Dryobalanops aromatica, Kapur Naga Callopyllum soullattri, Keruing Dipterocarpus borneensis, Kulim Scodocarpus borneensis, Melapi Shorea
atrinerfosa, Meranti Tembaga Shorea leprosula, Meranti Kuning Shorea hopeifolia, Mersawa Anisoptera curtisii, dan Nyatoh Palaquium scholaris.
4.6. Sosial Ekonomi
Di sekitar areal IUPHHK-HA PT. AB terdapat beberapa desa, diantaranya Desa Hajak, Desa Sabuh, Desa Kandui dan Desa Montallat. Kecamatan-
kecamatan yang terletak di dalam dan di sekitar areal PT. AB adalah Kecamatan Montallat, Gunung Timang, Teweh Timur, Teweh Tengah, Gunung Purui dan
Lahei yang termasuk Kabupaten Barito Utara Provinsi Kalimantan Tengah. Jumlah penduduk di kecamatan-kecamatan tersebut pada tahun 2006
adalah 112.091 jiwa terdiri dari 51,75 laki-laki 57.444 jiwa dan 48,75 perempuan 54.647 jiwa yang tergabung dalam 26.296 KK. Berdasarkan luas
wilayah dibanding dengan jumlah penduduk yang ada kepadatan penduduk Barito Utara tergolong jarang, yaitu sekitar 14 orangkm2. Pekerjaan utama sebagian
besar penduduk di sekitar IUPHHK HA PT. AB adalah sebagai petanipeladang dengan persentase 31,56 sebanyak 35.376 jiwa Ramdhan 2011.
4.7. Pengusahaan Hutan
Sistem pemanenan hutan yang diterapkan IUPHHK-HA PT. AB adalah sistem silvikultur Tebang Pilih Tanam Indonesia TPTI, akan tetapi mulai tahun
2007 PT. AB juga melaksanakan sistem silvikultur Tebang Pilih Tanam Indonesia Intensif TPTII Silvikultur Intensif SILIN. Oleh karena itu, sistem yang
diterapkan di PT. AB ini ada dua sistem yaitu TPTI dan TPTII. Sistem pemanenan yang dilakukan di IUPHHK-HA PT. AB adalah sistem
pemanenan secara mekanis, artinya semua kegiatan dilaksanakan dengan menggunakan bantuan mesin. Penebangan dilaksanakan oleh regu tebang yang
terdiri dari satu orang chainsawman dan satu orang pembantu helper. Kegiatan penyaradan dilakukan dengan menggunakan traktor. Pengangkutan dilakukan
setelah penyaradan dan pemuatan. Alat angkut yang digunakan perusahaan untuk kegiatan ini adalah logging truck.
V. HASIL DAN PEMBAHASAN
Citra yang digunakan untuk analisis tutupan lahan terlebih dahulu diperbaiki dan diproses dengan cara yang sama agar menghasilkan tampilan yang
sama pada tiap tahunnya. Gambar 8, 9 dan 10 adalah citra tahun 1997, 2005 dan 2012 setelah dipotong berdasarkan batas areal IUPHHK-HA PT. Austral Byna,
yang telah diperbaiki dan dikoreksi secara geometrik dan radiometrik.
Gambar 8 Citra Landsat TM tahun 1997 PT. Austral Byna.
Gambar 9 Citra Landsat ETM
+
tahun 2005 PT. Austral Byna.
Gambar 10 Citra Landsat ETM
+
tahun 2012 PT. Austral Byna. Ketiga citra tersebut menjadi data dasar dalam melakukan klasifikasi, baik
klasifikasi secara digital maupun visual. Dari Gambar 8, 9, dan 10 dapat dilihat kondisi citra memiliki banyak kandungan awan dan bayangan awan. Kondisi ini
menyebabkan beberapa bagian yang akan dideliniasi tidak dapat dikenali dan sebagian data lainnya tertutup lapisan tipis haze yang menyebabkan daerah
tersebut dimasukkan pada kelas klasifikasi awan. Kelas awan pada ketiga citra seluas 44.192,10 ha, kelas ini tidak digunakan untuk analisis lebih lanjut.
5.1. Klasifikasi Tutupan Lahan