bahwa daya dukung ekologis sebagai tingkat maksimai penggunaan suatu kawasan, 2. Daya dukung fisik suatu kawasan wisata merupakan jumlah
maksimum penggunaan atau kegiatan yang diakomodasikan dalam areal tanpa menyebabkan kerusakan atau penurunan kualitas, 3. Daya dukung
sosial suatu kawasan wisata dinyatakan sebagai batas tingkat maksimum dalam jumlah
dan tingkat
penggunaan, dimana
bila melampauinya
akan menimbulkan penurunanan dalam tingkat kualitas pengalaman atau kepuasan
dan 4. Daya dukung reakreasi merupakan suatu konsep pengelolaan yang menempatkan kegiatan reakreasi dalam berbagai objek yang terkait dengan
kemampuan kawasan. Analisis daya dukung ekologi ditujukan untuk menganalisis jumlah
maksimum wisatawan yang diperbolehkan melakukan kegiatan wisata bahari disuatu kawasan, dalam hal ini kawasan ekosistem terumbu karang tanpa
mengganggu keseimbangan ekosistem tersebut Orams 1999. Daya dukung wisata menunjukan tingkat maksimum pengunjung yang
menggunakan dan berhubungan dengan infrastruktur yang dapat ditampung suatu wilayah. Jika daya dukung melampaui, akan mengakibatkan kemerosotan
sumberdaya di wilayah, mengurangi kepuasan pengunjung dan atau berdampak merugikan pada aspek sosial, ekonomi. Pengertian daya dukung wisata saat ini
meliputi empat komponen dasar yaitu biofisik, sosial budaya, psikologi dan manajerial Angamanna 2005.
Daya dukung lingkungan pulau kecil didasarkan pada pemikiran bahwa lingkungan memiliki kapasitas maksimum untuk mendukung suatu pertumbuhan
biota. Misalnya ikan di laguna tumbuh secara positif jika daya dukung lingkungannya masih lebih besar. Namun, pertumbuhan yang terus menerus akan
mengakibatkan timbulnya kompetisi terhadap ruang dan lahan hingga daya dukung lingkungan tidak mampu lagi mendukung pertumbuhan Bengen dan
Retraubun 2006. Daya dukung lingkungan secara umum dapat diartikan sebagai
kemampuan lingkungan untuk mendukung kehidupan manusia atau benda hidup lainnya. Penulis lain mendefenisikan daya dukung suatu area sebagai
kemampuan area tersebut untuk menopang berbagai penggunaan sumberdaya
kegiatan pembangunan Clark 1992, Sullivan et al. 1995 in Susilo 2006. Yulianda
2007 menyatakan
konsep daya
dukung ekowisata
mempertimbangkan dua hal, yaitu 1 Kemampuan alam untuk mentolerir gangguan atau tekanan dari manusia dan 2 Standar keaslian sumberdaya alam.
Daya dukung dukung kawasan disesuaikan karakteristik sumberdaya dan peruntukan. Misalnya daya dukung wisata bahari kategori diving ditentukan
sebaran dan kondisi terumbu karang serta diasumsikan setiap 2 orang membutuhkan 2.000 atau 200x10 m
2
dan untuk wisata bahari kategori snorkling setiap orang membutuhkan 500 m
2
. Khusus wisata diving luas terumbu karang mempertimbangkan
kondisi komunitas
karang. Persen
tutupan karang
menggambarkan kondisi dan daya dukung karang. Jika kondisi komunitas karang disuatu kawasan baik dengan tutupan 76 , maka luas area diving di terumbu
karang yang dapat dimanfaatkan adalah 76 dari luas hamparan karang Hutabarat et al. 2009.
2.8. Permintaan dan Penawaran Wisata Bahari
Menilai kesesuaian kegiatan wisata bahari disuatu kawasan dapat dilakukan dengan pendekatan supply penawaran atau sediaan dan demand
permintaan wisata Gold 1980. Sediaan wisata merupakan cerminan analisis potensi biofisik dan sosial budaya yang merupakan komponen daya tank potensi
kawasan dipadu dengan faktor kenyamanan ketersediaan akomodasi, sarana pendukung: makanan dan minuman, faktor aksesibilitas jalan raya
berkondisi baik, keteraturan rute perjalanan bus pariwisata dan perahu, pelayanan yang baik promosi daerah tujuan wisata, koordinasi dan kontrol
pengembangan, pelayanan sarana informasi serta fasilitas kesehatan. Pola permintaan demand dari waktu ke waktu dapat terjadi perubahan
sesuai dengan kebutuhan masyarakat saat itu. Pengertian masyarakat disini adalah wisatawan dan masyarakat di sekitar Pulau Sebesi. Douglass 1982
mendefinisikan permintaan sebagai jumlah kesempatan yang diinginkan masyarakat. Permintaan wisata terdiri dari pemanfaatan aktual dari fasilitas yang
tersedia dan permintaan yang tersembunyi karena tidak terlihat dan karena fasilitas yang tidak memadai.
