transek. Keberadaan ikan karang dicatat berdasarkan gambar panduan jenis-jenis ikan karang yang dibawa oleh penyelam dan penentuan jumlah jenis ikan karang
tersebut dilakukan berdasarkan nama latin spesiesnya English et al. 1994.
3.4.4. Data Sosial
Pengumpulan data sosial sebagai bahan analisis persepsi masyarakat, Nilai Visual Objek Wisata Bahari SBE dan penentuan prioritas alternatife
strategi dan kebijakan bagi pengembangan wisata bahari melalui wawancara menggunakan kuesioner lihat Lampiran 14, 15, dan 16. Responden yang diambil
untuk analisis persepsi masyarakat, nilai visual objek wisata bahari berdasarkan teknik purposive sampling lokasi stasiun penelitian sosek lihat Gambar 4. Dalam
penentuan jumlah responden didasarkan pada pendapat atau saran para ahli riset yaitu menyarankan untuk pengambilan sampel sebesar 10 dari populasi atau
minimal 30 orang Azwar S 1999 in Anggaini 2009. Diperoleh responden berjumlah 35 orang yang terdiri dari tokoh masyarakat, pemerintah, pedagang,
nelayan, pemandu wisata, wisatawan dan karang taruna. Responden dalam penentuan prioritas arahan strategi dan kebijakan pengembangan wisata bahari
dipilih secara
purposive sampling
yaitu penentuan
responden dengan
pertimbangan bahwa responden adalah pelaku individu atau lembaga yang mempengaruhi pengambilan kebijakan baik langsung maupun tidak langsung,
responden memiliki keahlian khusus dan dianggap mempunyai kemampuan dan mengerti permasalahan yang terkait dengan pengembangan wisata bahari Pulau
Sebesi. Responden dalam analisis penentuan strategi dan kebijakan dalam
pengembangan wisata bahari berjumlah 11 orang yang terdiri dari unsur pemerintah, masyarakat dan swasta. Responden dari unsur pemerintah di lingkup
pemerintah Kabupaten Lampung Selatan berjumlah 6 orang yaitu Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Lampung Selatan, Kepala Dinas Pariwisata
Seni dan Budaya Kabupaten Lampung Selatan, Kasi Bidang Dinas Perhubungan Kabupaten Lampung Selatan, Sekretaris Bapedalda Kabupaten Lampung Selatan,
Dinas Bappeda Kabupaten Lampung Selatan, dan Kepala Desa Tejang Pulau Sebesi. Responden dari unsur swasta berjumlah 2 orang. Sedangkan responden
dari unsur masyarakat berjumlah 3 orang terdiri dari tokoh masyarakat Pulau Sebesi.
3.5. Analisis Data 3.5.1. Analisis Komunitas Karang
Persentase penutupan karang berdasarkan kategori dan persentase tutupan karang keras lifeform, semakin tinggi persen penutupan karang keras maka
kondisi ekosistem terumbu karang semakin baik. Pengolahan data persentase penutupan karang dengan menggunakan Microsof Office Excel 2007. Data
persentase tutupan komunitas karang diperoleh berdasarkan metode Line Intersept Transect
LIT berdasarkan persamaannya :
Keterangan: N
= Persen penutupan karang li
= Panjang total lifeform ke-i L
= Panjang transek 50 meter Data kondisi penutupan terumbu karang yang diperoleh dari persamaan
diatas kemudian dikategorikan mengacu pada formulasi Gomez dan Yap 1988. Kategori kondisi terumbu karanag berdasarkan persentase penutupan karang dapat
dilihat pada Tabel 4. Tabel 4 Kategori kondisi terumbu karang berdasarkan persentase penutupan
karang keras No Persentase Karang Keras
Kategori 1
0-24.9 Rusak
2 25-49.9
Sedang 3
50-74.9 Baik
4 75-100
Sangat Baik Sumber: Gomez dan Yap 1988
3.5.2. Analisis Kesesuaian Kawasan
Analisis terhadap kesesuaian kawasan ini ditujukan untuk kegiatan wisata bahari berbasis ekologi. Kegiatan wisata bahari berbasis ekologi yang akan
dikembangkan hendaknya
disesuaikan dengan
potensi sumberdaya
dan peruntukannya serta memiliki persyaratan sumberdaya dan lingkungan yang akan
dikembangkan. Analisis kesesuaian kawasan wisata bahari berbasis ekologi
100 x
L li
N