa kelompok jenis Meranti memiliki potensi terbesar sedangkan yang terkecil terdapat pada kelompok jenis kayu indah.
Kondisi kerapatan tegakan batanghektar dari potensi semua jenis mulai dari tingkat tiang, pohon kecil dan pohon besar berdasarkan kelompok jenis dan
kelas diameter menunjukkan bahwa kelompok jenis Meranti memilik kerapatan terbesar dan kerapatan terkecil pada kelompok jenis kayu di lindungi. Kemudian
kondisi potensi rataan m3hektar keseluruhan tegakan berdasarkan kelompok jenis mulai dari tingkat tiang, pohon kecil dan pohon besar hasil pengolahan
spasial menunjukkan bahwa kelompok jenis Meranti memiliki nilai rataan terbesar dan rataan terkecil pada kelompok jenis kayu Indah.
Untuk kerapatan pada tingkat tegakan, maka tingkat tiang 10 cm ≤ Φ 20 cm mempunyai kerapatan paling besar dan kerapatan terkecil pada tegakan kelas
diameter 40 cm ≤ Φ 50 cm. Sedangkan Untuk potensi rataan tingkat tegakan maka pohon besar Φ ≥ 30 cm memiliki rataan 172,83 m3hektar; pohon kecil
20 cm ≤ Φ 30 cm memiliki rataan 37,34 m3hektar, sedangkan tingkat tiang
29,34 m3hektar. Jenis-jenis kayu komersial di IUPHHK-HA PT. AB antara lain Balau
Shorea atrinervosa, Bangkirai Shorea leavifolia, Binuang Octomeles sp, Cengal Neobalanocarpus heimii, Jabon Anthocepalus cadamba, Kapur
Dryobalanops aromatica, Kapur Naga Callopyllum soullattri, Keruing Dipterocarpus borneensis, Kulim Scodocarpus borneensis, Melapi Shorea
atrinerfosa, Meranti Tembaga Shorea leprosula, Meranti Kuning Shorea hopeifolia, Mersawa Anisoptera curtisii, dan Nyatoh Palaquium scholaris.
4.6. Sosial Ekonomi