Matriks Kesesuaian Wisata Bahari Kategori Wisata Diving

Beberapa nilai parameter kesesuaian kegiatan diving seperti jenis lifeform, ikan karang dan tutupan komunitas karang disesuaikan dengan kondisi potensi terumbu karang dan jenis ikan yang menjadi daya tarik wisata bahari berbasis ekologi di wilayah penelitian.

3.5.2.3 Indeks Kesesuaian Wisata

Analisis indeks kesesuaian wisata IKW merupakan lanjutan dari matriks kesesuaian wisata diving dan wisata snorkling. Rumus yang digunakan untuk menghitung indeks kesesuaian wisata Yulianda 2007.   100    Nmaks Ni IKW Keterangan: IKW = Indeks kesesuaian wisata Ni = Nilai parameter ke-I bobot x skor Nmaks = Nilai maksimum dari suatu kategori wisata

3.6. Analisis Nilai Visual Objek Wisata Bahari

Menentukan nilai visual pengembangan wisata bahari berbasis ekologi dengan menggunakan metode Scenic Beauty Estimation SBE. Tahapan yang dilakukan dalam menentukan nilai Scenic Beauty Estimation SBE diawali dengan menentukan titik pengamatan, pengambilan foto, seleksi foto, penilaian oleh responden dan diakhiri dengan perhitungan nilai Scenic Beauty Estimation SBE. Perhitungan nilai visual dengan menggunakan metode Scenic Beauty Estimation SBE dimulai dengan tabulasi data, perhitungan frekuensi setiap skor f, perhitungan frekuensi kumulatif cf dan cumulative probabilities cp Bock dan jones 1988, Daniel dan Boster 1976 in Khakhim 2009. Penentuan nilai Z melalui nilai cp mengunakan Microsoft office excel 2007. Rata-rata nilai z yang diperoleh untuk setiap foto kemudian dihitung dengan rumus Scenic Beauty Estimation SBE sebagai berikut:   100 x Z Z SBE O X X   Keterangan: SBE X = Nilai penduga nilai keindahan objek ke-x Z X = Nilai rata-rata z untuk objek ke-x Z o = Nilai rata-rata suatu objek tertentu sebagai standar Dibuat klasifikasi menjadi tiga yaitu Scenic Beauty Estimation SBE tinggi, sedang dan rendah dengan menggunakan jenjang sederhana simplified rating menurut Hadi 2001 in Khakim 2009.

3.7 Analisis Daya Dukung Kawasan

Analisis daya dukung ditujukan pada pengembangan wisata bahari dengan memanfaatkan potensi sumberdaya pulau-pulau kecil secara lestari. Mengingat pengembangan wisata bahari berbasis ekologi tidak bersifat mass tourism, mudah rusak dan ruang untuk pengunjung terbatas. Metode yang digunakan untuk menghitung daya dukung pengembangan wisatai berbasis ekologi dengan menggunakan konsep Daya Dukung Kawasan DDK. Daya Dukung Kawasan DDK merupakan jumlah maksimum pengunjung yang secara fisik dapat ditampung di kawasan yang disediakan pada waktu tertentu tanpa menimbulkan gangguan pada alam dan manusia Yulianda 2007. Persamaan Daya Dukung Kawasan DDK dalam bentuk rumus : Keterangan: DDK = Daya dukung kawasan oranghari K = Potensi ekologis pengunjung persatuan unit area Lp = Luas area atau panjang area yang dapat dimanfaatkan Lt = Unit area untuk kategori tertentu Wt = Waktu yang disediakan oleh kawasan untuk setiap kegiatan Wp = Waktu yang dihabiskan oleh pengunjung untuk setiap kegiatan Wp Wt x Lt KxLp DDK 