Upaya Pencegahan Kerusakan Komunitas Karang

6. KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Berdasarkan uraian hasil dan pembahasan, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Kesesuaian kawasan wisata bahari dalam kondisi S2 sesuai untuk kategori diving terdapat Pulau Umang-umang dan Segenom dengan luasan 59.530 m 2 59.530 ha sedangkan kategori snorkling dapat ditemukan di Bangunan, Regan Lada dan Sianas dengan luasan 622.320 m 2 62.23 ha. 2. Daya dukung carryng capacity kawasan wisata bahari kategori diving 2.394 oranghari dan kategori snorkling 2.489 oranghari. 3. Arahan strategi dan kebijakan dalam pengembangan wisata bahari Pulau Sebesi, antara lain: Pengelolaan wisata terpadu, Penguatan peraturan dan kelembagaan, Peningkatan SDM, Pemberdayaan Masyarakat, Upaya pencegahan kerusakan terumbu karang dan Pemanfaatan dan pengelolaan terumbu karang secara optimal.

6.2. Saran

1. Perlu dilakukan penelitian lanjutan yang mengkaji evaluasi sumberdaya terumbu karang untuk wisata bahari kategori diving dan snorkling di Pulau Sebesi. 2. Perlu dilakukan penelitian berikutnya mengkaji kesesuaian kawasan dan daya dukung di bagian barat Pulau Sebesi sehingga nantinya kegiatan wisata bahari dapat dilakukan sepanjang musim. 3. Perlu dilakukan peningkatan kualitas SDM lokal yang berkualitas sesuai dengan tuntutan profesi dalam pengembangan wisata bahari Pulau Sebesi. 4. Pengembangan wisata bahari tidak akan berjalan baik bila dukungan Pemerintah Lampung Selatan yang dituangkan dalam dokumen perencanaan resmi jika tidak diikuti dengan pelaksanaan kegiatan dan pembangunan infrastruktur pendukung wisata bahari. 5. Perlu adanya peningkatan koordinasi dan pelibatan stakeholder dalam pengembangan wisata bahari sebagai upaya meminimalisir terjadinya konflik vertical maupun horizontal. DAFTAR PUSTAKA Adrianto L. 2004a. Menggagas Visi Ekonomi-Ekologi Ekological Economics dalam Perspektif Paradigma Baru Pembangunan Ekonomi dan Lingkungan Menuju Terwujudnya Indonesia Berkelanjutan Sustainable Indonesia. Working Paper 10 Oktober 2004. PKSPL-IPB. Bogor. Adrianto L. 2004b. Pembangunan dan Pengelolaan Pulau-Pulau Kecil yang Berkelanjutan Sustainable Small Islands Develompment and Management. Working Paper. PKSPL-IPB. Bogor. Adrianto L. 2005. Valuasi Ekonomi Sumberdaya Pulau-Pulau Kecil. Working Paper. PKSPL-IPB. Bogor. Adrianto L, Kusumastanto T. 2005. Konsep Pengelolaan dan Perencanaan Wilayah Pesisir dan Lautan. Working Paper. PKSPL-IPB. Bogor. Adrianto L, Damar A, Kusumastanto T. 2005. Tantangan Kebijakan Perencanaan dan Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Laut Teluk Jakarta. Working Paper. PKSPL-IPB. Bogor. Adrim M, Hutomo M. 1989. Speies Composition, Distribution and Abudance of Chaetodontidae along Reef Transects in the Flores Sea. Center for Oseanological Recearch and Devolopment Indonesia Insitut of Science. Ancol Timur Jakarta. Indonesia. Angamanna D. 2005. Ecotourism Development Plan for Anawilundawa Wildlife Sanctuary and Ramsar Wetland. IUCN-Ramsar. Anggraini D. Analisis Potensi Wisata Bahari di Kawasan Taman Nasional Kepulauan Seribu. Provinsi DKI Jakarta dengan Pendekatan Recreation Opportunity Spectrum. Tesis. Sekolah Pascasarjana. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Anwar YR. 2002. Kajian Pengembangan Kegiatan Perikanan Dalam Kerangka Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Lautan Secara Terpadu di Kabupaten Sukabumi-Jawa Barat. Tesis. Sekolah Pascasarjana. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Apriliani 2009. Strategi Rehabilitasi Terumbu Karang Untuk Pengembangan Wisata Bahari di Pulau Mapur Kabupaten Bintan. Kepulauan Riau. Tesis. Sekolah Pascasarja. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Arifin T, Bengen DG, Pariwono J. 2002. Evaluasi Kesesuaian Kawasan Pesisir Teluk Palu Bagi Pengembangan Pariwisata Bahari. J Pesisir dan Lautan 4 2 25-35. Arifin T. 2008. Akuntabilitas dan Keberlanjutan Pengelolaan Kawasan Terumbu Karang di Selat Lembeh Kota Bitung. Disertasi. Sekolah Pascasarjana. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Aronof S.1989. Geographical Information System: A Management Perspective. WDL Publication. Ottawa. Aoyama G. 2000. Pengembangan Eko tourism di Kawasan Konservasi di Indonesia. JICA ExpertRAKATA. Jakarta. Asdy M. 2006. Dampak Pengembangan Wilayah Teluk Palu Sebagai Kawasan Wisata Terhadap Kesejateraan Masyarakat. Tesis. Sekolah Pascasarjana. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Aziz LT. 1998. Sistem Informasi Geografis. Departemen Teknik Geodesi. Institut Teknik Bandung. Badan Pusat Statistik BPS Kabupaten Lampung Selatan. 2007. Lampung Selatan Dalam Angka. Lampung Selatan. Badan Pusat Statistik BPS Kabupaten Lampung Selatan. 2008. Lampung Selatan Dalam Angka. Lampung Selatan. Badan Pusat Statistik BPS Kabupaten Lampung Selatan. 2007. Lampung Selatan Dalam Angka. Lampung Selatan. Baksir A. 2010. Pengelolaan Pulau-Pulau Kecil untuk Pemanfaatan Ekowisata Berkelanjutan di Kecamatan Morotai Selatan dan Morotai Selatan Barat Kabupaten Pulau Morotai Provinsi Maluku Utara. Disertasi. Sekolah Pascasarjana. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Bengen DG. 2001. Ekosistem dan Sumberdaya Alam Pesisir dan Laut. Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Bengen D.G. 2001. Prosiding. Pelatihan Pengolalaan Wilayah Pesisir Terpadu. 29 Oktober - 3 November 2001. Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan. Instititut Pertanian Bogor. Bogor. Bengen DG. 2002. Coastal Resources and Ecosystem and its Integrated and Sustainable Management. Marine Journalist Training Paper. Organized by WWF Wallacea Program. Bali. April 9-11 2002. Bengen D.G. 2003. Definisi, Batasan dan Realitas Pulau-pulau Kecil. Makalah disajikan pada Seminar Sehari Validasi Jumlah Pulau-pulau dan Panjang Garis Pantai di Indonesia. Jakarta.