masyarakat perlu dikembangkan lagi dengan melibatkan keseluruhan penduduk Pulau Sebesi, sehingga pengawasan secara mandiri dapat dilakukan oleh
penduduk Pulau Sebesi dan tentunya biaya operasional pengawas juga dapat ditekan.
Selanjutnya , 4. Pengembangan dan pembinaan kelembagaan penduduk Pulau Sebesi untuk mengelola sumberdaya pesisir dan laut Pulau Sebesi.
Umumnya kelembagaan penduduk di Pulau Sebesi yang ada saat ini masih kurang mampu dalam mengatasi berbagai persoalan lingkungan, ekonomi dan sosial
budaya yang ada bahkan masih ada kelembagaan penduduk yang belum nyadarinya. Tujuan utama dalam kelembagaan ini adalah mempersiapkan
kelembagaan di tingkat masyarakat dalam pelaksanaan pemanfaatan sumberdaya wilayah pesisir dan laut Pulau Sebesi. Hal-hal penting yang menjadi pertimbangan
dalam pengembangan dan pembinaan kelembagaan antara lain yaitu; a. Inventarisasi dan evaluasi kelembagaan yang mempunyai kepentingan dalam
masyarakat, wilayah dan sumberdaya, b. Meningkatkan kerjasama dan koordinasi antar lembaga kemasyarakatan, c. Proyeksi pengembangan dan pembinaan
kelembagaan masyarakat Pulau Sebesi, dan d. Memperjelas fungsi dan kewenangan antar lembaga masyarakat.
5.6.3. Peningkatan Sumberdaya Manusia SDM
Rendahnya kualitas Sumberdaya Manusia SDM di Pulau Sebesi tidak hanya terjadi pada penduduk Pulau Sebesi saja, namun juga terjadi pada SDM
instansi terkait. Penduduk Pulau Sebesi, rendahnya kualitas SDM tersebut erat hubungannya dengan rendahnya tingkat pendidikan penduduk Pulau Sebesi baik
pendidikan formal maupun non-formal. Hal ini ternyata ditunjang pula oleh masih rendahnya perhatian pemerintah terhadap pengembangan kualitas SDM Pulau
Sebesi PEMDA Provinsi Lampung 2000. Menurut Rendahnya pendidikan masyarakat pesisir juga berpengaruh
terhadap tingkat kesehatan masyarakat, dan ternyata permasalahannya sama dengan proses pendidikan. secara keseluruhan pengembangan tingkat pendidikan
dan kesehatan tersebut sangat tersendat-sendat karena sangat minimnya sarana dan prasarana pendidikan dan kesehatan yang tersedia di wilayah pesisir. kondisi
ini sangat mencolok terjadi di wilayah pulau-pulau kecil. Arahan yang
direkomendasikan yaitu 1. Meningkatkan sarana dan prasarana pendidikan khususnya Sekolah Dasar SD, SLTP dan SMA Kelautan Pulau Sebesi, 2.
Memenuhi kebutuhan tenaga pendidik sesuai rasio guru–siswa di Pulau Sebesi, 3.
Mengembangkan program
pelatihan keterampilan
penduduk dalam
pengelolaan sumberdaya pesisir dan pulau-pulau kecil khususnya di bidang wisata bahari, seperti a. pelatihan pemandu wisata bahari pada masyarakat, b.
pendidikan bahasa asing kepada pemandu dan pengelolaa wisata bahari, c. Memberikan perlengkapan sarana dan prasarana perlengkapan wisata kategori
snorkling dan diving, d. Pelatihan sertifikasi kelulusan dan ijin resmi selam bagi
pengelolaa wisata bahari, dan e. Pelatihan peduli lingkungan bersih.
5.6.4. Pemberdayaan Masyarakat
Penduduk Pulau Sebesi yang kelangsungan hidupnya sangat bergantung pada pemanfaatan sumberdaya pesisir dan lautan harus menjadi pihak yang paling
berperan dalam pengelolaan sumberdaya khususnya wisata bahari. Program- program yang dikembangkan haruslah program pengembangan mata pencaharian
alternatif bagi masyarakat Pulau Sebesi. Dalam hak pengelolaan, kejelasan hak- hak dan kewajiban penduduk Pulau Sebesi harus dipertegas, sedangkan untuk
mengurangi ketergantungan pada satu komoditas atau ekosistem tertentu, maka perlu dikembangkan alternatif mata pencaharian yang sesuai dengan kemampuan
penduduk Pulau Sebesi dan tuntutan pasar dengan tetap memperhatikan kondisi lingkungan, sosial ekonomi dan budaya masyarakat lokal. Program yang
diusulkan 1. Pengembangan mata pencaharian alternatif bagi masyarakat Pulau Sebesi, 2. Pengembangan teknologi alternatif ramah lingkungan bagi penduduk
Pulau Sebesi, 3. Peningkatan kesadaran masyarakat akan tanggungjawab dalam pengelolaan sumberdaya pesisir dan laut, 4. Peningkatan peran serta lembaga non
pemerintah dalam proses pemberdayaan masyarakat Pulau Sebesi, dan 5. Pembuatan program percontohan pengelolaan untuk tiap jenis kategori
pengelolaan sumberdaya pesisir dan lautan.
5.6.5. Upaya Pencegahan Kerusakan Komunitas Karang
Sesuai dengan analisis kesesuaia kawasan wisata bahari kategori diving dan snorkling harus memperhatikan daya dukung kawasan wisata bahari atau
jumlah maksimum wisatawan dapat ditampung oleh kawasan tersebut tanpa mengakibatkan kerusakan sumberdaya. Daya dukung pengunjung ditujukan pada
pengembangan wisata bahari dengan memanfaatkan potensi Pulau Sebesi. Ruang pengunjung sangat terbatas.
Arahan yang direkomendasikan yaitu 1. Melakukan evaluasipematauan terhadap komunitas karang secara berkala dalam upaya mengetahui daya dukung
kawasan untuk keberlanjuta wisata bahari berbasis ekologi, 2. Sosialisasikan program yang berhubungan dengan pelestarian komunitas karang kepada
masyarakat dan pengunjung. Hal ini dalam rangka menjaga daya dukung kawasan wisata bahari, 3. Memberikan penyuluhan kepada masyarakat akan arti penting
komunitas karang, dampak dan akibat penggunaan alat tangkap yang merusak, 4. Pengendalian atas pembuangan jangkar kapal, dengan cara memasang tambatan
mooring bouys yang lebih tepat di kawasan yang akan dijadikan kawasan wisata bahari.