Unsur-unsur dalam permintaan wisata adalah wisatawan dan penduduk lokal yang menggunakan sumberdaya produk dan jasa wisata. Basis utamanya
adalah ketersediaan waktu dan uang pada kelompok tersebut Gunn 2002. Distribusi pendapatan yang lebih merata dan penghasilan yang meningkat akan
mendorong semangkin banyaknya permintaan perjalanan wisata Damanik dan Weber 2006.
Disamping dua tipe permintaan tersebut Gold 1980 menyebutkan adanya tipe permintaan yang tidak disebutkan Douglass yakni permintaan yang
timbul akibat adanya perubahan, misalnya karena adanya promosi. Tipe disebut permintaan terdorong. Ciri-ciri permintaan wisata adalah Yoeti 1990:
1. Terkonsentrasi menurut musim dan daerah tujuan tertentu, 2. Elastisitasnya tinggi, dan 3. Berubah-ubah sesuai dengan motivasi masing-masing individu.
Banyak faktor yang mempengaruhi permintaan pariwisata. Faktor yang utama adalah jumlah penduduk, waktu luang, pendapatan perkapita dan
transportasi. Clawson dan Knetsth in Darusman 1991 mengemukakan bahwa faktor yang dapat mempengaruhi permintaan wisata adalah: 1. Faktor yang
berhubungan dengan pengguna potensial: a. Jumlah total individu yang berada disekitar obyek wisata, b. Distribusi penyebaran geografis daerah konsumen
atau pengunjung potensial yang berkaitan dengan kemudahan atau kesulitan untuk mencapai kawasan, c. Karakteristik sosial ekonomi; umur, jenis
kelamin, pekerjaan, jumlah anggota keluarga dan status pendidikan, e. Pendapatan rata-rata, distribusi pendapatan dart masing-masing individu untuk
keperluannya, f. Rata-rata waktu luang dan alokasinya, g. Pendidikan khusus, pengalaman dan pengetahuan yan g berhubungan dengan wisata,
2. Faktor yang berhubungan dengan tempat wisata supply yaitu a. Keindahan dan daya tarik, b. Intensitas dan sifat pengelolaan, c. Afternatif
pilihan tempat wisata lain, d. Pasilitas akomodasi untuk pengunjung potensial, e. Karakteristik iklim cuaca atau cuaca di obyek wisata, 3. Faktor yang
berhubungan antara pengunjung potensial dan tempat atau obyek wisata yaitu a. Lama waktu perjalanan yang dipedukan dari tempat tinggai ke obyek wisata,
b. Kesenangan atau kenyamanan dalam perjalanan, c. Biaya untuk berkunjung
ke obyek wisata, dan d. Meningkatnya permintaan akan wisata sebagai akibat promosi yang menarik.
Freyer 1993 in Damanik dan Weber 2006 menyatakan bahwa beberapa pertimbangan penting yang dilakukan orang sebelum melakukan keputusan untuk
melakukan perjalanan yaitu 1. Biaya, ini hal yang paling sentral dipertimbangkan dalam mengambil keputusan berwisata, 2. Daerah tujuan wisata, pilihan daerah
destinasi wisata termasuk unsur sentral dalam keputusan berwisata, 3. Bentuk perjalanan, biasanya ada tiga bentuk yakni pertama, berkelompok dalam jumlah
besar dan organisasi oleh biro perjalanan exclusive tourism; kedua, individual atau kelompok kecil misalnya keluarga yang diatur sendiri oleh wisatawan yang
bersangkutan; dan ketiga, gabungan keduanya, 4. Waktu dan lama berwisata, lama berwisata menjadi pertimbangan tersendiri. Dalam hal ini factor ketersediaan
waktu luang dan uang kembali memainkan peranan penting. Bukti-bukti nyata menunjukan betapa waktu luang saat musim liburan menjadi salah satu factor
penentu besar kecilnya arus wisatawan, 5. Penginapan yang digunakan, 6. Modal Transportasi dan 7 jasa-jasa yang lain seperti pemandu, souvenir,
fotografi, perawatan kesehatan dan hiburan.
2.9. Pengembangan Wisata Bahari Berbasis Ekologi
Pengembangan sebagai suatu proses yang membawa peningkatan kemampuan penduduk mengenai lingkungan sosial yang disertai dengan
meningkatnya taraf hidup mereka sebagai akibat dan penguasaan mereka. Dengan demikian, pengembangan adalah suatu proses yang menuju pada suatu kemajuan
Manurung 1998. Tantangan dalam pengembangan wisata bahari adalah memanfaatkan
terumbu karang yang ada secara berkelanjutan tanpa menimbulkan dampak- dampak yang merugikan. Hal ini penting karena kegiatan wisata bahari pada
hakekatnya memadukan dua system yaitu kegiatan manusia dan ekosistem laut dari terumbu karang. Adanya kegiatan wisata bahari sangat tergantung pada
sumberdaya alam diantaranya terumbu karang dan apabila terjadi kerusakan akan menurunkan mutu daya tarik wisata Yulianda 2007.
Setiawati 2000 menyatakan bahwa beberapa hal yang mendasari pemilihan ekowisata sebagai konsep pengembangan dari wisata bahari, yaitu 1.